“Nike mengharapkan bisa mendapatkan AS$3 juta dari lini Air Jordan dalam empat tahun ke depan. Di tahun pertama, kami sudah berhasil meraup AS$126 juta.”

Kalimat ini keluar dari mulut David Falk, manajer Michael Jordan, saat menjelaskan tentang awal mula kerja sama antara MJ dengan Nike. Dalam episode 5 “The Last Dance” pembahasan tentang perjalanan lini Air Jordan memang dijelaskan. Meski tidak mendapat penjelasan yang cukup rinci, cerita dalam episode tersebut sudah cukup menggambarkan keseluruhan kondisi saat itu.

Proserv, firma manajemen tempat Falk bekerja biasa menangani atlet-atlet olahraga tunggal seperti tenis, tinju, golf. Dalam prosesnya, Proserv biasa mendapatkan kesepaktan dengan pihak ketiga untuk membuat barang edisi khusus atlet yang mereka wakili. Seperti raket tenis, sarung tinju, hingga alat cukur.

Hal itu pula yang berusaha ia terapkan dengan MJ. Kala itu, belum ada pemain basket yang mendapatkan perlakuan seperti atlet dari olaharaga individu tersebut. MJ sebagai salah satu ruki dengan talenta terbaik pun berusaha “ditawarkan” oleh Falk ke berbagai produsen perlengkapan olahraga. Hal pertama yang berusaha ia dapatkan untuk MJ adalah sepatu edisi khusus (signature shoes).

Kala itu, Converse adalah sepatu utama andalan para pemain NBA. Legenda-leganda NBA seperti Magic Johnson, Larry Bird, dan Bernard King menggunakan sepatu ini. Namun, tak satupun dari mereka mendapatkan sepatu edisi khusus. Saat Falk menawarkan MJ ke Converse, tanggapan pun serupa. Mereka tak akan memberi MJ sepatu edisi khusus.

MJ pribadi dalam film tersebut mendaku ingin bergabung dengan Adidas. Sayangnya, Adidas saat itu sedang dalam kondisi yang tidak baik sehingga sulit untuk mencapai kesepakatan dengan MJ. Falk yang memiliki koneksi dengan Nike lantas berusaha merayu MJ untuk bergabung dengan Nike. Nike yang kala itu belum sebesar sekarang pun lantas berupaya sebaik mungkin agar MJ mau bergabung dengan mereka.

Sesuai dengan meme-meme yang beredar di internet, Falk dan Nike rasanya harus berterima kasih kepada Deloris Jordan, Ibu dari MJ. Deloris merayu Sang Anak untuk mau mendengarkan penawaran Nike dan akhirnya menerima tawaran tersebut. Terbitlah Air Jordan yang hingga sekarang menjadi salah satu sepatu paling laris di dunia.

Kembali ke kutipan di awal artikel ini, Nike sendiri tak berharap banyak kepada ruki MJ. Pun demikian, mereka menunjukkan kepercayaan penuh kepada MJ dengan memberinya kompensasi sekitar AS$250 ribu per tahun. Angka ini muncul di episode 5 tersebut. Saat itu, rata-rata pemain NBA mendapatkan bayaran sebesar AS$100 ribu per tahun.

Namun, dalam laporan terbaru Forbes, kesepakatan awal MJ dengan Nike bernilai lebih dari itu. Kontrak pertama mereka memiliki durasi lima tahun dengan bayaran per tahun mencapai AS$500 ribu. Harapan pertama NIke, mereka dapat meraup penjualan senilai AS$3 juta di akhir tahun keempat kontrak. Kenyataanya, mereka mendapatkan AS$126 juta hanya di tahun pertama.

MJ benar-benar mengubah lajur ekonomi Nike. Pada pertengahan dekade 80-an, Adidas memiliki pendapatan 50 persen lebih besar dari Nike. Reebok yang baru muncul di permukaan sendiri memiliki “hype” yang lebih besar dari Nike. Sedangkan Converse, sudah terlalu besar di skena sepatu basket kala itu.

Seiring keberhasilan tahun pertama MJ dengan Nike yang terus berlanjut, Nike memutar keuntungan mereka untuk mengajak bintang-bintang lain bergabung dengan mereka menggunakan pendekatan yang nyaris serupa dengan MJ. Mendiang Kobe Bryant yang sempat bersama Adidas merapat ke Nike. Lalu berturut LeBron James, Carmelo Anthony (Jordan Brand), Kevin Durant, Kyrie Irving, hingga calon-calon bintang NBA, Luka Doncic dan Zion Williamson kini bersama Nike.

