Tim putri Honda DBL All-Star 2019 akan berangkat ke Amerika Serikat. Sebelum itu, mereka melakukan persiapan. Salah satunya dengan bertanding melawan tim putri PON Jawa Timur di DBL Academy, Surabaya, Senin 6 Januari 2020.

Pada pertandingan itu, DBL All-Star kalah dari PON Jatim. Mereka kalah selisih empat poin (49-53).Christina Michelle Sutanto menjadi top skor DBL All-Star dengan 10 poin plus 4 rebound dan 1 asis. Sementara PON Jatim punya Jovita Elizabeth, Adelaide Wongsohardjo, dan Faizzatus Shoimah. Mereka masing-masing mencetak 20, 13, dan 12 poin.

Menurut Kepala Pelatih DBL All-Star I Gusti Ngurah Rustawijaya, timnya kalah karena masalah fisik dan kepercayaan diri. Pada awal pertandingan, DBL All-Star sempat gugup sehingga gagal melakukan start yang baik.

DBL All-Star bahkan tertinggal 10 poin (4-14) pada kuarter satu. Serangan-serangan mereka tumpul saat itu. Sementara pertahanan justru bolong-bolong.

Meski begitu, DBL All-Star berhasil bangkit. Mereka mencetak 14 poin pada kuarter dua. Skor pun mendekat 18-24.

Pada kuarter tiga, DBL All-Star semakin memperkecil jarak. Mereka tertinggal tiga poin saja (31-34). DBL All-Star sedikit lagi menyusul. Namun, mereka gagal melakukannya.

PON Jatim sendiri memiliki pemain-pemain sekelas Adelaide, Faizzatus, dan Jovita yang membuat posisi mereka terjaga. Kebetulan ketiga pemain itu merupakan alumni DBL yang sudah melanglang buana sampai ke tim nasional Indonesia. Adelaide dan Jovita bahkan sempat tampil pada SEA Games 2019 lalu.

Dengan adanya Adelaide, Faizzatus, dan Jovita, PON Jatim kemudian menyegel kemenangan. Mereka mengalahkan DBL All-Star pada kuarter empat. Pertandingan sempat sengit pada kuarter itu, tetapi PON Jatim menunjukkan kualitasnya sebagai senior. Mereka mencetak 19 poin lagi, sementara DBL All-Star hanya 18. Skor akhir 53-49 untuk PON Jatim.

Kendati memenangi pertandingan, Kepala Pelatih PON Jatim Lena menilai anak-anak asuhnya masih perlu berbenah. Fisik mereka belum benar-benar kembali. Apalagi saat liburan seperti ini.

“Fisik kami masih belum sampai,” kata Lena seusai pertandingan. “Ini, kan, masih libur. Jadi, kelihatan fisik juga belum kembali. Tapi, saya minta anak-anak main saja begitu.”

Sebelum mengakhiri perbincangan, Lena juga sempat menyinggung soal DBL All-Star. Menurutnya, tim para bintang sekolah itu memiliki potensi yang bagus ke depannya. Permainan mereka cukup baik. Hanya saja, belum benar-benar padu.

“Belum ada playmaker yang tahu harus melakukan apa,” kata Lena lagi. “Saya lihat nomor 8, nomor 14, itu bisa jadi playmaker. Cuma memang chemistry-nya belum kena.”

Oleh karena itu, Lena berharap bisa melihat DBL All-Star yang lebih padu. Rustawijaya juga tentu berharap hal yang sama. Ia menambahkan, DBL All-Star mesti bisa mengatasi rasa gugup sejak awal pertandingan. (put)

Foto: Dika Kawengian

Komentar