Kematian George Floyd membuat isu rasial di Amerika Serikat menyeruak kembali. Hingga hari ini, kerusuhan terjadi di hampir seluruh negara bagian di Amerika Serikat. Kasus ini benar-benar seperti api dalam sekam, yang tiba-tiba menyala setelah ada hembusan angin.

Kematian George Floyd

Pada hari Senin, 25 Mei 2020 waktu Amerika Serikat, terjadi penangkapan George Floyd, pria kulit hitam Amerika Serikat berusia 46 tahun di Minneapolis. Video penangkapan tersebut beredar luas di media sosial.

Kronologisnya seorang polisi bernama Derek Chauvin melakukan penangkapan dengan berlutut di leher Floyd selama 8 menit dan 46 detik. Tiga menit kemudian, Floyd tidak responsif. Petugas tersebut mengangkat lututnya, dan petugas lin memeriksa denyut nadi di tangan kanan Floyd. Setelah dibawa ke Pusat Medis Hennepin, Floyd dinyatakan meninggal dunia.

Sebelum kematiannya, George Floyd dicurigai petugas menggunakan uang kertas pecahan AS$ 20. Polisi kemudian menangkapnya dan berusaha memasukkannya ke mobil petugas. Menurut polisi, Floyd melakukan perlawanan ketika diborgol. Hingga akhirnya ada polisi yang meletakkan lututnya di leher Floyd.

Sempat terdengar Floyd mengatakan "tolong, aku tidak bisa bernapas" dan "jangan bunuh aku".

Sahabat Stephen Jackson

Mantan pemain NBA Stephen Jackson lantang menyuarakan bahwa empat polisi Minneapolis harus bertanggung jawab atas kematian George Floyd. Jackson dan Floyd sama-sama berasa dari Houston. Mereka sudah lama berteman, hingga Jackson menganggap Floyd sebagai kembarannya.

Jackson berpidato di Balai Kota Minneapolis, Jumat siang waktu setempat. Aktor Jamie Foxx, bintang Minnesota Timberwolves Karl-Anthony Tows juga hadir. Towns tetap hadir meski masih dalam masa berkabung karena ibunya meninggal akibat virus korona pada 13 April lalu.

"Aku tidak perlu lagi menangis," kata Jackson. "Aku sudah cukup menangis. Aku disini untuk satu alasan. Demi kehormatan kakakku."

Derek Chauvin dan tiga polis lainnya ditangkap. Mereka didakwa melakukan pembunuhan terhadap George Floyd. Meskipun sebenarnya penangkapan tersebut dinilai terlambat, hingga akhirnya memicu kerusuhan di hampir seluruh bagian Amerika Serikat.

Reaksi LeBron James dan Komunitas NBA

LeBron James dua kali mengkritik kepolisian di Minneapolis terkait kematian Floyd, lewat unggahan di Instagram pribadinya.

Unggahan pertama pemain Los Angeles Lakers itu menampilkan foto anggota polisi yang menginjak leher Floyd menggunakan lutut, berdampingan dengan foto mantan pemain NFL Colin Kaepernick sedang berlutut yang sempat viral beberapa tahun lalu.

Lewat foto ini, LeBron ingin masyarakat Amerika Serikat mengerti apa yang diperjuangkan Kaepernick pada NFL tahun 2016. Ketika itu Kaepernick yang masih memperkuat San Francisco 49ers memilih berlutut saat lagu kebangsaan Amerika Serikat berkumandang.

Kaepernick berlutut sebagai bentuk protes kekerasan terhadap kulit hitam. Sejak saat itu tidak ada klub NFL yang mau merekrut Kaepernick.

Lalu foto kedua LeBron adalah foto dirinya mengenakan kaus dengan bertuliskan "I Can't Breath". Foto tersebut diambil pada tahun 2014, sebagai sebagai bentuk protes kematian pria kulit hitam Eric Garner di tangan anggota polisi Daniel Pantaleo. Ketika itu Garner meninggal setelah dicekik Pantaleo hingga tidak bisa bernapas.

LeBron tidak sendirian. Beberapa bintang NBA juga terlihat melakukan hal yang sama. Mereka mendukung penangkapan terhadap anggota polisi yang menyebabkan George Floyd meninggal dunia.

Kerusuhan di Hampir Seluruh Negara Bagian Amerika Serikat

Kematian George Floyd memicu amarah warga Amerika Serikat. Hari ini terjadi kerusuhan di beberapa titik.

Ada kejadian vandalisme di kantor berita CNN di Atlanta. Massa bahkan membakar sebuah mobil polisi. Sementara di Brooklyn, massa unjuk rasa terlibat bentrokan dengan petugas kepolisianKemudian ada kerumunan massa yang besar terjadi di sepanjang jalan kota New York. Ribuan demonstran juga menyerbu Barclays Center. Mereka sama sekali tidak menghiraukan himbauan pemerintah mengenai bahaya virus korona.

Di Minneapolis sendiri, pengunjuk rasa melanggar jam malam virus korona. Mereka bahkan membakar kantor polisi. Sementara di Detroit, ratusan demonstran yang bergabung dengan gerakan "March Against Police Brutality" di luar Kantor Keselamatan Publik Detroit.

Di San Jose, para demonstran dengan isu yang sama menutup jalan raya di San Jose selama lebih dari satu jam. Mereka menutup jalan raya San Jose 101 di dua arah lebih dari satu jam pada Jumat waktu setempat. Sekitar 100 pengunjuk rasa memblokade semua ruas jalan di jalan raya dekat akses bebas masuk Santa Clara Street sekitar pukul 15.00.

Tampaknya kali ini kasus kematian George Floyd mendapat perhatian seluruh masyarakat Amerika Serikat. Diperkirakan demonstrasi masih akan belanjut hingga beberapa hari ke depan. (*)

Foto: nbcnews

Komentar