Jakarta, 13 Mei 2016 – Indonesian Basketball League (IBL) musim 2015-2016 siap memasuki babak Playoffs. Babak post-season ini akan berlangsung di Britama Arena, Mahaka Square, Kelapa Gading, tanggal 15 hingga 29 Mei 2016 yang diikuti oleh 8 klub, yakni CLS Knights Surabaya, Pelita Jaya Energi Mega Persada Jakarta, M88 Aspac Jakarta, Garuda Bandung, Satria Muda Pertamina Jakarta, Stadium Happy 8 Jakarta, Hangtuah Sumsel, dan Satya Wacana Salatiga.

Tidak hanya babak playoffs untuk IBL, Woman’s Indonesian Basketball League (WIBL) juga memasuki babak Grand Final, yang akan mempertemukan Surabaya Fever versus Tomang Sakti Merpati Bali (menggunakan format the best of three).

CLS Knights Surabaya sebagai pemuncak klasemen di regular season musim ini akan ditantang oleh Satya Wacana Salatiga (peringkat 8), tim yang untuk pertama kalinya mencatatkan sejarah lolos ke zona PlayOffs di musim ini.

Meski kalah 3-0 pada pertemuannya di awal musim, bukan berarti tim asuhan Efri Meldi tersebut akan menyerah begitu saja saat bertemu CLS di first round. Tekad bulat untuk lolos ke semifinal pun diusung sang pelatih, yang musim ini masuk dalam nominasi Coach of The Year bersama dua pelatih lainnya yakni Fictor Gideon Roring (Garuda Bandung) dan juga rivalnya Wahyu Widayat Jati (CLS Knights Surabaya).

“Saya sudah menganalisa kekuatan lawan, mereka sangat cepat dalam melakukan transisi serangan balik. Meski CLS di atas kertas diunggulkan, bukan berarti kami akan gugup menghadapi mereka. Satya Wacana Salatiga sudah bertekad untuk lolos ke semifinal. Enam tahun lamanya kami bekerja keras dan menunggu momen indah ini. Di mata saya, mereka semua sebenarnya sudah menjadi juara. Untuk itu,  kami sudah bertekad bulat untuk tampil mati-matian di lapangan,” komentar Efri Meldi, yang musim ini memasuki tahun ketiganya sebagai pelatih kepala Satya Wacana Salatiga

Menghadapi lawannya di babak pertama, Wahyu Widayat Jati, arsitek tim CLS Knights Surabaya, memperingatkan anak asuhnya untuk respek kepada lawan dan meminta para pemainnya bekerja keras untuk mewujudkan mimpi CLS menjadi juara musim ini.

“Pastinya saya tidak akan pernah meremehkan Satya Wacana dan juga semua lawan. Jika para pemain CLS sudah cukup puas hanya dengan menjadi juara regular season, buat saya itu sangat tidak fair. Sebab kami semua (manajemen, staff pelatih dan pemain) sudah bertekad diawal musim untuk “believe” menjadi juara. Kami sudah bekerja keras sebelum IBL bergulir dan sekarang tinggal bagaimana kami semua mewujudkan mimpi itu menjadi kenyataan,” tutur Wahyu Widayat Jati, yang juga pernah merasakan gelar juara saat aktif menjadi pemain bersama klub Satria Muda dan Aspac Jakarta.

Sementara runner up regular season,  Pelita Jaya Energi Mega Persada Jakarta, akan bertemu Hangtuah Sumsel (7) dibabak pertama. Meski  bersama CLS Knights, mereka di untungkan dengan sistem twice-to-beat (hanya cukup sekali mengalahkan lawannya untuk bisa lolos ke semifinal), namun head coach Pelita Jaya, Benjamin Alvarezsipin III, menampik jauh rasa optimis yang berlebihan, mengingat lawannya memiliki grafik permainan yang semakin baik paska pergantian pelatih mereka yang baru yakni Paul Mario Watulingas Sanggor.

Baik  Satria Muda, M88 Aspac dan Stadium Happy 8, pernah menjadi “korban keganasan” Hangtuah di saat mereka sudah menemukan performa permainan terbaiknya. Walaupun tiga kali mereka takluk ditangan Pelita Jaya, Hangtuah tetaplah merupakan tim penuh ancaman yang menjadi catatan coach Benji, sapaan akrab pelatih Pelita Jaya EMP Jakarta tersebut.

