Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), pengertian fundamental adalah sesuatu yang mendasar dalam suatu hal. Istilah fundamental banyak digunakan dalam berbagai bidang, termasuk salah satunya di olahraga bola basket.

Fundamental merupakan pondasi dari setiap individu yang bermain bola basket. Dalam pembelajaran fundamental, yang harus ditekankan tentang “bagaimana caranya” fundamental dan “kenapa harus” belajar fundamental dibanding hanya sekedar melakukan gerakan fundamental.

Tanpa fundamental yang kuat, mustahil anak didik menjadi pemain basket yang berkualitas. Bahkan, dalam buku Long Term Athelete Development (LTAD) Canada dicontohkan bahwa pada level tertinggi, berlatih untuk merebut kemenangan, masih tetap dilakukan latihan fundamental, tetapi dengan persentase yang berbeda.

Terdapat dua kategori fundamental di olahraga bola basket, yaitu“fundamental movement skills”dan“fundamental basketball skills”. Fundamental movement skills berhubungan dengan gerak tubuh seperti kelincahan, keseimbangan, koordinasi gerak tubuh, dll. Sedangkan fundamental basketball skills berhubungan dengan kemampuan olahraga basket secara lebih spesifik, seperti menembak, mengumpan, lantun bola, serangan, dan bertahan.

Metode pengukuran kualitas fundamental basketball skills dapat dilakukan dengan bantuan statistik (statistik traditional atau statistik tingkat lanjutan) dan tracking.

Statistik 

Pelatih dapat melihat kualitas fundamental basketball skills melalui box score. Fundamental lantun bola dapat dilihat pada bagian turnover (TOV). Fundamental mengumpan dapat dilihat pada bagian turnover (TOV) dan asis. Fundamental serangan, meskipun masih belum secara  detail, dapat dilihat pada bagian persentase keberhasilan (FG%), baik itu dua angka (2P%) atau tiga angka (3P%), dan persentase tembakan bebas (FT%). Fundamental bertahan dapat dilihat pada bagian defensive rebound, steal, block, dan personal foul.

Pengukuran melalui box score statistik traditional dapat dikembangkan ke statistik tingkat lanjutan, seperti  FG% dikembangkan menjadi eFG%, TOV dikembangkan menjadi persentase turnover, efisiensi tembakan (TS%), rebound dikembangkan menjadi persentase rebound (offensive atau defensive rebound).

Pengukuran fundamental basketball skills dengan menggunakan statistik lanjutan akan lebih tercermin secara lebih detail, namun para pelatih harus terlebih dahulu mengerti tentang variabel yang membangun perhitungan statistik lanjutan tersebut.

Sebagai contoh: persentase turnover merupakan statistik lanjutan dari turnover. Variabel yang membangun persentase turnover adalah turnover dan penguasaan. Jadi dengan menggunakan persentase turnover, maka pelatih dapat mengetahui turnover pemain dari setiap penguasaan yang diperoleh. Selain itu, yang harus diketahui para pelatih, bahwa perhitungan penguasaan pemain terdapat dua metode, yaitu dengan menggunakan metode secara umum atau menggunakan metode Dean Oliver. 

Tracking 

Tidak semua kualitas fundamental dapat tercermin di statistik, baik itu traditional maupun lanjutan. Tracking merupakan cara untuk mengatasi masalah kualitas fundamental yang tidak tercermin di statistik. Tracking sifatnya tidak terbatas, para pelatih bias mendapatkan data apa pun yang dibutuhkan dengan tracking asal memiliki niat yang lebih.

Contoh dari tracking, yaitu peta tembakan (shot chart). Ketika statistik hanya membahas tentang efektivitas tembakan (tembakan masuk dan upaya tembakan), peta tembakan membuat selangkah lebih maju dengan melacak lokasi tembakan setiap pemain. Dengan peta tembakan, para pelatih dapat merencanakan dan memaksimalkan fundamental serangan yang efektif.

Pengukuran kualitas fundamental basketball skills dapat menggunakan dua alat bantu, yaitu statistik dan tracking. Kedua alat bantu tersebut saling melengkapi, jika statistik masih belum mengambarkan secara detail, maka digunakan tracking untuk menutup kelamahan dari statistik. Dengan mengukur kualitas fundamental basketball skills melalui statistik dan atau tracking diharapkan perencanaan untuk pembuatan program latihan dapat tepat sasaran, bukan dibangun berdasarkan asumsi. (*)

Foto: Hariyanto

Komentar