Polemik antara NBA G League dengan NCAA terus memanas. Meski G League melalui presiden mereka, Shareef Abdur-Rahim, telah menyebut bahwa G League tak berusaha menyaingi NCAA, pergerakan mereka di dunia nyata tak demikian. Setidaknya, itu yang dilihat langsung oleh legenda NBA yang kini menjabat sebagai Kepala Pelatih Univeristy of Memphis, Anfernee Hardaway.
Pria yang akrab disapa Penny ini tidak menahan semua pemikirannya mengenai fenomena yang terjadi di G League sekarang ini. Dalam video tanya-jawab yang dirilis University of Memphis, Penny menilai pendekatan yang dilakukan G League kepada pemain-pemain SMA sudah sangat melewati batas. Pendekatan yang signifikan itu pula yang membuat pemain-pemain SMA mencabut komitmen mereka dengan kampus terkait.
“Saya tidak berpikir bahwa G League dibuat untuk hal ini atau mungkin saja saya salah. Maksud saya adalah mereka sekarang merekrut pemain yang sudah berkomitmen melanjutkan karier di level kampus dan bukannya merekrut pemain yang baru akan bermain di basket antarkampus (belum memiliki komitmen),” buka Penny.
“Saya kira mereka (G League) adalah organisasi yang akan menampung para pemain yang 100 persen tak ingin bermain di level kampus atau yang ingin mencoba karier di luar negeri. Jika pemain ada di dua kategori ini, maka G League memang tempat yang tepat,” terusnya.
“Namun sebaliknya, G League justru merekrut pemain yang sudah memiliki komitmen dengan kampus tertentu. Mereka mendakati orang tua pemain-pemain ini dan akhirnya pemain tersebut mengingkari komitmennya. Rasanya ini seperti sebuah upaya pembajakan pemain dan saya tidak setuju dengan semua cara ini,” tutup Penny.
Kekecewaan Penny mungkin terlihat bias mengingat Jalen Green, pemain pertama yang memutuskan ke G League dari bangku SMA adalah pemain yang sudah berkomitmen dengan tim yang ia latih. Ya, jauh sebelum keputusan bermain di G League, Jalen sudah berkomitmen untuk membela University of Memphis. Akan tetapi, iming-iming pendapatn hingga AS$1 juta diakui langsung oleh Jalen membuatnya berubah pikiran.
Namun ternyata, ucapan Penny tak bias. Mundur di bilangan 2018, saat G League masih dikepalai oleh Malcolm Turner dan program ini pertama kali diperkenalkan, rencana awalnya memang tak demikian. Turner kala itu menyebut bahwa G League tidak akan mengejar atau merekrut pemain yang sudah memiliki komitmen dengan almamater tertentu. Tetapi, Turner kini sudah tidak ada lagi di G League dan mungkin saja rencana itu telah berubah.
Fakta lainnya adalah, selain Jalen, dua bintang muda lainnya yang sudah mengumumkan keputusan mereka untuk bergabung ke G League, Isaiah Todd dan Dasihen Nix, juga memiliki cerita yang sama dengan Jalen. Todd sudah memberikan komitmennya untuk University of Michigan sedangkan Nix dengan University of California Los Angeles (UCLA). (DRMK)
Foto: NBA