Dampak panjang dari pandemi virus korona semakin terasa. Seiring belum juga adanya kebijakan yang pasti dari pemerintah, banyak sektor kehidupan mulai harus melakukan penyesuaian. Sama halnya di basket profesional Indonesia, tim-tim yang berlaga di Indonesian Basketball League (IBL) pun harus mulai menemukan jalan terbaik untuk semua pihak.
IBL sendiri sudah memutuskan penundaan sejak 13 Maret 2020 hingga waktu yang tidak ditentukan. Dalam prosesnya, IBL dan para pemilik tim telah melakukan rapat dan menyasar September sebagai waktu untuk melanjutkan musim. Tentunya dengan catatan jika pandemi ini sudah teratasi dengan baik.
Seiring rencana tersebut, tim-tim IBL pun mulai memikirkan berbagai opsi, terutama untuk mengatasi biaya operasional. Dua tim asal Surabaya, Pacific Caesar dan Louvre sudah berencana akan melakukan pemotongan gaji kepada pemain-pemainnya selepas bulan Maret. Di sisi lain, tim-tim seperti Satya Wacana Salatiga dan Satria Muda Pertamina Jakarta mendaku belum akan melakukan penyesuaian berupa pemotongan gaji kepada pemainnya.
Langkah Satya Wacana dan Satria Muda lantas diikuti oleh Bank BPD DIY Bima Perkasa. Setelah melakukan rapat internal, Bima Perkasa memutuskan untuk tidak akan melakukan pemotongan gaji pemain. Manajemen tidak ingin perekonomian para pemain terganggu selama turut menekan penyebaran virus korona dengan beraktivitas di rumah. Namun, manajemen meniadakan tunjangan seperti Tunjangan Hari Raya (THR) yang tiap tahun selalu diberikan. Kebijakan ini sudah disampaikan ke para pemain pada Senin, 13 April 2020.
"Sampai saat ini belum ada rencana pemotongan. Namun, karena pendapatan menurun cukup signifikan, maka kami buat kebijakan tidak ada THR dan tunjangan. Kami berharap dengan tidak ada pemotongan ini aktivitas perekonomian pemain dan staf tidak terganggu lalu bisa di rumah saja, jaga kebugaran, hidup sehat, dan sederhana," papar pemili Bima Perkasa, dr.Edy Wibowo dalam rilis resmi.
Manajer Bima Perkasa, Dyah Ayu Pratiwi menyambung dr.Edy Wibowo. Ia membeberkan manajemen telah memikirkan kebijakan ini dengan banyak pertimbangan, salah satunya adalah kemanusiaan dan lalu dieksekusi dengan matang. "Kebijakan saat ini kami ambil dengan harapan pandemi bisa segera berakhir dan tentunya evaluasi ini akan kami jalankan terus melihat perkembangan," ujarnya.
Selain bijak memutuskan persoalan gaji pemain, manajemen juga akan terus memantau perkembangan pandemi terlebih dulu sebelum kembali bersiap menghadapi kelanjutan kompetisi pada September mendatang. Pasalnya kompetisi rencananya akan berlanjut dengan format sama, yakni dengan tiga pemain asing dan penonton. "Maka akan sangat bergantung pada kondisi baik di dalam negeri maupun negara asal pemain asing. Kami akan terus memantau situasi terlebih dulu," sambung manajer tim yang akrab disapa Tiwi itu.(DRMK)
Foto: Hariyanto