“Kami harus fokus menghadapi Hangtuah sebab ini playoffs. Semua tim pasti akan memberikan kemampuan terbaiknya dan apapun bisa saja terjadi di fase ini. Tentunya saya ingin menang (hanya sekali) dengan mereka di babak pertama dan lolos ke semifinal dan juga final. Namun saya tidak mau terlalu jauh. Fokus kami yang pertama adalah bekerja keras mengalahkan Hangtuah, tim yang sangat gigih di lapangan,” ungkap Benji menilai lawannya.

Komisioner IBL Hasan Gozali, mengatakan musim ini bisa saja terjadi kejutan, seperti adanya juara baru atau kembalinya dua nama besar yakni Satria Muda Pertamina Jakarta dan M88 Aspac Jakarta merajai liga basket profesional Indonesia. Yang pasti di musim pertama IBL dibawah operator baruStarting5 Sports Entertainment, kompetisi berjalan dengan baik dan pecinta bola basket di tanah air kembali terhibur dengan aksi-aksi para pemain di lapangan.

“Lolosnya Satya Wacana Salatiga ke playoffs untuk pertama kalinya dan juga kebangkitan CLS Knights Surabaya dan Pelita Jaya EMP Jakarta di regular season, memberikan warna tersendiri kompetisi IBL musim ini. Bisa saja akan muncul juara baru. Namun mereka yang pernah menjadi kampium pastinya memiliki mental juara yang lebih di playoffs, jadi apapun bisa saja terjadi. Tidak terasa, kami sudah hampir menutup musim ini. Kami juga sadar musim pertama bukanlah musim yang mudah dan sempurna. Kedepannya kami akan berbenah dan menjalankan kompetisi ini dengan sebaik mungkin,” ujar Hasan Gozali, yang tidak lupa memberikan ucapan selamat bertanding kepada 8 tim IBL yang berlaga di playoffs dan 2 tim WIBL yang berlaga di babak final.

Sementara itu juara bertahan Satria Muda Pertamina Jakarta (4) mendapat lawan yang tidak mudah di babak delapan besar. Mereka harus bertemu dengan Garuda Bandung (5), tim yang nota bene dua kali mengalahkan mereka di musim reguler. Musim ini, Garuda Bandung menjelma menjadi salah satu tim yang sangat diperhitungkan. Salah satu faktornya adalah kehadiran Fictor Gideon Roring, yang tahun ini come back di kompetisi bola basket profesional Indonesia, setelah sempat vakum beberapa tahun.

“Garuda Bandung saat ini ditangani oleh pelatih terbaik Indonesia. Mereka pernah dua kali mengalahkan kami. Namun Playoffs sangat berbeda baik atmosfir dan juga pressurenya. Menghadapi mereka, Satria Muda harus menyuguhkan offense dan defense yang sempurna. Musim ini sangat seru, persaingan setiap tim semakin bagus. Kami menikmati progress yang terjadi dengan skuad muda yang sekarang, tapi itu bukan alasan untuk kita tidak berusaha menjadi juara,” kata Cokorda Raka Satrya Wibawa, pelatih kepala Satria Muda Pertamina Jakarta.

Senada dengan rivalnya, Fictor Gideon Roring juga mengatakan bahwa ia memiliki motivasi lebih dan adrenalinnya selalu terpacu untuk mengalahkan Satria Muda. Bukan karena menyandang juara bertahan semata, namun Ito, sapaan akrabnya, mengetahui betul “dapur” eks timnya tersebut. Berbekal “curriculum vitae” yang bagus saat masih aktif menjadi pemain maupun ketika ia menangani Satria Muda, Ito berharap timnya dapat berbicara banyak kala menghadapi lawannya tersebut, walaupun mereka akan bermain di rumahnya sendiri.

Pertandingan yang tidak kalah menariknya adalah M88 Aspac Jakarta (3) melawan Stadium Happy 8 Jakarta (6). Meski tiga pertemuan awal Aspac bisa mengalahkan Stadium, namun Prastawa dan rekan-rekan tentunya tidak ingin mengulangi mimpi buruk mereka di tahun lalu. Saat itu Stadium mampu menaklukkan Aspac yang lebih difavoritkan dan menggagalkan jalan Aspac ke babak semifinal.

Babak semifinal akan mempertemukan pemenang peringkat 1-8 melawan 4-5 dan peringkat 2-7 vs 3-4.

Foto: IBL

Komentar