Govinda Julian, forwarda Pelita Jaya Bakrie, mendapat menit bermain yang lebih banyak dari musim sebelumnya pada IBL 2020. Ia pun berusaha memanfaatkan itu untuk unjuk gigi. Govinda punya target pribadi.
Pemain jebolan Perbanas Institute tersebut ingin membela tim nasional Indonesia. Jalan ke sana bisa jadi tidak mudah, terutama dengan adanya persaingan antarpemain se-Indonesia. Namun, itu bukan tidak mungkin.
Oleh karena itu, Govinda merasa perlu bermain baik di IBL. Apalagi ia juga ingin membuat Pelita Jaya menjadi juara. Musim lalu, tim asal Jakarta itu tersandung di playoff. Musim ini, kesempatannya masih ada. Kompetisi baru berjalan setengahnya.
Saya pun mewawancarai Govinda di sela-sela pertandingan IBL All-Star 2020. Kebetulan ia berpartisipasi dalam kontes tripoin. Kami membicarakan tentang penampilan timnya sampai tengah musim ini.
Musim ini beberapa pemain muda mendapat menit bermain yang lebih banyak dari sebelumnya. Kamu salah satunya. Apa tanggapanmu soal ini?
Ini tahun ketiga saya. Jadi, saya merasa harus memanfaatkan itu. Saya harus bisa perform pada setiap gimnya. Harus fokus.
Saya punya target pribadi. Saya ingin membela timnas. Buat tim ini, saya ingin membawa Pelita Jaya menjadi juara.
Beruntun banget bisa ada di sini. Pemain-pemain Pelita Jaya kompetitif. Rata-rata pemain kami seumuran, jadi saling support, saling bantu. Saling bantu dalam arti saling dorong, memotivasi, apalagi sekarang ada tiga impor.
Oh ya, tahun ini ada tiga impor. Ada perubahan apa dengan pemain asing sebanyak itu?
Dengan tiga impor, minute play tambah berkurang. Dua impor di lapangan, satu keluar, satu lagi bisa masuk. Kesempatan bermain pemain lokalnya sedikit. Maka dari itu, mesti benar-benar serius. Terus kompeitif. Di lapangan mesti perform. Harus tunjukkan semuanya.
Pelita Jaya punya Dior Lowhorn, Kevin Bridgewaters, dan Mike Murray. Mereka pemain yang seperti apa?
Mereka berpengaruh banget. Sering kasih masukan juga. Misal, kemarin kami kalah lawan Louvre, mereka kasih tahu apa yang perlu dibenahi. Orang luar ini punya knowledge yang lebih dari kami sebagai pemain lokal.
Selain Govin, ada Gabu (Gabriel Risky) dan Agung (Kharis Agung). Kalian satu angkatan. Ada persaingan antarkalian?
Iya, tambah Reggie (Mononimbar). Kalau soal persaingan, sih, kami berbeda posisi. Jadi, tidak terlalu kompetitif. Agung point guard, Gabu lebih ke shooting guard, Reggie point guard juga. Saya biasa main di tiga dan empat. Lebih bisa main di mana saja.
Agung cedera waktu Piala Presiden. Ada kabar tentang itu?
Untuk musim ini fokus recovery. Mungkin musim depan dia sudah bisa main.
Omong-omong, tahun ini Pelita Jaya ada di bawah naungan Ocky Tamtelahitu. Ada perbedaan tidak dengan Johanis Winar?
Hampir sama. Bedanya Coach Ahang (Johanis) itu kurang percaya sama pemain muda. Karena memang saat itu masih banyak pemain senior. Kalau sekarang pemainnya rata-rata seumuran. Persaingannya lebih ketat.
Dari Coach Ocky ada tugas atau peran khusus tidak?
Coach Ocky meminta saya buat menjaga pemain, baik itu impor atau lokal. Diminta defense, rebound.
Sebenarnya tugas saya tidak berat. Saya tidak seperti Ragil (Respati Ragil) yang menjadi target man. Cuma kalau kosong, ya tembak saja. Itu jadi keuntungan juga, sih. Karena bukan target man, jadi sering kosong. Tidak ada yang jaga.
Liga saat ini cukup menarik karena persaingannya ketat. Kira-kira peluang Pelita Jaya setelah setengah musim ini seperti apa, terutama untuk menjadi juara?
Sejauh ini masih gede. Sampai half season, kami baru dua kali kalah. Itu pun dengan tim Jawa Timur semua kalahnya. Tim Surabaya.
Masalahnya di transisi. Jadi, kami harus benahi itu. Ada waktu tiga minggu juga sampai ke Seri V di Kediri.
Kami harus bisa membenahi yang kurang. Kemarin kami sempat five or six straight win. Tidak boleh terlena dengan itu. Mesti terus fokus.
Musim lalu, kami sempat kecolongan sama Pacific (Caesar Surabaya). Kami tidak mau ambil risiko kalah dari mereka lagi. Kami harus fokus game by game. Kejadian tahun lalu tidak boleh terulang. Di playoff mesti tambah panas.
Oke, kalau begitu semoga sukses. Terima kasih wawancara singkatnya.
Sama-sama. Terima kasih juga.
Foto: Hari Purwanto