Piala Srikandi 2020 mengalami penundaan kompetisi, tepat sebelum seri ketiga dimulai. Seharusnya, seri ketiga berlangsung di GOR Flying Wheel, Makassar, pada 17-22 Maret 2020. Tetapi panitia penyelenggara memutuskan untuk menunda kompetisi, sejak Sabtu, 14 Maret lalu. Selama penundaan, tim-tim punya rencana berbeda.
Surat penundaan kompetisi disebar pada 14 Maret lalu. Dalam surat tersebut, terdapat imbauan kepada semua orang yang terlibat di Piala Srikandi untuk menjauhi keramaian atau tempat publik selama 14 hari. Anjuran tersebut dipatuhi oleh enam tim kontestan Piala Srikandi musim ini.
"Kami mendukung keputusan liga, karena pasti ada dasar dan pemikiran yang mendalam. Tim kami sudah berkoordinasi dengan staf kesehatan untuk masalah ini. Mudah-mudahan para pemilik klub bisa memutuskan hal terbaik untuk kelanjutan liga ini," ucap Bambang Asdianto Pribadi, kepala pelatih Merpati Bali.
Merpati memang tim asal Bali. Namun para pemainnya berkumpul di Jakarta. Sementara, Jakarta menjadi provinsi paling banyak pasien yang terpapar virus korona. Selain Merpati, Tanago Friesian dan Scorpio juga bermarkas di Jakarta.
"Penundaan kompetisi, menurut saya keputusan yang tepat. Demi keselamatan semua pihak, serta menghindarkan diri dari virus yang sedang marak. Khususnya di DKI Jakarta, yang sudah siaga satu," kata Yos Paguno, pemilik Tanago Friesian. "Saat ini, kami masih latihan. Tetapi akan kami evaluasi, mengikuti kondisi yang ada."
"Penundaan Srikandi merupakan kebijakan yang baik dan bijaksana, mengingat situasi dan kondisi yang ada dikarenakan Covid-19. Ini semua demi kebaikan para peserta maupun seluruh pihak yang berkaitan dengan penyelenggaraan Piala Srikandi. Kami sebagai peserta Piala Srikandi dan insan basket harus bersabar dan juga lebih berempati kepada kondisi yang ada.
Mudah-mudahan kondisi ini bisa segera teratasi secara skala nasional maupun
global," timbal Budi Wardoyo, kepala pelatih Scorpio.
Tim Sahabat Semarang memilih untuk tetap berlatih. Demi menjaga kebugaran pemain. Para pemain memang tinggal di mess yang ada di GOR Sahabat.
"Saat ini kami berlatih, untuk jaga kebugaran saja. Tapi yang kami takutkan memang perjalanan. Karena moda transportasi umum sekarang kami rasa kurang aman. Apalagi pesawat terbang. Menurut saya, penundaan kompetisi merupakan keputusan terbaik bagi semua," jelas Xaverius Wiwid, kepala pelatih Sahabat.
Sementara itu GMC Cirebon memilih untuk memulangkan pemain ke rumah masing-masing. Menurut Kepala Pelatih Njoo Lie Fan, setelah surat penundaan liga diterima, para pemain GMC langsung dipulangkan. Mereka lebih baik bersama keluarga masing-masing.
"Saya sengaja meminta pemain GMC untuk selalu jaga kesehatan dan berkumpul bersama keluarga mereka. Saat-saat seperti ini sebaiknya memang berkumpul dengan keluarga masing-masing dan saling menjaga. Mudah-mudahan virus korona ini bisa cepat diatasi," katanya.
Satu lagi tim yang menjadi kontestan Piala Srikandi, sekaligus tuan rumah seri ketiga, Flying Wheel Makassar. Mereka jelas dirugikan dengan penundaan ini, tetapi memang kondisinya tidak memungkinkan untuk menyelenggarakan pertandingan basket. Apalagi imbauan pemerintah sekaligus imbauan PP Perbasi sudah jelas. Semua pertandingan basket diminta untuk dihentikan dulu.
"Kami sebagai tuan rumah ikut kesepakatan Dewan Komisaris Piala Srikandi," kata Peter Nursalim, pembina Flying Wheel. "Tetapi bila sudah bisa dilanjutkan, dan Flying Wheel ditunjuk sebagai tuan rumah lagi, maka kami siap kapan saja." (tor)
Foto: Alexander Anggriawan