Persaingan adidas dan Nike dalam menyediakan sepatu basket berkonsep masa depan terbilang sengit. Di waktu yang hampir bersamaan, keduanya merilis edisi yang dianggap jadi representasi seperti apa sepatu basket di waktu mendatang. Kali ini, SI TIga Garis mulai menyiapkan versi kedua dari varian NEXT LEVEL.

Trae Young dan Gerald Green adalah sosok yang semusim ke belakang memakai versi pertamanya. Sepatu ini boleh jadi sebagai sepatu yang dibangun agar mudah dan cepat dalam penggunaannya. Sang merek pun paham kelebihan itu. Maka, slogan yang dibangun adalah “Tanpa Tali, Tanpa Pengendali, Tanpa Baterai, Tanpa Listrik”.

Kalimat tersebut seakan menyindir Hyperadapt BB yang penuh dengan fitur kelistrikan meski berlabel sepatu bersistem temali otomatis. Saya pribadi memuji bagaimana Nike membangun sepatu tersebut dan mempresentasikan prosesnya dengan baik. Meski begitu, setelah melihat NEXT LEVEL, saya merasa bahwa Hyperadapt BB adalah sepatu yang tidak praktis dengan segala fitur yang ada. Asumsi itu juga sampai ke para pengmaat persepatuan terutama di kawasan Negeri Paman Sam. Kritik itu dimanfaatkan dengan baik. Lahirlah NEXT LEVEL sebagai jawaban. Meski begitu, setiap orang punya pilihan masing-masing. Sensasi memakai dua sepatu ini pun berbeda.

Desain kurang lebih sama dengan versi pertama. Bedanya, nuansa yang lebih membulat dapat ditemui pada seri kedua. Sebut saja cangkang plastik di bagian samping juga bentuk sol samping yang ditampilkan dengan tiga bagian: depan, tengah, dan belakang. Bentuk itu dilanjutkan ke desain sol sepatu yang dibuat jauh berbeda.

Konstruksi bagian atasnya masih sama. Nilon yang dianyam (knit) dengan ketebalan bervariasi di bagian tertentu. Pada punggung kaki, terdapat selembar kain elastis yang menjadi poros. Bagian tumit tampak lazim seperti sepatu berbahan knit pada umumnya. Namun, bagian dalamnya dibuat bertekstur mengikuti kontur kaki. Adidas menempatkan busa tebal yang seakan menyelimuti kaki. Sangat rapat saat dipakai apalagi ditambah kaos kaki yang mumpuni. Di sanalah kita mendapatkan kuncian yang dibutuhkan untuk bermain basket walau sepatu ini tak bertali.

Sementara bagian sol, adidas memakai bantalan Lightstrike. Fitur ini sama seperti yang ada di adidas Harden Vol. 4. Sol karet berwarna biru muda bening dipilih untuk menyediakan traksi. Konturnya tidak menerapkan Herringbone. Adidas justru memilih bentuk sol luar mengadopsi adidas KB8 3. Sama seperti adidas Yeezy 500.

Sejauh ini belum ada informasi lengkap tentang perilisan dan harganya. Meski begitu, NEXT LEVEL bisa jadi solusi bagi Anda yang ingin memiliki sepatu olahraga yang cenderung praktis tanpa menampilkan terlalu banyak fitur. Di sisi lain, sepaut ini jadi salah satu senjata utama adidas dalam menapaki pasar sepatu basket modern.

Adidas masih jadi merek dengan penjualan sepatu nomor dua tertinggi setelah Nike. Mereka masih berambisi untuk jadi yang terbaik. Menarik untuk disimak pergerakan apa lagi yang akan dilakukan SI TIga Garis demi meraihnya.

Foto: adidas Basketball

Komentar