Lao Tzu, seorang filsuf sekaligus penulis asal Cina, pernah mengatakan bahwa perjalanan ribuan mil dimulai dari satu langkah pasti (the journey of thousand miles begins with a single step). Bagi Anjelin Simanjuntak, boleh jadi kepindahannya dari Tenaga Baru Pontianak ke GMC Cirebon merupakan langkah itu. Kebetulan dara bernomor punggung tiga tersebut memutuskan untuk melanjutkan kariernya di Piala Srikandi dengan tim baru pada 2020 ini.
Bersama GMC, Anjelin naik daun. Namanya seringkali muncul sebagai top skor pertandingan. Ia menjelma salah satu tombak andalan tim asal Cirebon. Dalam tujuh pertandingan (per 13 Februari 2020), Anjelin bisa tampil selama 32 menit. Ia memanfaatkan kesempatan itu untuk mencetak rata-rata 20,8 poin, 6,7 rebound, 3,1 asis, dan 2,2 steal.
Statistiknya mungkin akan berubah. Mengingat musim masih cukup panjang. Piala Srikandi dewasa ini baru mencapai seri dua. Namun, saya tidak bisa menunggu untuk menghampiri Anjelin. Begitu ada kesempatan, pertanyaan demi pertanyaan pun mengalir kepadanya.
Srikandi sudah masuk ke seri kedua. Melewati sekian pertandingan. Mungkin sudah bisa menilai soal GMC. Seperti apa tim ini?
Sebenarnya kami membutuhkan konsistensi saja. Soalnya kami awalnya bagus. Cuma semakin ke sini malah semakin menurun. Sedangkan serinya masih panjang.
Ini musim pertama. Cukup sulit dengan adaptasi?
Aku tidak pernah sulit beradaptasi orangnya.
Ada perbedaan apa antara GMC dengan Tenaga Baru?
Tenaga Baru sama GMC beda cara bermainnya. Kalau Tenaga Baru tidak secepat GMC. Itu saja.
GMC ada di bawah naungan Njo Lie Fan (Arif Gunarto). Tipe pelatih seperti apa beliau?
Pelatih yang selalu ingin bermain cepat. Cocok samaku. Karena suka diajak main cepat. Lumayan bisa diajak main seperti itu.
Mengapa suka dengan permainan cepat?
Mungkin karena latar belakangku sebagai pemain yang lebih mengandalkan semangat daripada pintar, hahaha. Ngerti, ‘kan? Itu pokoknya.
Oke, hahaha. Cuma kalau melihat hasilnya, Anjelin belakangan well-perform. Kira-kira bisa jadi breakout season tidak?
Sorry, breakout season itu apa, ya?
Semacam naik daun karena well-perform. Like, you will be MVP for this year.
Aku tidak berharap gelar (individu) apa pun. Apalagi MVP seperti itu. Aku cuma berusaha berikan yang terbaik buat GMC.
Benar-benar tidak ada target individu?
Tidak berharap gelar individu apa pun. Selama aku mainnya bagus, pasti ada bonus dari Tuhan.
Targetnya apa sama GMC?
Targetnya juara.
Dilihat dari musim lalu, ada dua tim kuat seperti Sahabat dan Merpati. Potensi GMC jadi juara seperti apa?
Selama kami melakukan yang terbaik, tidak ada yang tidak mungkin. Mereka memang kuat, tapi buktinya kami bisa mengalahkan Merpati sebelumnya. Meski pun kemarin (Rabu, 12 Februari 2020) kalah.
Musim ini, selain kamu, masih ada pemain muda berbakat seperti Ais (Faizzatus Shoimah) dan Ledi (Adelaide Wongsohardjo). Bagaimana cara kamu untuk klop dengan mereka?
Mereka sangat berpengalaman sebenarnya. Gampang banget main sama mereka. Karena Ais dan Ledi itu bisa tampil sangat, sangat membantu pada setiap pertandingan.
Dalam hal apa?
Ya, dalam permainan. Semuanya. Ais dan Ledi itu sangat tenang sementara aku sangat “semangat”. Begitu, sih, hahaha. Saling melengkapi satu sama lain jadinya.
Oke. Omong-omong, sejak kapan main basket?
Baru latihan seriusnya, sih, kelas tiga SMA. Bahkan, pas masuk kuliah sepertinya.
Kalau awal kenalnya?
Awal basket, mungkin, SMP. Seingatku SMP.
Kalau dihitung dari SMP sampai sekarang berarti sudah bertahun-tahun. Apa yang membuat basket ini terasa menyenangkan buat kamu?
Karena aku banyak dapat link (relasi) di sini. Dapat banyak teman. Sebelumnya aku sempat main semuanya. Tidak ada yang seperti basket.
Semua olahraga?
Iya. Futsal, bulu tangkis, voli. Sempat main takraw malah.
Wow! Bisa?
Iya, cuma itu dadakan saja. Tidak serius.
Kalau sekolah apa kabar? Masih kuliah?
Yap, kuliah.
Bentrok sama karier di basket, dong!
Asal ada kemauan, semuanya bisa. Kalau mager (malas) pasti kelabakan. Sometimes memang kelabakan, cuma diniatkan saja supaya nanti ada jalan keluarnya.
Memang dalam pandanganmu pendidikan ini sepenting apa?
Oh, penting banget, dong! Apalagi di Indonesia. Butuh gelar supaya bisa siap buat menghadapi (kehidupan) yang selanjutnya.
Sip. Kalau begitu, harapan ke depannya apa, nih?
Harapan apa dulu?
Harapanmu dalam karier dan tentu saja untuk GMC.
Mudah-mudahan aku bisa bermain sesuai harapanku sendiri. Sesuai harapan pelatih juga. Aku ingin juara dengan GMC. Bersama-sama dengan teman-temanku. Tidak sendirian.
Kalau di luar itu?
Semoga ada yang bisa support aku, baik dalam suka maupun duka, hahaha. Bercanda, deh. Sementara ini aku ingin lulus kuliah dulu. Semoga lancar sampai selesai.
Sukses buat segalanya, ya! Terima kasih sudah mau wawancara.
Sama-sama.
Foto: Achmad Rohman Ramadhan