Marcus Morris menjalani salah satu jeda musim yang paling membingungkan. Setelah dipastikan hengkang dari Boston Celtics, Marcus dikabarkan sempat akan merapat ke San Antonio Spurs dengan kontrak dua musim senilai AS$20 juta. Namun, akhirnya ia batal menuju ke Spurs dan berpaling ke New York Knicks untuk kontrak satu musim senilai AS$15 juta.

Menjalani musim 2019-2020 dengan Knciks, Marcus tampaknya harus mulai mengakrabkan diri dengan kekalahan. Dalam lima gim yang sudah dilalui, Knicks masih terlihat seperti Knicks musim lalu. Mereka kalah empat kali dan tampak tak memiliki fondasi skuat yang kuat. Beberapa skema terlihat masih di uji coba oleh Kepala Pelatih mereka, David Fizdale.

Di tengah kebingungan Knicks, Marcus harus dihadapkan dalam gim melawan mantan timnya musim lalu, Celtics. Ya, Knicks akan bertamu ke TD Garde, Boston, Massachusetts, Amerika Serikat pada Jumat malam, 1 November 2019, waktu setempat. Marcus lantas bercerita kepada The Athletic tentang perasannya terhadap organisasi Celtics, utamanya pada pasar pemain bebas lalu.

“Saya tidak akan menggunakan kata marah dalam hal ini. Saya bisa bilang bahwa saya kecewa dengan manajemen Celtics,” buka Marcus. “Saya sudah berusaha banyak untuk menjadi sosok pemimpin di tim ini. Dalam waktu yang sulit, saya merasa saya selalu berhasil menjadi orang yang berpikir terang untuk tim ini.”

“Dalam dua musim terakhir saya di sini, saya bekerja secara profesional. Saya melakukan segalanya dengan benar. Sebagai pemain, Anda tentu ingin mendapatkan penghargaan atas hal itu. Saya sudah berjuang keras selama karier saya di liga, setiap tahun. Dan saya rasa saya hanya butuh satu panggilan telepon dari mereka di pasar pemain bebas lalu, tapi itu tidak terjadi. Sekarang, inilah kenyataanya,” tutupnya.

Panggilan telepon yang dimaksud Marcus adalah panggilan dari Presiden basket Celtics, Danny Ainge. Marcus berharap Danny menghubunginya dan menawarkan kontrak baru untuk dirinya. Namun, hal tersebut tak terjadi dan akhirnya ia memutuskan bergabung dengan Knicks. Masih dalam wawancara yang sama, Marcus mengungkapkan tak lagi melihat gim Celtics di musim ini.

Musim lalu, Marcus menjadi bagian penting dari Boston Celtics yang sering bermasalah dengan konsistensi. Dalam 75 gim musim reguler, ia mencatatkan 13,9 poin, 6,1 rebound, dan 1,5 asis per gim. Alumnus University of Kansas ini memasukkan 45 persen tembakannya dan 84 persen dari garis tembakan gratis. Dua persentase tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang karirnya. (DRMK)

Foto: NBA

 

Komentar