Tim putra SMA Santo Paulus Pontianak akan berupaya mendobrak dominasi SMA Santu Petrus Pontianak dalam partai final Honda DBL West Kalimantan Series 2019, Sabtu, 9 November 2019, waktu setempat. Duel ini sendiri adalah duel ulangan partai final tahun lalu yang berujung untuk kemenangan Santu Petrus.

Upaya Santu Paulus kali ini akan dimotori oleh pemain andalan mereka, William. Dalam tiga gim yang dimainkan di gelaran tahun ini, William total mengemas 32 poin, 19 rebound, 6 asis, 4 blok dan 4 steal. Jika di rata-rata, maka pemain bernomor punggung 13 ini memiliki catatan 10,7 poin, 6,3 rebound, 2,0 asis, 1,3 blok, dan 1,3 steal per gim.

Catatan tersebut ia torehkan  hanya dalam 22,3 menit per gim. Hebatnya lagi, akurasi William juga bisa dibilang cukup bagus dengan 50,4 persen. Di partai semifinal melawan SMKS Immanuel II Sungai Raya, William mengemas dobel-dobel 16 poin dan 12 rebound dari 8/13 tembakan.

Usai gim yang sempat berjalan ketat di awal tersebut, saya sempat berbincang dengan William. Sosok yang ramah dan santun tergambar jelas dari dirinya. Ditambah logat Pontianak yang khas, ia menjawab beberapa pertanyaan saya.

William! Apa kabar?

Halo Bang, baik-baik.

Ini nama kamu benar William saja ya?

Iya benar hehe, William saja Bang.

Sebelum ngobrol lebih jauh, bagaimana tadi pertandingan semifinalnya?

Pertandingannya sangat baik lah. Teman-teman berhasil tampil solid dan mengeluarkan yang terbaik. Di awal, memang kami sempat kesulitan, tapi saya rasa itu memang karena badan kurang panas saja.

Kamu tahun lalu masuk First Team dan ikut DBL Camp di Surabaya. Hal apa saja yang kamu dapat dari perjalanan ke Surabaya?

Kalau itu banyak. Waktu di Surabaya, saya lihat banyak sekali latihan yang berbeda dengan di sini. Lalu juga ada strategi permainan yang belum kita pakai di sini. Dari sana, saya mengajarkan apa yang saya dapat di Surabaya ke teman-teman di sini. Saya juga bertukar pikiran dengan pelatih tentang latihan-latihan baru itu.

Keren! Pelatih oke dengan ilmu yang kamu tularkan?

Iya, pelatih bahkan sebenarnya yang menyuruh saya untuk belajar sebanyak mungkin di Surabaya. Kalau ada hal-hal baru atau berbeda dengan di Pontianak, bawa pulang ke mari dan ajarkan ke teman-teman di sini.

Kamu kelas 12 kan?

Iya, kelas 12.

Berharap masuk First Team lagi?

Iya berharap tentunya. Perjalanan ke Surabaya menambah wawasan saya yang juga bisa saya teruskan ke teman-teman.

Kamu main basket dari kapan William?

Dari saya masih duduk di Sekolah Dasar (SD). Awalnya saya main bola kaki (sepak bola), lalu ada teman saya yang mengajak main basket. Waktu itu, saya piker tidak masalah main basket, bisa menambah teman. Di SMP, pelatih mengajak saya untuk serius berlatih dan ikut beberapa pertandingan sampai sekarang.

Apa sih asyiknya basket dibanding olahraga lain menurut kamu?

Kalau kata orang-orang, main basket itu kehilatan lebih keren dari olahraga lain. Menurut saya ada benarnya juga, jadi ya diteruskan saja.

 

Kamu ingin main basket sampai kapan?

Inginnya waktu kuliah masih main basket.

Cari kampus yang memberi beasiswa?

Iya, semoga bisa dapat yang beasiswa.

Berarti siap keluar dari Pontianak juga dong?

Iya siap! Saya intinya tak ingin membebani orang tua. Dengan dapat beasiswa, orang tua kan tidak perlu bayar kuliah saya dan saya masih bisa lanjut main basket.

Kamu punya idola?

Ada, Rivaldo Tandra. Mainnya keren sekali. Main 5x5 atau 3x3 sama jagonya, keren dia.

Oh iya, Rivaldo orang Pontianak ya. Pernah jumpa dia?

Pernah, waktu ia pulang dan main ke sini.

Bagimana orangnya?

Wah orangnya humble sekali, baik dan tak ragu-ragu membagi ilmu. Saya ingin ikuti jejaknya, bisa dapat beasiswa, main buat timnas dan punya usaha sendiri.

Terakhir, apa cita-cita kamu?

Itu tadi, jadi pengusaha sukses.

Orang tua juga pengusaha?

Ya, orang tua wirausaha punya toko. Tetapi, saya pribadi memang ingin menjadi pengusaha supaya bisa membahagiakan orang tua. Ya semoga semuanya berjalan lancar.

Aaamin, terima kasih William atas waktunya. Sampai ketemu di final!

Sama-sama Bang, sampai ketemu lagi!

Foto: Dokumentasi DBL

 

Komentar