Orlando Magic memulai NBA 2019-2020 jauh dari pemberitaan media. Hal tersebut cukup wajar mengingat tidak ada pemain bintang yang direkut pada musim panas 2019 ini.

Tim asal Orlando itu telah bermain dalam empat laga dengan hasil menang-kalah 2-2 per 30 Oktober 2019 waktu setempat. Namun, dari hasil tersebut, terdapat performa yang berbanding terbalik 180 derajat, yaitu dalam hal serangan dan bertahan.

Performa Efisiensi Serangan

Magic menjadi tim dengan efisiensi serangan terendah kedua dari 30 tim NBA. Mereka memiliki 0,9 angka pada setiap penguasaan.

Magic sebenarnya sudah memaksimalkan penguasaan dengan rendahnya kesalahan berujung serangan balik (turnover). Hanya saja, performa tersebut kurang maksimal untuk mendukung efisiensi serangan, karena performa efektivitas tembakan yang di bawah rata-rata liga. Ironisnya, area dua angka dan tiga angka memiliki efektivitas tembakan yang di bawah rata-rata liga.

Pada area dua angka, terdapat 2 dari 9 total area yang memiliki efektivitas tembakan di atas rata-rata liga. Area tiga angka menjadi faktor utama rendahnya efisiensi serangan. Magic menempati peringkat kedua terbawah dalam hal efektivitas tembakan tiga angka. Mereka memiliki rata-rata 9,5 tembakan dari 33 upaya dengan efektivitas tembakan 28,8 persen.

Hanya dua pemain yang memiliki efesiensi serangan di atas rata-rata liga, yaitu bintang utama Magic, Nikola Vucevic dan Jonathan Isaac. Kedua pemain tersebut memiliki efisiensi serangan satu angka pada setiap pengusaan dengan menggunakan minimal 15 persen USG. Ketika kedua pemain tersebut tidak berada di lapangan, performa efisiensi serangan Magic akan menurun 0,2 angka pada setiap penguasaan.

Meskipun menjadi pemain paling produktif di Magic, Evan Fournier belum memiliki efisiensi serangan di atas rata-rata liga. Rata-rata dua penguasaan yang terbuang karena kesalahan sendiri membuat efisiensi serangan Fournier kurang maksimal.

Performa Efisiensi Bertahan

Sisi sebaliknya, performa bertahan Magic sangat impresif. Mereka menempati peringkat tiga sebagai tim yang memiliki pertahanan terbaik dengan kemasukkan 0,94 angka pada setiap penguasaan lawan. Dari empat laga yang telah dijalani, Atlanta Hawks menjadi satu-satunya tim yang tidak berhasil diturunkan performa efektivitas tembakannya ke bawah 40 persen. Bahkan, juara NBA musim lalu, Toronto Raptors, berhasil diturunkan ke bawah 40 persen.

Sistem pertahan Magic seakan dibuat untuk meredam sistem basket modern. Area yang mulai dilupakan dalam menghasilkan produktivitas angka, perimeter, memang menjadi titik lemah pertahanan. Namun, lawan akan dibuat kesulitan ketika melakukan tembakan di area terpenting dalam sistem basket modern, yaitu area tiga angka dan area cat.

Pada area tembakan tiga angka, lawan memiliki efektivitas tembakan 26 persen dari rata-rata 33,5 upaya. Rendahnya efektivitas tembakan lawan pada area itu menempatkan Magic sebagai tim dengan pertahanan tiga angka terbaik.

Sedangkan pada area cat, lawan memiliki efektivitas tembakan 55,7 persen dari rata-rata 36,7 upaya. Di mana pada area cat (bukan semi lingkaran) memiliki efektivitas tembakan 51 persen dari rata-rata 14 upaya. Area semi lingkaran memiliki efektivitas tembakan 58 persen dari rata-rata 22,7 upaya tembakan.

Performa bertahan lainnya diperlihatkan dalam hal defensive rebound. Magic menempati peringkat keenam dalam hal presentase defensive rebound dengan 77,1 persen. Rendahnya efektivitas tembakan lawan di area tiga angka dan cat serta tingginya presentase defensive rebound menjadi faktor impresifnya perfoma bertahan.

Kuatnya pertahanan tidak terlepas dari performa semua pemain Magic. Tidak ada satu pun pemain mereka yang mempunyai efisiensi bertahan di atas rata-rata liga. Di kategori ini, berlaku penilaian terbalik jika dibandingkan dengan efisiensi serangan. Semakin tinggi efisiensi bertahan menunjukkan semakin buruknya pertahanan.

Magic menampilkan performa yang sangat berbeda ketika menyerang dan bertahan. Magic, yang kuat dalam bertahan, menjadi salah satu tim yang memiliki performa efisiensi serangan yang rendah. Satu tempat di playoff tidak mustahil menjadi milik Magic jika dapat meningkatkan performa serangan dan mempertahankan kukuhnya dinding pertahanan.

Foto: NBA

Komentar