Pandemi COVID-19 berdampak sangat luas. Mayoritas bisnis mengalami resesi. Hal ini diakibatkan dari anjuran untuk melakukan karantina mandiri. Perusahaan olahraga terbesar Negara Bavaria, adidas, juga merasakan dampaknya. Melansir laporan Bloomberg, mereka bahkan hingga meminta dana bantuan sebesar €1 Milyar (atau Rp17.928.285.600.000,00) ke Pemerintah Jerman.
Keputusan tersebut merupakan buntut atas persebaran virus di negara yang jadi poros penjualan: Tiongkok, Amerika Serikat, dan beberapa negara di Eropa. Pelarangan aktivitas berkumpul memaksa liga-liga harus menunda jalannya pertandingan. Itu merupakan pangsa pasar efektif bagi adidas terutama sepak bola. Di sisi lain, NBA yang jadi senjata utama penjualan adidas Hoops sedang diberhentikan. Promosi produk pun terhenti sehingga memberi dampak langsung terhadap penjualan.
Sejak awal Maret 2020, adidas sudah menutup seluruh tokonya di Negeri Tirai Bambu. Dilanjutkan di sebagian besar cabangnya di Amerika Utara. Reuters menyebut bahwa penjualan global Si Tiga Garis di kuartal pertama turun 10 persen dibandingkan tahun lalu. Khusus di Tiongkok, mereka sudah kehilangan keuntungan sebesar 1,5 Miliar Euro.
Informasi ini sejatinya merupakan rahasia perusahaan. Akan tetapi, Bloomberg mendapatkan informasi dari narasumber terpercaya yang tidak ingin dipublikasikan namanya. Informan itu menyebut bahwa proposal pengajuan dana bantuan sudah masuk ke bank sentral Jerman bernama KfW. Jangkauan dana yang diharapkan ada di rentang satu hingga dua Miliar Euro.
Puncak kerugian terjadi pada jumat (3/4) lalu. Saham adidas turun 4,9 persen. Data ini diumumkan oleh DAX, bursa saham yang dikelola Pemerintah Jerman. Diumumkan situs adidas Jerman, mereka melakukan penangguhan pembayaran sewa toko untuk seluru gerainya di sana guna meminimalisasi pengeluaran. Sebagian dana tersebut akan dialokasikan untuk menggaji 60.000 karyawan yang tidak bekerja selama tokonya tutup.
Perekonomian Jerman memang terkena dampak dari penyebaran virus Corona. Hal itu membuat Bank Sentral setempat membuka kran pinjaman jangka pendek sebesar €800 Miliar untuk menyelamatkan usaha-usaha lokal. Hingga 2 April 2020, sebanyak 2500 perusahaan kecil dan besar Jerman tercatat mengajukan pinjaman dengan berbagai nominal.
Bulan lalu, Reuters juga sudah mengumumkan penurunan pendapatan secara signifikan. Hal itu terjadi setelah adidas mengikuti jejak para pesaingnya yaitu Nike dan Under Armour untuk menutup gerai-gerainya di Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan. (ajb)
Foto: NBAE via Getty Images