James Harden? Begitu namanya disebut, semua penggemar basket pasti tidak akan asing dengan sosoknya. Performa impresif yang diperlihatkan di Houston Rockets membuat namanya semakin terkenal di kalangan penggemar bola basket. Harden merupakan harapan utama Rockets dalam menghasilkan produktivitas angka.
Selama delapan musim di Rockets, Harden memiliki rata-rata 29,8 poin. Selain itu, ia dapat berperan sebagai fasilitator dengan rata-rata 7,7 asis. Puncak performa Harden terlihat pada musim 2018. Ia meraih gelar individu tertinggi di NBA, yaitu Most Valuable Player (MVP).
Peran tersebut masih diperlihatkan pada NBA 2019-2020. Kedatangan garda MVP 2017, Russell Westrbook tidak memengaruhi Harden sebagai pilihan pertama serangan Rockets. Harden tetap menjadi kontributor produktivitas angka sekaligus fasilitator.
Pada enam laga awal NBA 2019-2020, Harden memiliki rata-rata 35,3 poin, dengan rincian sebagai berikut: 15,2 poin berasal dari tembakan bebas dengan efektivitas tembakan 96 persen, 11,8 poin berasal dari tembakan dua angka dengan efektivitas tembakan 58 persen, dan 8,4 poin berasal dari tembakan tiga angka dengan efektivitas tembakan 21 persen. Peran Harden sebagai fasilitator diperlihatkan dengan rata-rata 7,7 asis.
Jika dilihat berdasarkan statistik lanjutan, Harden memiliki efisiensi serangan yang impresif, yaitu 1,1 angka pada setiap penguasaan dengan menggunakan 39,8 persen USG. Namun, terdapat satu performa yang membuat performa efisiensi serangan belum maksimal, yaitu efektivitas tembakan (eFG%).
Harden memiliki eFG% 43,2 persen dari rata-rata 23,3 upaya. Menurun 10,9 persen dibandingkan musim lalu. Hanya terdapat dua pertandingan dengan hasil eFG% di atas 50 persen, yaitu ketika menghadapi Washington Wizards dan Miami Heat. Bahkan, eFG% Harden tidak bisa di atas 50 persen ketika menghadapi tim dengan efisiensi bertahan terburuk ketiga, New Orleans Pelicans. Performa eFG% yang dimiliki Harden juga lebih rendah jika dibandingkan saat masih berstatus ruki.
Pemain baru Pelicans, Josh Hart, menjadi pemain yang dapat membuat Harden frustasi. Si Berewok hanya mencetak 3 poin dari 10 upaya tembakan, 2 kesalahan berbuah serangan balik (turnover), dan tidak satu pun menghasilkan produktivitas angka melalui tembakan bebas.
Berdasarkan peta tembakan, Harden banyak melakukan tembakan pada area rim dan tiga angka. Pada area rim memiliki efektivitas tembakan sama dengan rata-rata liga. Sedangkan pada area tiga angka, terdapat 1 area dari 5 area tembakan tiga angka yang memiliki efektivitas tembakan di atas rata-rata liga. Hanya saja area tersebut memiliki upaya tembakan paling rendah dari lima area tembakan tiga angka.
Berbeda sangat jauh jika dibandingkan dengan musim lalu, di mana terdapat dua area tiga angka yang memiliki efektivitas tembakan di atas rata-rata liga. Rendahnya efektivitas tembakan pada area tiga angka menjadi faktor utama rendahnya eFG% yang dimiliki Harden.
Untuk sementara, rendahnya eFG% berhasil ditutupi melalui tembakan bebas. Hal itu menjadi faktor utama impresifnya efisiensi serangan. Harden menempati peringkat satu dalam hal produktivitas angka melalui tembakan bebas dengan rata-rata 15,2 poin dari rata-rata 15,8 upaya. Namun, strategi tersebut tidak akan selamanya bisa digunakan.
Ketika Harden dapat meningkatkan eFG%, minimal sama seperti musim lalu, dan mempertahankan efisiensi tembakan bebas akan menambah opsi serangan dan membuat efisiensi serangan Harden menjadi maksimal. Performa Harden jelas diperlukan bagi Rockets untuk menghadapi kerasnya persaingan Wilayah Barat. (put)
Foto: NBA