Sekolah dengan Jarak Tempuh Terjauh ke Venue Honda DBL (bagian-3)

Setiap tahun. Perjuangan luar biasa harus ditempuh puluhan ribu student athlete seantero nusantara. Demi berpartisipasi dan menggapai mimpi pada kompetisi basket pelajar terbesar tanah air, Honda Developmental Basketball League (DBL). Terkendala letak geografis menuju venue yang digelar di ibu kota provinsi. Bukan jadi halangan bagi para duta sekolah ini untuk berpartisipasi. Sekaligus membuktikan bisa menggapai prestasi. Walau harus menempuh perjalanan yang tak mudah. Melintas jalur darat, laut, atau udara. Dengan jarak tempuh ratusan kilometer. Dari kota/kabupaten asal mereka. Jauh dari dukungan keluarga dan teman.

Kondisi topografi wilayah pulau Papua belum memungkinkan antar kota atau kabupaten terhubung via jalur darat. Dengan total luas 786 ribu kilometer persegi, sebesar 71 persen wilayah di Papua merupakan hutan hujan tropis yang susah diakses. Hal tersebut disebabkan oleh adanya lembah dan pegunungan tinggi.

Transportasi udara jadi satu-satunya alternatif mobilitas massa. Termasuk warga dari Kabupaten Mimika. Salah satu kabupaten di provinsi Papua. Kabupaten yang memiliki populasi 215.493 jiwa (menurut data sensus 2018) ini dikenal karena keberadaan tambang emas terbesar di dunia yang dikelola oleh PT. Freeport Indonesia.

Untuk menuju ke ibu kota provinsi Papua, Jayapura. Jarak yang harus ditempuh adalah sekitar 480 kilometer. Jarak sejauh itulah yang harus ditempuh tim basket, tim dance, serta ofisial SMAN 1 Mimika. Setiap kali mereka berpartisipasi pada Honda DBL Papua Series, setiap tahunnya.

Mereka harus menempuh perjalanan udara selama 1 jam 10 menit. Dari bandara Moses Kilangin yang terletak di Timika (ibu kota Kabupaten Mimika) menuju bandara Sentani. Dilanjutkan perjalanan darat sejauh 23 kilometer hingga tiba di GOR Waringin, venue Honda DBL Papua Series, yang terletak di Abepura, Kotaraja, Jayapura.

Jarak tempuh sekitar 480 kilometer itu menempatkan SMAN 1 Mimika pada peringkat ketiga sekolah dengan jarak terjauh menuju venue Honda DBL. Setelah tim basket sekolah dari Merauke yang juga sama-sama berkompetisi di Papua Series.

Baca Juga: Tiga Sekolah Merauke Tempuh 664 Kilometer Menuju Honda DBL di Jayapura

Dibandingkan SMAN 1 Merauke dan SMA John 23 Merauke yang punya tradisi juara pada Honda DBL Papua Series, tim basket SMAN 1 Mimika memang belum sekalipun membawa pulang trofi. Baik tim putra maupun tim putrinya. Prestasi terbaik mereka adalah menembus babak perempatfinal persaingan putra pada edisi 2015 silam. Saat itu mereka harus tersingkir oleh SMA John 23 Merauke yang akhirnya keluar sebagai juara Papua Series.

Walau demikian, antusias mereka tetap diacungi jempol. Lantaran nyaris tak pernah absen berpartisipasi di Honda DBL Papua Series sejak 2010. Mereka hanya absen pada gelaran pertama tahun 2009. Padahal, demi berpartisipasi pada kompetisi basket pelajar terbesar tanah air ini mereka menempuh jarak jauh dan membutuhkan biaya yang tak sedikit.

Prestasi membanggakan yang dicatatkan SMAN 1 Mimika di pentas Honda DBL Papua Series justru ditorehkan oleh tim dance-nya. Yang sukses menjadi juara pada gelaran UBS ZooMee Dance Competition 2015.

Saat itu mereka menjadi yang terbaik, setelah sukses menyisihkan para finalis lainnya, yakni SMAN 4 Jayapura, SMA Taruna Bhakti Jayapura, SMKN 3 Jayapura, dan SMAN 1 Merauke.

Prestasi itu kembali mereka ulangi pada UBS Gold Dance Competition 2018. Dimana tim dance SMAN 1 Mimika kembali menjadi yang terbaik setelah menyisihkan empat finalis lainnya yang semuanya berasal dari Jayapura, yakni SMAN 1 Jayapura, SMAN 4 Jayapura, SMAN 2 Jayapura, dan SMA Taruna Bhakti Jayapura.

Sayang, pada gelaran 2019 kemarin, tim dance SMAN 1 Mimika gagal mempertahankan gelar. Namun, mereka tetap membawa pulang trofi, setelah menyabet peringkat ketiga. (*)

Foto: DBL Indonesia

Komentar