Secara keseluruhan pasar, Nike memiliki 86 persen pasar sepatu basket performance. Di kategori sepatu basket untuk gaya hidup (lifestyle), Nike malah lebih dominan lagi dengan 96 persen kekuasaan pasar. Di NBA 2019-2020, 77 persen pemain menggunakan Nike. Hasil survey dari para pemain pun menunjukkan 9 dari 10 bentuk sepatu terfavorit NBA 2019-2020 adalah Nike.

Statistik di atas berbanding lurus dengan pendapatan Nike dan MJ. Dalam periode Mei 2018 hingga Mei 2019 (data paling baru), MJ mendapatkan bayaran dari Nike senilai AS$130 juta. Ia jadi pemain dengan bayaran perjanjian sepatu terbesar dan MJ terakhir kali bermain di NBA pada 2003. LeBron James berada di urutan kedua dengan AS$32 juta. Kevin Durant mengikuti dengan AS$26 juta sedangkan Stephen Curry, wajah utama Under Armour, mendapat bayaran AS$20 juta.

Di periode yang sama, Jordan Brand memperoleh pendapatan AS$3,1 milyar. Secara keseluruhan Nike, memang angka tersebut hanya mewakili delapan persen pendapatan mereka. Akan tetapi, secara rasio pertembuhan, pendapatan Jordan Brand tersebut sudah 10 persen tumbuh lebih cepat dari keseluruhan pertumbuhan divisi Nike. Pendapatan Nike sendiri dalam periode tersebut adalah AS$40 milyar. Jumlah tersebut 60 persen lebih tinggi dari Adidas. Jika dihitung sejak kedatangan MJ di Nike, maka pendapatan Nike sudah meningkat 43 kali lipat. Kapitalisasi pasar Nike keseluruhan bernilai AS$136 milyar yang setara tiga kali lipat lebih besar dari Adidas.

Nike kini tercatat sebagai salah satu perusahaan paling berharga di dunia. Di sisi lain, MJ dengan catatan kekayaan AS$2,1 milyar adalah orang terkaya ke-1.001 di dunia. Kekayaan MJ tak semuanya berasal dari Nike. Kepemilikan 70 persen saham Charlotte Hornets menjadi andil besar kekayaannya selain iklan-iklan lain.

Masih di episode yang sama, MJ tahu betul mengapa kerja sama dirinya dan Nike bisa berhasil. Rahasiannya cuma satu, performanya di lapangan. Jika saja MJ ia hanya menghasilkan catatan 2 poin dan 4 rebound per gim, ia tidak akan menjadi sosok yang penting di NBA. Performa tersebut datang dari mana? Determinasi dan fokus tinggi MJ dalam mempersiapkan dirinya menghadapi musim dan pertandingan-pertandingan di dalamnya.

MJ, Nike, dan Jordan Brand tampak belum akan mengendur. Bahkan, di tengah pandemi ini, diperkirakan angka penjualan mereka tetap akan tinggi, lebih tinggi dari pencapaian di periode sebelumnya.

Michael Jordan dan Nike, berawal dari sebuah pertemuan yang didatangi dengan setengah hati, kini berujung pada dominasi pangsa pasar sepatu dunia. 

Foto: NBA, Nike

 

Populer

Belum Terkalahkan di Musim Awal, Thunder dan Cavaliers Kenang Laga Final
Alasan Rudy Gobert Ribut dengan Christian Braun Usai Kena Dunk
Draymond Green Tak Setuju dengan Ide Joe Mazzulla
Doc Rivers Bisa Membuat Bucks Kehilangan Giannis Antetokounmpo
Victor Wembanyama Cetak Rekor Langka 5x5 Kedua Kali
Poin Pertama Bronny Membangkitkan Kenangan LeBron James
Paolo Banchero Menantang Rekan-rekannya Saat Dia Absen
Joel Embiid Murka Disebut Tidak Serius Bermain untuk Sixers
Pentingnya Peran Luke Loucks Dalam Tiga Kemenangan Beruntun Kings
Dennis Schroder Masih Terbawa Suasana World Cup dan Olimpiade