Piala Presiden Bola Basket 2019 merupakan kompetisi pramusim sebelum dimulainya kompetisi bola basket tertinggi di Indonesia, yaitu IBL. Total sembilan peserta IBL turun bertanding di Piala Presiden Bola Basket 2019, termasuk klub baru, Louvre Surabaya. Satria Muda Pertamina Jakarta keluar sebagai juara perdana setelah mengalahkan Amartha Hangtuah di partai final dengan skor 51-43. Hasil Piala Presiden Bola Basket 2019 dapat digunakan evaluasi para peserta IBL, salah satunya dengan menggunakan empat faktor kemenangan dari Dean Oliver.

Faktor kemenangan paling penting, eFG%, memiliki pengaruh kuat terhadap kemenangan di Piala Presiden 2019. Terdapat 80 persen kemenangan didapat dari keunggulan eFG% dari total 15 pertandingan. Faktor persentase turnover (TO%) dan persentase offensive rebound (OR%) memiliki persentase kemenangan yang tidak jauh berbeda, yaitu 67 persen dan 73 persen. Sedangkan faktor persentase tembakan bebas berada pada urutan terakhir dengan 53 persen kemenangan.

Faktor eFG%

Pada Piala Presiden Bola Basket 2019, para peserta IBL lebih banyak melepaskan tembakan tiga angka dibanding tembakan di area kunci. Walau demikian, efektivitas tembakan yang dihasilkan di area tripoin belum mendukung untuk kesuksesan tim. Mereka memiliki total 722 upaya tembakan di area tripoin dengan efektivitas 24,2 persen. Sedangkan pada area kunci, mereka memiliki total 708 upaya tembakan dengan efektivitas 47,2 persen, tertinggi dibandingkan area perimeter dan close.

Peringkat ketiga Piala Presiden Bola Basket 2019, Pelita Jaya, menjadi tim dengan eFG% tertinggi. Mereka menghasilkan 46 persen eFG% dari total 249 upaya. Sumbangan efektivitas tertinggi berasal dari area kunci. Bahkan, Pelita menjadi tim peringkat pertama di area kunci dengan efektivitas tembakan 55,8 persen dari 120 upaya.

Pemain yang mulai berevolusi dari SPP menjadi 3PP, Adhi Pratama, menjadi kontributor utama Pelita di area kunci. Ia memiliki efektivitas tembakan 67,7 persen dari total 31 upaya di area sana. Secara keseluruhan, Adhi menghasilkan 64 persen eFG% dari rata-rata 9,3 upaya. Dengan performa tersebut membuat Adhi memiliki eFG% tertinggi di Piala Presiden Bola Basket 2019.

Faktor TO%

NSH menjadi tim dengan TO% tertinggi, yaitu 25 persen dari rata-rata 86,5 kesempatan menghasilkan angka. TO% tertinggi tercipta ketika melawan Pelita Jaya di laga pembuka. Mereka menghasilkan 25 kesalahan yang berujung perpindahan penguasaan (turnover) dari 90,4 kesempatan menghasilkan angka. TO% di laga tersebut menjadi yang tertinggi selama Piala Presiden Bola Basket 2019.

Louvre menampilkan performa yang impresif dalam hal TO%. Perubahan positif untuk menurunkan TO% terlihat di dua laga akhir. Bahkan, ketika melawan Satria Muda, Louvre tidak terlihat gugup dengan menghasilkan 13 persen turnover. Puncaknya, ketika melawan Pacific, Louvre menghasilkan TO% yang sangat rendah, yaitu sembilan persen.

Faktor OR%

Terdapat dua tim yang memiliki OR% tertinggi, Prawira dan Bima Perkasa, dengan 37 persen OR%. Prawira memiliki OR% yang tinggi ketika menerima kekalahan dari Satria Muda. Mereka berhasil merebut 16 offensive rebound dari 39 kesempatan. Performa OR% berada di bawah rata-rata tim ketika melawan Louvre.

Bima Perkasa membuat rekor OR% ketika mengatasi perlawanan NSH. Mereka berhasil meraih 48 persen offensive rebound pada setiap kesempatan. Pada laga ini, raja rebound, Galank Gunawan, menjadi kontributor utama Bima Perkasa dengan delapan offensive rebound. Bahkan, pada akhir Piala Raja 2019, Galank  menjadi pemain dengan rata-rata offensive rebound tertinggi.

Selain Galank, Bima Perkasa memiliki Vincent Sanjaya untuk mendukung performa OR%. Ia berhasil meraih 16 persen offensive rebound pada setiap kesempatan, lebih tinggi tiga persen dibanding Galank.

Faktor FT%

Louvre menjadi tim dengan FT% tertinggi, yaitu 31 persen. Satya Wacana, yang memiliki jumlah produktivitas angka tertinggi melalui tembakan bebas, berada di peringkat kedua FT% dengan 29 persen. Mereka merasakan pentingnya faktor tembakan bebas ketika melawan Pacific. Pada laga tersebut, Satya Wacana memiliki 21 persen FT% berbanding 16 persen milik Pacific. Kemenangan tersebut menjadi contoh kasus berharganya setiap upaya tembakan bebas.

Faktor eFG% merupakan faktor yang paling penting terhadap faktor kemenangan suatu tim. Faktor eFG% akan semakin penting ketika para pemain asing sudah bergabung di kompetisi IBL. Dengan tingginya penguasaan membuat para pemain asing tersebut merupakan kontributor utama terhadap performa eFG%. Berkurangnya penguasaan pemain lokal membuat mereka bermain efisien untuk mendukung performa eFG%.

Foto: Dika Kawengian

Komentar