Ada yang janggal dari gim ketiga, di hari pertama IBL 2020 Seri 5 Kediri, Jumat, 28 Februari 2020. Kejanggalan tersebut yaitu gim antara Pacific Caesar Surabaya melawan Pelita Jaya Bakrie, dimainkan tanpa pemain asing. Laga akhirnya dimenangkan oleh Pelita Jaya dengan skor 82-57.

IBL memberikan informasi terkait Letter Of Clearence (LOC) pada Kamis, 27 Februari 2020. Jumat sore, 28 Februari 2020, IBL melakukan memberikan update atau perkembangan terbaru mengenai status LOC tiap-tiap pemain. Perkembangan ini selalu diberikan setiap ada perubahan status LOC pemain. LOC adalah sebuah dokumen yang dikeluarkan oleh federasi negara sebelum pemain tersebut bermain di negara lainnya. Intinya, dokumen ini harus dimiliki oleh pemain internasional (pemain asing).

Kronologisnya sebagai berikut:

Sekitar pukul 16.00 WIB, pihak IBL mengumumkan bahwa semua pemain Pelita Jaya, yaitu Dior Lowhorn, Kevin Bridgewaters, dan Adam Murray belum punya LOC. Sementara dari pihak Pacific Caesar ada Louis Jacobo dan Taylor Statham.

Pada pukul 17.50 WIB, FIBA menginformasikan bahwa status LOC dari Taylor Statham dan Dior Lowhorn sudah beres (clear), dan kedua pemain tersebut dinyatakan bisa tampil di IBL. Sayangnya, hari ini Statham memang tidak bisa diturunkan karena larangan bermain satu pertandingan. Ini setelah Statham dikeluarkan (ejected) pada pertandingan sebelumnya, di Seri 4 Yogyakarta.

Sempat ada pilihan bahwa laga dimainkan dengan satu pemain asing saja. Karena Pacific punya Anton Waters, dan Dior Lowhorn sudah bisa bermain. Pacific setuju dengan opsi tersebut. Tetapi dari Pelita Jaya menawarkan penundaan pertandingan, atau tetap bermain, dengan tidak memainkan pemain asing (pemain lokal saja).

Akhirnya, setelah disepakati bersama, maka gim ini dimainkan tanpa pemain asing, dan dimenangkan oleh Pelita Jaya dengan skor 82-57. Begitulah kronologis pertandingan antara Pacific Caesar melawan Pelita Jaya.

Masing-masing klub punya pandangan tentang gim ini. Pihak Pelita Jaya beranggapan bahwa memang sebaiknya laga ini ditunda. Sebab, tentu tim merasa dirugikan kalau hanya memakai satu pemain asing. Alasan lainnya, proses yang dilakukan IBL terlalu lama, sehingga memengaruhi jadwal pertandingan gim selanjutnya.

"Saya pikir, penundaan gim ini jadi pilihan terbaik. Seharusnya itu yang dipilih. Karena memang kita harus menunggu ama untuk proses pengurusan LOC. Lihat saja, kami bermain di jam yang seharusnya dipakai oleh Bima Perkasa melawan Prawira. Tetapi IBL menanggap itu bukan force majuer dan pilihannya bermain tanpa asing," ujar Fictor Gideon Roring, selaku Direktur Olahraga Pelita Jaya.

Kenyataannya, jadwal pertandingan hari ini memang molor. Pada gim pertama dan kedua, sempat terjadi beberapa kali referee time-out karena GOR Jayabaya bocor di beberapa titik karena hujan lebat. Ditambah dengan permasalahan LOC, membuat gim Pacific Vs. Pelita Jaya, baru dimainkan pukul 19.30 WIB. Padahal jadwal gim ini bermain pada pulul 18.00 WIB.

Dari pihak Pacific berpendapat bahwa penundaan bukan keputusan tepat. Mereka tetap melanjutkan pertandingan, dengan kondisi apapun.

"Kami tadi siap bermain, dengan segala konsekuensinya. Pilihannya mau bermain dengan satu asing kami siap. Mereka (Pelita Jaya ) punya Dior Lowhorn, kami punya Anton Waters. Mau bermain dengan semua lokal juga kami siap. Asalkan tidak ada penundaan pertandingan. Meskipun akhirnya kami kalah," kata Irsan Pribadi Susanto, sebagai Direktur Tim Pacific.

Setelah pertandingan usai, muncul masalah baru. Gim Bank BPD DIY Bima Perkasa dan Prawira Bandung tidak dimainkan karena sudah terlalu larut. Direktur IBL, Junas Miradiarsyah memutuskan penundaan pertandingan.

"Kami tidak mungkin melanjutkan pertandingan Bima Perkasa melawan Prawira. Sebab sudah terlalu malam (pukul 21.30 WIB). Sebab, mereka besok masih ada pertandingan. Mereka butuh waktu untuk beristirahat," ujar Junas. (tor)

Foto: Hariyanto

Komentar