Louvre Surabaya akan memulai perjalan mereka di IBL. Sebelumnya, tim debutan itu sempat mengikuti turnamen pramusim Piala Presiden 2019. Penampilan mereka di sana tidak mengecewakan. Meraih 2 kemenangan dari total 3 laga, termasuk kemenangan dari tim yang akhirnya keluar sebagai juara, Satria Muda Pertamina Jakarta.
Louvre memiliki efisiensi serangan di atas rata-rata liga dengan 0,84 angka pada setiap penguasaan. Walau demikian, efektivitas tembakan di area dua angka dan tembakan bebas masih berada di bawah rata-rata liga.
Tim asal Surabaya itu berada di peringkat terakhir, bersama Pacific Caesar Surabaya, dalam hal efektivitas tembakan dua angka dengan persentase 34 persen dari total 100 upaya. Sedangkan dalam hal tembakan bebas, Louvre memiliki produktivitas tembakan tertinggi kedua dengan total 54 angka. Bahkan, faktor FT% mereka berada di peringkat satu. Namun, efektivitas tembakan yang dimiliki masih di bawah rata-rata liga.
Dua kelemahan tersebut berhasil ditutupi dengan performa tiga angka dan turnover. Louvre memiliki efektivitas tembakan tiga angka di atas rata-rata liga, yaitu 26 persen dari total 77 upaya. Sebagai tim yang baru berdiri, performa turnover mereka patut mendapat apresiasi. Louvre menjadi tim yang paling sedikit melakukan kesalahan berujung perpindahan penguasaan (turnover). Efektivitas tembakan tiga angka dan rendahnya turnover menjadi faktor efisiensi serangan di atas rata-rata liga.
Walau demikian, Louvre masih perlu memperhatikan performa bertahan. Mereka menampilkan performa yang belum memuaskan dengan kemasukkan 0,89 angka pada setiap penguasaan lawan. Performa tersebut menempatkan Louvre sebagai tim peringkat ketiga terburuk dalam hal efisiensi bertahan. Hanya unggul dari Pacific dan NSH Jakarta.
Performa bertahan terbaik Louvre diperlihatkan dalam hal persentase defensive rebound. Mereka berada di peringkat kedua, di bawah Satria Muda, dengan berhasil meraih 74 persen DRB% dari setiap kesempatan. Performa DRB% seakan tidak berguna karena Louvre kesulitan dalam mengadang produktivitas angka lawan. Mereka kemasukkan 0,87 angka di area dua angka, 0,79 angka di area tiga angka, dan 0,71 melalui tembakan bebas.
Menariknya, Louvre selalu memperlihatkan peningkatan performa dari satu laga ke laga lainnya. Pada laga pembuka, mereka memiliki efisiensi bersih -47,8. Kemudian, berubah positif ketika mengalahkan Satria Muda. Puncak performa Louvre di Piala Presiden diperlihatkan ketika melawan tim dengan asal kota yang sama, Pacific, dengan efisiensi bersih 25,7.
Daniel Timothy Wenas, Dio Tirta Saputra, Kevin Moses Eliazer Poetiray, dan Wendha Wijaya menjadi kontributor serangan Louvre. Mereka memiliki efisiensi serangan di atas rata-rata liga, tetapi masih dibawah satu angka pada setiap penguasaan.
Wenas merupakan pencetak angka tertinggi bagi Louvre dengan rata-rata 13 poin per pertandingan. Ia memiliki efisiensi tembakan 44 persen dari rata-rata 13 upaya. Namun, efisiensi serangan yang dihasilkan masih kurang maksimal karena tingginya rata-rata kesalahan yang dilakukan. Wenas menghasilkan rata-rata dua turnover.
Pemain ruki, Dio Tirta, menampilkan performa yang impresif untuk mendukung kesuksesan tim. Ia, bersama Kevin, memiliki rata-rata 10,7 angka dari 3 laga yang telah dimainkan. Hanya saja, Dio Tirta menampilkan performa yang lebih efisien dibandingkan Kevin.
Dio memiliki 0,89 angka pada setiap penguasaan dengan menggunakan 23 persen Tm Poss, lebih tinggi 0,16 angka dibanding efisiensi serangan milik Kevin. Lebih rendahnya efisiensi serangan Kevin disebabkan eFG% di bawah rata-rata liga.
Wendha Wijaya merupakan pemain terbaik bagi Louvre di Piala Presiden. Wendha mencetak rata-rata 11 angka dengan efisiensi tembakan di atas rata-rata liga, yaitu 58 persen. Ia menjadi pemain tertinggi kedua dalam hal produktivitas angka melalui tembakan bebas.
Sumbangan angka tertinggi berasal dari area dua angka. Wendha mencetak rata-rata 6,6 angka. Efektivitas tembakan yang dihasilkan 59 persen. Area ring menjadi sumbangan tertinggi pada area dua angka dengan total 16 angka dari total 14 upaya.
Selain itu, Wendha dapat berperan sebagai fasilitator tim. Ia memiliki rata-rata 3,7 asis dengan ratio asis di atas satu. Tingginya efisiensi tembakan dan perannya sebagai fasilitator utama Louvre membuat efisiensi serangan hampir menyentuh angka satu pada setiap penguasaan. Efisiensi serangan Wendha merupakan yang tertinggi dibanding pemain Louvre yang lain.
Penampilan Louvre di pertandingan pramusim tidak mengecewakan untuk ukuran tim yang baru saja terbentuk. Bukan tidak mungkin target untuk meraih tiket playoff dapat tercapai. Dengan catatan, Louvre dapat memperbaiki performa saat bertahan. (put)
Foto: Dika Kawengian