Periode 1970-an hingga awal 1980-an boleh jadi adalah masa keemasan adidas di kancah basket dan tenis. Mereka jadi merek terdepan lewat siluet Pro Model, serta versi pendeknya yang dinamai Shell Toe Superstar, yang tampil di NBA. Sedangkan di kancah tenis, dominasi Stan Smith di tenis Eropa dan Amerika Serikat jadi kuncinya. Setelah 30 tahun, mereka merilis gabungan dari keduanya yang dinamai Superstan.
Superstar dan Stan Smith punya akar yang berbeda. Akan tetapi, bentuk dan penempatan panelnya nyaris sama. Juga tentang fungsi yang waktu itu terbilang mumpuni. Pembeda utama ada di bagian ujung sepatu (toe box). Superstar menempatkan pelindung karet yang dibuat untuk melindungi jari kaki dari benturan. Belum lagi pola permainan basket klasik yang cenderung membutuhkan pendukung untuk melakukan terobosan dan penyeimbang kaki. Alhasil, Superstar dibangun sebagai sepatu yang kokoh.
Sementara adidas Stan Smith punya tampilan yang lebih ramping. Tenis membutuhkan kelincahan dan pemanfaatan momentum sebaik mungkin. Di sinilah asal muasal panel berwarna hijau di bagian atas tumit. Horst Dassler sebagai desainer menempatkan panel tambahan di sana untuk memaksimalkan kinerja otot pergelangan kaki.
Tidak seperti Superstar, Stan Smith tidak menyertakan panel tiga garis di sisi luar dan dalam. Tenis mayoritas dilakukan di luar ruang dengan cuaca yang kering dan panas. Bahan atas dari kulit menyulitkan alur udara pada kaki sementara atlet butuh ventilasi agar kaki tetap sejuk. Alhasil, identitas tiga garis khas adidas dibuat dengan membuat lubang-lubang udara dengan bentuk serupa. Meski inovasi tersebut tidak lagi relevan di masa sekarang, kita layak mengapresiasi visi yang dibawa.
Selang 50 tahun setelah Superstar pertama kali dirilis, adidas memutuskan untuk membuat versi gabungannya. Singkatnya, ini adalah adidas Stan Smith dengan sol sepatu Superstar. Bentuknya sudah tak lagi ramping. Cenderung membulat di bagian depan karena ada pelindung karet (Sheel Toe). Warna putih hijau khas Stan Smith dipilih untuk tetap menampilkan siluet tenis.
Stan Smith dua kali menjuarai Wimbledon dan dua kali menguasai kompetisi Gran Slam.
Materi promosi langsung menampilkan figure Stan Smith. Ia merupakan petenis legendaris medio 1970-an. Smith adalah Rafael Nadal atau Novac Jokovic di era itu. Adidas mengemasnya dengan menampilkannya sedang bersantai memakai Superstan. Nama Stan Smith kian lekat sebagai nama sepatu dari adidas. Maka di video ini, SI Tiga Garis ingin menegaskan kembali bahwa Stan Smith merupakan atlet yang mereka sponsori hingga punya sepatu khusus.
Adidas Superstan masuk dalam kampanye besar ulang tahun emas siluet Superstar. Sepatu gaya hidup yang telah melewati berbagai kegiatan anak muda di masanya. Basket, hip-hop, skateboard, hingga kini jadi salah satu pilihan untuk bergaya. Kolaborasi dengan desainer terkenal seperti Shawn Stussy, Rick Owens, Yohji Yamamoto, hingga Nigo lewat lini A Bathing Ape jadi kunci kesuksesannya.
Superstan sudah mulai di pasarkan pada Februari 2020 untuk gerai terpilih di dunia. Seperti ulang tahun ke-50 Puma Suede, adidas direncanakan merilis beberapa edisi spesial untuk memperingati 50 tahun Superstar sepanjang 2020.
Foto: adidas Originals