Mengkhidmati Kesederhanaan Mr. Fundamental (Tim Duncan Pensiun)

| Penulis : 

 

Kepindahan Pau Gasol dari Chicago Bulls ke San Antonio Spurs mengindikasikan satu hal bagi kebanyakan orang: Tim Duncan -akan- pensiun. Benar saja, Duncan melalui rilis resmi Spurs telah mengeluarkan fatwanya, Senin 11 Juli 2016. Pemain berusia 40 tahun itu berhenti setelah 19 tahun berkarir di NBA.

Spurs memilih Duncan di urutan pertama pada NBA Draft 1997. Selama karirnya, ia begitu loyal bersama tim asal Texas sampai akhirnya pensiun. Ia sudah mengumpulkan berbagai gelar, termasuk 5 kali juara, 15 kali All-Star, 2 kali MVP, dan 3 kali MVP Final.

Pertandingan terakhirnya tidak terlalu baik karena berujung kekalahan. Saat itu Spurs harus rela takluk atas Oklahoma City Thunder 113-99 di semifinal wilayah Barat pada 12 Mei 2016 waktu setempat. Meski begitu, Duncan dkk. sebenarnya berhasil menekan keperkasaan lawan sampai pertandingan keenam. Ia bermain habis-habisan.

“Jika kamu memiliki Timmy di lapangan dan kamu juga di sana, mudah sekali memberikan semua usahamu karena dia berbicara di luar sana, memastikan setiap orang bermain keras,” ujar Kyle Anderson, forward Spurs, seperti dikutip ESPN.

Duncan memang terkenal sebagai pekerja keras. Ia pemain yang begitu memerhatikan fundamental. Tak ayal orang-orang memanggilnya Mr. Fundamental karena permainannya menitikberat pada kesederhanaan. Bahkan analis John Friel sampai menulis, Duncan pemain paling membosankan karena gaya permainannya itu.

“Duncan bukan pemain yang dinamis untuk ditonton. Dia tidak di sini untuk menghibur: dia di sini untuk melakukan pekerjaannya dengan memenangkan pertandingan. Saya sangat yakin bahwa Tim akan memilih mendapatkan empat cincin, ketimbang terkenal sebagai pemain yang menarik,” tulis Friel di di Bleacher Report.

Namun, di bawah asuhan Gregg Popovich yang menyenangi permainan kolektif, ia justru menjadi pilihan tepat karena dinilai tidak serakah dan kooperatif. Dengan kepribadiannya itu, ia tentu saja tidak menjadi seorang biasa. Justru dengan kesederhanaannya, ia berhasil mengukir berbagai rekor.

Beberapa di antaranya, ia menjadi pemain ketiga yang berhasil memenangkan 1.000 pertandingan bersama satu tim, satu dari dua pemain yang berhasil mengoleksi 26.000 poin, 15.000 rebound, dan 3.000 blok, juga menjadi pencetak double-double (164) dan blok (568) terbanyak di postseason, dan segudang rekor lainnya.

Namun, dengan berbagai raihan yang membuatnya menjadi megabintang, ia tidak terlihat seperti seharusnya. Dibandingkan Kobe Bryant yang pensiun sebelum ini dengan kemegahan, kepergian Duncan tidak ada apa-apanya. Tidak ada perpisahan, pernyataan, atau surat. Hanya ada rilis resmi dari Spurs. Meski begitu, orang-orang tahu ia seorang jenius.

“Meski pun saya tahu (kabar pensiun) itu datang, saya tetap terharu. Suatu kehormatan bisa bermain bersamanya (Duncan) selama 14 musim,” cuit Manu Ginnobili lewat akun Twitternya.

Melalui tagar #ThankYouTD, Ginnobili juga turut menyampaikan rasa terima kasihnya. Tidak hanya itu, netizen juga tidak mau ketinggalan menyampaikan rasa yang sama. Terima kasih, Tim Duncan!

Gambar: Rhurst at Devian Art

Populer

Golden State Warriors Terjun Bebas
LeBron James Menangkan Lakers di Tengah Drama dan Kekacauan Utah Jazz!
Rumor NBA, Dua Pemain Dikaitkan Dengan Dallas Mavericks
Steve Kerr Merindukan Kevin Durant
Kyrie Irving Sebut Celtics Sebagai Tim Super
Giannis Antetokoumpo Cetak Sejarah Saat Bucks Menggilas Wizards
Hanya James Harden & Stephen Curry yang Capai 3 Ribu Tripoin
LeBron James Ingin Pensiun Sebelum Masa Jayanya Berakhir
Victor Wembanyama Pimpin Spurs Kalahkan Kings Dengan Penampilan Terbaiknya
Donovan Mitchell Meledak di Kuarter Keempat, Hentikan Tren Positif Celtics