Indonesia bersama Filipina dan Jepang akan menjadi tuan rumah bersama untuk Piala Dunia FIBA 2023. Berdasarkan peringkat terkini, Indonesia jadi satu-satunya tuan rumah yang tidak berhak lolos ke putaran final. Indonesia harus melalui beberapa babak kualifikasi dan juga terus meningkatkan prestasinya.

Salah satu tahapan yang harus dilewati Indonesia adalah Kualifikasi Piala Asia 2021 yang sudah sempat dimainkan Februari lalu. Sayangnya, melawan Korea Selatan dan Filipina, Indonesia harus takluk dengan skor telak. Selain perbedaan kelas, disinyalir gagal mainnya dua pemain calon naturalisasi Indonesia, Brandon jawato dan Lester Prosper, juga memperberat langkah Indonesia.

Di sisi lain, Filipina yang turun dengan tim sangat mudanya di laga itu justru terlihat menjanjikan. Kombinasi pemain seperti Kiefer Ravena, Thirdy Ravena, C.J. Perez, hingga Troy Rosario membuat absennya para veteran tidak terlalu kentara. Ditambah sosok Mark Dickel yang kini menjabat sebagai kepala pelatih, persiapan Filipina menyambut Piala Dunia 2023 tampak sangat serius.

Satu hal lagi yang menunjukkan keseriusan Filipina menghadapi gelaran akbar antarnegara tersebut adalah perekrutan pemain naturalisasi. Sebagaimana diketahui, sejak 2014, Filipina mengandalkan mantan pemain NBA, Andray Blatche sebagai pemain naturalisasi mereka. Namun, usia Blatche yang akan menginjak 34 tahun Agustus nanti dan performanya yang sudah semakin menurun membuat Filipina sudah menyiapkan calon penggantinya.

Sebenarnya, satu nama mentereng sudah ada dan sudah sempat tampil membela Filipina. Pemain Utah Jazz, Jordan Clarkson, resmi jadi pemain naturalisasi Filipina beberapa saat sebelum Asian Games 2018 yang digelar di Jakarta dan Palembang. Pun begitu, Filipina belum puas dengan bergantung pada Clarkson saja di masa mendatang, apalagi secara posisi, Clarkson tampaknya bukanlah jawaban utama kekurangan Filipina.

Oleh sebab itu, nama mantan pemain NBA lainnya lantas mencuat. Chris McCullough, mantan pemain Brooklyn Nets dan Washington Wizards, muncul sebagai nama teranyar di daftar calon naturalisasi Filipina. Bukan tanpa alasan ia muncul di sana, penampilannya bersama San Miguel Beermen di PBA 2019 jadi awal ketertarikan federasi basket Filipina, Samahang Basketbol ng Pilipinas (SBP).

Selain membawa San Miguel Beermen juara di PBA 2019 Commissioner’s Cup, beberapa catatan apiknya juga tampak membuat SBP kepincut. Di gim perdananya, ia mencetak 47 poin dan 10 rebound. Lalu, ia mencetak catatan poin tertinggi dalam satu gim di musim ini dengan 51 poin. Ia menorehkan rataan dobel-dobel di enam gim final PBA 2019 Commissioner’s Cup.

Gayung pun bersambut, Chris menyatakan juga tertarik dengan tawaran untuk menjadi pemain naturalisasi Filipina. Spin Filipina mengabarkan pada Februari lalu bahwa SBP dan Chris sudah melakukan pembicaraan terkait rencana ini. Pun begitu, SBP melalui presidennya, Al Panlilio, mengungkapkan bahwa pembicaraan masih dalam tahap yang sangat dini.

Namun, Chris membuat banyak penggemar basket sumringah melalui unggahan di akun Instagram pribadinya, Senin, 6 April 2020. Ia menunggah foto jersey putih Filipina bernomor punggung tujuh dengan keterangan “7EVEN.”

Di kolom komentar, ia tidak banyak membalas komentar para koleganya, pemain-pemain PBA. Ia hanya sesekali membalas dengan emoji untuk tenang tak bersuara. Akan tetapi, unggahan ini tentu memancing komentar semangat dari seluruh penggemar dan masyarakat basket Filipina.

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, Chris pernah bermian di NBA pada kurun 2015-2018. Bahkan, pada NBA Draft 2015, ia terpilih di urutan ke-29, yang berarti masih di putaran pertama. Nets yang memilihnya di malam draft menggunakan jasanya selama dua musim dan lalu menukarnya ke Wizards. Ia datang dari kampus yang sama dengan Carmelo Anthony, Syracuse University.

Setelah tak lagi di NBA, Chris melanglang buana. Sempat beberapa kali mondar-mandir di tim NBA G League, ia lantas menyebrang bermain ke Chinese Basketball Association (CBA). Lalu ia sempat bermain di Puerto Rico tepat sebelum ke Filipina. Terkahir, ia bermain di liga Kore Selatan.

Dengan tinggi berkisar 206 sentimeter, Chris cukup bagus dalam menyerang area kunci dan menembak dari tripoin. Kemampuan melantun bolanya (dribble) bisa dibilang cukup standar, tapi ia cukup cepat untuk pemain seukurannya. Mungkin juga karena badannya terbilang tidak cukup besar.

Satu hal yang membuat Filipina akan cukup berbahaya jika naturalisasi ini benar-benar terjadi adalah usia Chris. Pemain asli Bronx, New York, Amerika Serikat, ini baru berusia 25 tahun. Jika nantinya disiapkan untuk 2023, maka Chris baru berusia 28 tahun, usia emas untuk para atlet. Sedikit catatan buruk mengenai dirinya adalah riwayat bahwa ia pernah cedera ACL saat akan masuk NBA dulu. (DRMK)

Foto: NBA

 

Komentar