NBA dan NBPA terus bekerja sama di tengah krisis. Mereka melakukan diskusi demi diskusi untuk mencari jalan terbaik bagi pemain saat ini. NBA dan NBPA belakangan sepakat menghapus kebijakan tes doping selama hiatus yang disebabkan COVID-19.
Para pemain sebelumnya diuji dengan enam tes urin acak yang tidak diumumkan selama berlangsungnya musim dan saat jeda musim. Sebagaimana tertuang dalam Pasal XXXIII dari perjanjian perundingan bersama. Sikap sementara kemudian mengubah hal itu. NBA dan NBPA mempertimbangkannya menurut perubahan risiko kontak dengan mereka yang mungkin terinfeksi virus.
Dalam masalah doping, liga tersohor sedunia itu menetapkan steroid, obat-obatan yang meningkatkan performa, dan bahkan ganja sebagai bagian dari program antidoping. Pemain yang dinyatakan positif menggunakan obat terlarang diberi sanksi larangan tampil minimal dua tahun. Pemain yang positif menggunakan zat peningkat kinerja ditangguhkan selama 25 pertandingan.
Wilson Chandler (Brooklyn Nets), Deandre Ayton (Phoenix Suns), John Collins (Atlanta Hawks), dan Malik Monk (Charlotte Hornets) terkena kasus antidoping pada 2019-2020. Mereka dinyatakan telah melanggar aturan. NBA menghukum sesuai ketentuan.
Saat ini, NBA dalam masa hiatus. Mereka mengimbau klub agar para pemainnya tetap di rumah. Belakangan NBA mengizinkan pemain untuk keluar kota. Namun, tetap harus melaporkan kondisinya.
NBA setidaknya membutuhkan waktu selama 30 hari untuk mengawasi perkembangan. Namun, Center for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan agar gelaran yang melibatkan 50 orang lebih untuk ditunda. Sekurang-kurangnya delapan minggu atau dua bulan. Rekomendasi itu membuat NBA mesti berpikir ulang. (GNP)
Foto: NBA