“Tim Anda butuh pemain dua meter untuk?”
Tulisan ini adalah sebuah renungan pembuka dekade baru, khususnya untuk para pelatih dan atlet basket. Pertanyaan dari judul di atas mungkin terkesan bodoh untuk anda yang sudah cerdas dengan sendirinya tanpa perlu menghabiskan ribuan jam per tahun untuk membaca buku, menganalisis video-video pertandingan dan statistik basket. Namun, apabila kami memberikan pilihan untuk pertanyaan di atas, apakah jawaban Anda, bila hanya boleh memilih salah satu dari pilihan berikut ini? (Silakan jawab dengan spontan karena apapun jawaban Anda sebagai pelatih, tidak akan berpengaruh pada status lisensi Anda)
1.Melakukan post up di low post, mid post, dan high post.
2.Mendukung pertahanan, tertutama di area dalam.
3.Menjalankan strategi pick and roll.
4.Meningkatkan persentase rebound di tim.
5.Menyerang dari area luar dengan tembakan 3P dan terobosan.
6.Meningkatkan produktivitas tembakan.
Dean Oliver, melalui bukunya yang berjudul “Basketball on Paper,” telah merumuskan Empat Faktor pendukung kesuksesan sebuah tim, yang terdiri dari:
1.Faktor efektivitas tembakan / eFG% (40%).
2.Faktor persentase kesalahan sendiri / TO% (25%).
3.Faktor persentase rebound / Reb% (20%).
4.Faktor persentase lemparan gratis dari upaya tembakan / FT rate (15%).
Bila dijabarkan dengan lebih detail, maka sebenarnya terdapat delapan faktor yang perlu diperhitungkan untuk menentukan kesuksesan tim, yaitu empat faktor serangan dan empat faktor pertahanan (empat faktor kesuksesan tim-tim lawan ketika berhadapan dengan tim Anda).
Analisis empat faktor tersebut memiliki dampak yang sangat besar di NBA dan negara-negara peringkat atas dunia, sebagai bahan evaluasi dan penentuan strategi. Namun, kamitidak mengetahui apakah analisis empat faktor tersebut sudah menjangkau perbasketan negara-negara peringkat bawah dunia (Anda yang lebih tahu jawabannya).
Kembali lagi ke pertanyaan: “Tim Anda butuh pemain dua meter untuk?”
Jawabannya sudah pasti bukan untuk meningkatkan FT rate dan menurunkan persentase TO%. Sementara jawaban berdasarkan logika anak sekolah dasar adalah untuk meningkatkan persentase rebound dan memang benar bahwa terdapat korelasi antara tinggi badan (dan wingspan) dengan rebound di NBA.
Selain faktor rebound, tinggi badan (dan wingspan) juga berkorelasi dengan pertahanan area dalam yang berhubungan dengan blok, yang berarti berhubungan dengan upaya penurunan efektivitas tembakan (eFG%) tim lawan di NBA.
Bagaimanakah dengan pengaruh tinggi badan (dan wingspan) dengan faktor efektivitas tembakan tim saat menyerang? Jawabannya adalah terdapat korelasi di antara keduanya (tanpa hubungan sebab akibat), tapi tanpa memperhitungkan jumlah rata-rata upaya tembakan (FGA) dan tidak berhubungan dengan produktivitas poin dan peningkatan kontribusi secara keseluruhan (PIE) di NBA.
Tabel di bawah ini adalah perbandingan urutan lima besar dalam hal efektivitas tembakan (eFG%) dengan lima besar dalam hal Player Impact Estimate (PIE) pada periode 2018-19 (rata-rata nilai eFG% pada musim kompetisi tersebut adalah 52,4%). Apakah yang ada di pikiran anda ketika melihat tabel ini?
Di bawah ini adalah perbandingan peta tembakan yang seharusnya dapat menjelaskan mengapa Joel Embiid (7’0) memiliki pengaruh yang lebih bermakna dari Rudy Gobert (7’1) terhadap kesuksesan tim.
Demikian pula dengan keberadaan Anthony Davis (6’10) dan Giannis Antetokoumnpo (6’11) yang berpengaruh lebih bermakna terhadap kesuksesan tim daripada Clint Capela (6’10) dan DeAndre Jordan (6’11).
Setelah membaca mengenai empat faktor kesuksesan, melihat tabel dan gambar di atas, apakah terdapat perubahan dari jawaban anda?
Pertanyaan berikutnya adalah untuk para pelatih: “Apabila Anda mendapatkan atlet setinggi dua meter atar atlet yang diperhitungkan akan mencapai dua meter, maka apakah Anda mengetahui cara mengembangkan atlet tersebut agar dapat berprestasi di tingkat dunia?”
Mudahnya bayangkan saja salah satu atlet didikan anda adalah Anthony Davis atau Giannis Antetokounmpo yang berusia 12 tahun: “Apakah Anda bisa mengembangkan mereka hingga memiliki kemampuan seperti sekarang ini di NBA? Ataukah mereka akan berakhir dengan gaya permainan seperti DeAndre Jordan dan Clint Capela di NBA? Ataukah malah akan menjadi penghuni bangku cadangan ketika tim Anda kedatangan atlet impor yang ukuran tubuhnya lebih besar dan hobi kemping di sekitar jaring?
Sebagai informasi tambahan, DeAndre Jordan telah memasukkan 3243 tembakan 2P sepanjang karirnya di NBA sejak periode 2008-09 di LAC hingga pertandingan tanggal 2 Januari 2020 saat membela Brooklyn Nets. Selama 10 musim di LAC, dia memasukkan 2859 tembakan 2P. Sedangkan Giannis Antetokounmpo telah memasukkan 3285 tembakan 2P selama 6,5 musim di NBA, lebih banyak dari total 2P yang dicetak DeAndre Jordan si senter murni yang telah bermain selama 11,5 musim di NBA.
Dua atlet ini memiliki tinggi yang sebanding (keduanya tercatat memiliki tinggi: 6’11) dan memiliki modal keatletisan yang relatif sama. Bahkan DeAndre Jordan memiliki keunggulan wingspan (7’6) dibandingkan Giannis Antetokounmpo (7’3). Perbedaannya adalah cara mereka dikembangkan ketika masih muda.
Foto: NBA