Masa jeda musim merupakan masa yang sangat krusial pada perkembangan performa pemain. Pada waktu inilah seharusnya para pemain bisa meningkatkan performa guna menghadapi kerasnya persaingan kompetisi. Latihan berat di masa kompetisi akan menambah beban cedera para pemain. IBL juga tidak tutup mata bagi pemain yang mau bekerja keras untuk meningkatkan performa. Pada musim lalu, IBL memberikan penghargaan kepada pemain yang dapat meningkatkan performa secara signifikan atau yang biasa disebut penghargaan Most Improved Player (MIP).

Pada IBL musim ini, banyak sekali kandidat pemain yang dapat meningkatkan performa. Tidak mungkin penulis membahas satu per satu para pemain yang dapat meningkatkan performa. Oleh karena itu, penulis hanya memasukkan lima kandidat peraih penghargaan MIP berdasarkan performa di setengah perjalanan IBL.

Penulis memilih Abraham Damar Grahita (Indonesia Patriots), Lutfi Eka Koswara (NSH Jakarta), Daniel Wenas (Louvre Surabaya), Sevly Rondonuwu (Amarta Hangtuah), dan Cassiopeia Manuputty (Satya Wacana Salatiga) untuk menjadi kandidat penghargaan MIP.

Rata-rata Produktivitas Angka

Lima kandidat peraih MIP memiliki hal yang berbanding lurus antara kesempatan bermain dengan produktivitas angka. Pemain yang memiliki rata-rata menit bermain lebih tinggi dibandingkan musim lalu, menunjukkan peningkatan rata-rata produktivitas angka pula. 

Peraih pemain cadangan terbaik musim lalu, Abraham Damar Grahita, jadi pemain dengan peningkatan produktivitas angka tertinggi. Ia berhasil meningkatkan rata-rata produktivitas angka sebesar 4,9 angka.

Sementara itu, pada musim ini, Lutfi Eka Koswara diberi kepercayaan yang lebih oleh NSH Jakarta. Lutfi mengalami peningkatan rata-rata menit bermain yang paling tinggi dengan 8,6 menit. Kepercayaan tersebut dibalas Lutfi dengan meningkatnya produktivitas angka,di bawah Abraham.

Performa rata-rata produktivitas angka Daniel Wenas juga tidak kalah cemerlang dibandingkan Abraham dan Lutfi. Daniel berhasil meningkatkan rata-rata produktivitas angka sebesar 0,8 angka. Menariknya, Daniel mengalahkan rekor rata-rata produktivitas angka musim lalu, yang merupakan rekor rata-rata produktivitas angka tertingginya selama berkarir di IBL (berdasarkan data di situs IBL).

Kondisi yang sama juga dialami oleh Sevly Rondonuwu dan Cassiopeia (Cio) Manuputty . Kedua pemain ini juga menghasilkan rata-rata produktivitas angka tertinggi selama karirnya di IBL. Bahkan, Cio selalu memperlihatkan grafik peningkatan rata-rata produktivitas angka selama dua musim terakhir.

Efisiensi Serangan (Offensive Rating)

Penulis akan memperluas penilaian peningkatan performa dengan menggunakan statistik lanjutan, yaitu efisiensi serangan (offensive rating). Dengan menggunakan statistik lanjutan, maka kontribusi terhadap tim dan kesalahan yang dibuat dibanding dengan penguasaan yang dimiliki akan menjadi variabel perhitungan.

Abraham dan Daniel memiliki peningkatan efisiensi serangan yang sama. Meningkatnya efisiensi serangan ditunjang oleh faktor yang sama, yaitu eFG%, persentase turnover, dan efektivitas tembakan bebas. Persamaan lainnya, kedua pemain tersebut sama-sama berhasil menurunkan persentase turnover sebesar dua persen dan memiliki efektivitas tembakan bebas di atas 85 persen. Yang membedakan hanya pada bagian eFG%. Abraham meningkatkan eFG% melalui area dua angka, sebaliknya Daniel meningkatkan eFG% melalui area tripoin.

