Produk bisa jadi sarana untuk mengutarakan keresahan. Itulah yang dilakukan sepatu lokal Pijak Bumi. Berkolaborasi dengan seniman Kevin Lagona, mereka merilis sebuah sepatu berbahan ramah lingkungan yang punya pesan agar anak muda lebih dekat dan lebih memperhatikan isu-isu lingkungan. Sepatu ini dirilis secara eksklusif di gelaran Urban Sneaker Society (USS) bertempat di District 8, Senopati, Jakarta.

Kevin mengangkat empat hal yang menyita perhatiannya, lalu menuangkannya dalam bentuk gambar bordir. Keempat itu adalah harimau sumatera, ikan hiu, pohon terbakar, dan bumi bertopi. Harimau sumatera dan hiu melambangkan hewan-hewan yang berada di kondisi terancam punah. Pohon terbakar adalah bentuk keprihatinan atas maraknya kebakaran hutan di Indonesia dewasa ini. Sementara bumi bertopi merupakan proyek masa depan milik Pijak Bumi.

Kedua kolaborator tidak menjabarkan secara rinci maknanya. Sebaliknya, beberapa hari sebelum perilisan, Pijak Bumi mengundang para pengikut akun Instagramnya untuk menjabarkan makna dari setiap gambar bordir yang ditampilkan. Jawabannya pun beragam. Kebanyakan memberi apresiasi bahkan bercerita kondisi lingkungan tempatnya tinggal.

“Pemaknaan kami serahkan pada warganet. Supaya mereka bisa berekspresi sesuai dengan apa yang terlintas di kepalanya,” tutur Kevin Lagona saat ditemui di gerai Pijak Bumi di USS. Tiga gambar: harimau sumatera, kebakaran hutan, dan ikan hiu jadi poin yang sedang digalaukan seniman berusia 28 tahun itu. “Itu hal yang sedang terpikirkan oleh saya dalam beberapa waktu belakangan. Namun, saya juga tidak memungkiri bahwa masyarakat punya pendapat berbeda-beda. Salah satunya adalah pemuda asal Medan yang membalas pesan Instagram saya dengan bercerita tentang kondisi asap akibat kebakaran hutan di sana."

Kevin berujar bahwa isu lingkungan jadi hal yang bisa dirasakan langsung oleh manusia. “Karya terbaik adalah representasi dari kegelisahan. Hal ini akan membuat kita berkarya secara tulus. Topik tentang alam jadi yang paling disuarakan Pijak Bumi lewat produk yang mereka rilis sebelumnya. Pertemuan kami diharapkan akan memberi manfaat bagi semua pihak," pungkas Kevin.

Kevin Lagona adalah seorang seniman gambar asal Jakarta. Ia melakoninya sejak muda dan jadi caranya dalam berekspresi. Akun Instagram @kevinswork jadi wadahnya dalam mempublikasikan karya. Profil lengkapnya sudah dimuat di dalam majalah Mainbasket edisi Juli 2019. Sedangkan Pijak Bumi adalah sepatu lokal yang sudah eksis lebih dari lima tahun. Profil mereka jadi pengisi rubrik Sneaker Kultur majalah Mainbasket edisi Juni 2019. 

Sementara Rowland Asfales, pendiri Pijak Bumi, mengamini konsep yang disampaikan Kevin. “Kami justru membuka pendapat para konsumen tentang makna gambar bordir yang disajikan. Karakter terakhir adalah gambar bumi bertopi yang merpakan kampanye Pijak Bumi di masa depan,” tutur pria yang biasa dipanggil Fales itu.

Ia menjabarkan bahwa sepatu ini hanya diproduksi 200 pasang. Proses produksi pun berjalan sudah cukup lama. “Kami kenal kurang lebih setahun yang lalu. Ternyata memang kami punya kesamaan pola pandang tentang kekhawatiran terhadap alam dan lingkungan,” lanjutnya.

Fales juga mengumumkan bahwa Pijak Bumi akan segera dijual di Jepang. Ia berencana akan menjualnya di beberapa toko yang beroperasi di area Shibuya dan Tokyo. “Pijak Bumi akan mulai berekspansi di Jepang di akhir Desember 2019. Produksi untuk ketersediaan barang sudah dilakukan sejak sekarang. Semoga semua berjalan lancer,” tutup Fales.

Sepatu Pijak Bumi hasil kolaborasi dengan Kevin Lagona hanya dijual secara spesial di gelaran Urban Sneaker Society. Diproduksi 200 pasang, sepatu ini dibanderol Rp550 ribu.

Komentar