Seiring dengan penundaan NBA hingga waktu yang tidak ditentukan, banyak kegiatan yang dilakukan oleh pemain NBA demi mengisi kekosongan tersebut. Himbauan untuk beraktivitas di rumah saja membuat mereka lebih banyak beraktivitas secara daring. Mulai dari bermain video game, melakukan siaran langsung kegiatan latihan mereka, hingga melakukan mini talk show dengan sesama pemain.  

Hal yang terakhir disebut sudah dilakukan beberapa kali oleh legenda NBA yang sekarang bekerja sebagai analis, Dwyane Wade. Di akun Instagram pribadinya, ia kerap mengajak rekan-rekan NBA hingga penggemar untuk berbincang bersama secara langsung. Topiknya pun beragam meski kebanyakn selalu  menyentuh sisi cerita hidup masing-masing.

Dalam salah satu sesinya, ia mengundang sahabat dekatnya yang juga pemain Portland Trail Blazers, Carmelo Anthony. Di sana, Wade sempat bercerita bahwa saat NBA Draft 2003, di mana mereka masuk bersamaan di liga, ia awalnya tidak tahu banyak tentang LeBron James, pemain yang terpilih di urutan pertama. Ia tidak tahu banyak tentang LeBron karena LeBron datang dari bangku SMA sedangkan Wade sudah bermain di level kampus.

Wade awalnya mengira Melo (sapaan Carmelo) lah yang akan jadi pilihan pertama NBA Draft karena ia sudah melihatnya bermain secara langsung. Namun ternyata, Cleveland Cavaliers yang mendapatkan hak memilih pertama mengambil LeBron, sedangkan Melo baru terpilih di urutan ketiga oleh Denver Nuggets.

Wade lantas juga mendaku tak tahu apa-apa tentang Darko Milicic, pilihan Detroit Pistons di urutan kedua. Mendengar nama Darko disebut oleh Wade, Melo justru bertanya,”Siapa itu?.” Entah dalam konteks bercanda atau tidak, ucapan Melo memang terkesan cukup sarkastik meski mukanya cukup serius.

Melihat perbincangan tersebut, sebuah media Serbia, negara asal Darko, lantas menghubungi Sang Pemain untuk meminta pendapatnya mengenai hal tersebut. Darko yang sempat meniti karier sebagai atlet kickboxing memberikan tanggapan yang cukup dewasa meski terbaca sedikit kekesalan di tanggapanya.

“Tentang ini, saya rasa cerita saya telah selesai. Mereka harus berterima kasih kepada Tuhan karena mereka mampu melaluinya sedangkan saya tidak. Kami bukan anak-anak lagi, kami adalah pria dewasa, dan saya harap mereka cukup dewasa untuk mengerti bahwa pasang-surut kehidupan selalu ada,” buka Darko.

“Saran untuk mereka karena selama ini saya selalu berpikir bahwa mereka adalah orang yang baik adalah untuk berusaha tidak menilai atau menghina seseorang. Mereka harus berterima kasih kepada Tuhan karena mereka tidak melalui jalan yang saya lalui. Saya akan sealu mendoakan yang terbaik untuk mereka, saya juga kagum atas keseluruhan karier mereka. Yang terbaik untuk masa depan, banyak kesuksesan, dan semakin sedikit menilai kehidupan orang lain,” tutupnya.

Darko memang mengalami masa yang cukup berat selama di NBA. Sebagai pilihan kedua NBA Draft, ia tak pernah mendapatkan kesempatan yang layak untuk menunjukkan kapasitasnya, tidak di Pistons. Tiga musim di Pistons, ia hanya mencatatakan waktu bermain 5,7 menit per gim. Menit bermain yang layak baru ia dapatkan di Minnesota Timberwolves pada kurun 2009 – 2012. Ia bahkan kosnsiten jadi pilihan utama di posisi senter hingga akhirnya memilki catatan statistik terbaik di kariernya.  (DRMK)

Foto: NBA

 

Komentar