Ketika melihat perubahan performa Lutfi dan Cio, penulis teringat cara yang dilakukan Stephen Curry ketika meraih gelar MVP untuk pertama kalinya, menurunkan upaya tembakan di area yang memiliki efektivitas rendah dan meningkatkan upaya tembakan di area yang memiliki efektivitas tinggi. 

Hal tersebut tercermin pada performa di area dua angka dan tiga angka. Lutfi dan Cio benar-benar mengurangi upaya tembakan di area yang musim lalu, memiliki efektivitas tembakan rendah, dua angka, dan meningkatkan upaya tembakan di area yang memiliki efektivitas tembakan tinggi, tiga angka.

Selain itu, Lutfi dan Cio menurunkan tingkat persentase turnover untuk menunjang meningkatnya efektivitas tembakan. Percuma saja jika Lutfi dan Cio dapat meningkatkan efektivitas tembakan tetapi masih memiliki penguasaan yang terbuang karena kesalahan sendiri yang tinggi.

Perubahan tersebut berdampak terhadap peningkatan efisiensi serangan. Lutfi menjadi pemain dengan peningkatan efisiensi serangan tertinggi di IBL musim ini, sedangkan Cio berhasil meningkatkan efisiensi serangan sebesar 2,9 angka. Terdapat satu performa yang perlu diperhatikan dari Cio, yaitu tembakan bebas. Cio mengalami penurunan upaya tembakan bebas diikuti dengan menurunnya efektivitas tembakan bebas.

Pada musim ini, Sevly mendapatkan kepercayaan yang lebih,dibuktikan dengan peningkatan penguasaan yang meningkat, hanya kalah dari Abraham. Peningkatan penguasaan tersebut juga diikuti dengan peningkatan efisiensi serangan. Bahkan, peningkatan efisiensi serangan Sevly di bawah Lutfi.

Walau demikian, peningkatan performa tiga angka dan dua angka Sevly berbanding terbalik. Ia menjadi pemain dengan peningkatan efektivitas tembakan tiga angka yang impresif, di atas Lutfi, tapi efektivitas tembakan di area dua angka justru menurun drastis. Kondisi tersebut menjadikan efisiensi serangan Sevly belum berhasil meningkat secara maksimal.

Kelima kandidat tersebut memiliki persamaan yakni penurunan performa persentase turnover. Penurunan tertinggi diperlihatkan oleh Sevly dengan menurunkan persentase turnovernya sebesar 12 persen

Performa Bertahan

Penulis hanya akan membahas performa bertahan secara singkat berdasarkan defensive rebound dan steal karena tidak terdapat data yang mendukung untuk mendukung perhitungan efisiensi bertahan (defensive rating).

Daniel menjadi pemain tertinggi dibandingkan lima pemain lainnya yang dapat meningkatkan performa rata-rata defensive rebound. Sebaliknya, Daniel menjadi satu-satunya pemain yang tidak dapat meningkatkan rata-rata steal. Abraham menjadi pemain tertinggi yang dapat meningkatkan performa steal.

Berdasarkan produktivitas angka, maka Abraham lebih unggul. Akan tetapi ketika menambahkan variabel efisiensi serangan maka Lutfi menjadi yang terdepan. Performa Daniel dalam menyerang dan bertahan juga tidak bisa dianggap sebelah mata. Cio masih dapat meningkatkan efisiensi serangan jika berhasil meningkatkan efektivitas tembakan bebas. Sevly sudah memiliki modal dengan penurunan persentase turnover, tapi penurunan efektivitas tembakan di area dua angka harusnya menjadi perhatian jika ingin meningkatkan efisiensi serangan.

Selain itu, masih banyak kandidat-kandidat di luar nama yang penulis cantumkan. Govinda Julian Saputra (Pelita Jaya Bakrie), Arif Hidayat (Prawira Bandung), dan pemain yang baru sembuh dari cedera ACL, Henry Cornelis Lakay (Satya Wacana Salatiga) layak masuk dalam daftar.

Foto: Hariyanto

Komentar