Stephen Curry memasuki musim baru NBA dengan senjata baru. Sepatu khusus edisi ketujuh dari Under Armour sudah mendarat. Ia juga sudah beberapa kali memakainya di laga-laga pembuka Golden State Warriors. Setelah diperkenalkan bulan lalu, kali ini Under Armour buka-bukaan tentang struktur dari sepatu basket terbaik menurut mereka ini.

Tampilan Curry 7 tampak lebih meruncing dan tegas. Under Armour tampaknya ingin menampilkan sisi modernitas berpadu dengan panel-panel yang terkesan lebih rumit. Berbeda dengan Curry 6 yang cenderung memperlihatkan sudut yang membulat. Di sisi lain, tampak sepatu edisi keenam memuat satu bagian besar kain berbahan knit di bagian atas yang kemudian diberi fitur pendukung.

Siluetnya sangat mirip dengan Under Armour Curry 3Zero 3. Meski begitu, ada beberapa poin yang membuat Curry 7 dianggap lebih baik karena menampilkan lebih banyak variasi teknologi.

Bagian atasnya terdiri atas bahan-bahan yang berbeda. Mulai dari kulit sintetis, nilon, dan panel yang terbuat dari TPU. Nilon berjaring ditempatkan di bagian depan untuk menyediakan sirkulasi udara untuk kenyamanan. Fungsi itu juga dihasilkan dari lubang-lubang yang ada di lidah. Berbeda dengan Curry 3Zero 3 yang terdiri atas satu lembar knit dengan minimalisasi panel. Format lubang tali dari keduanya pun berbeda.

Under Armour ingin sepatu ini jadi media presentasi bantalan andalan mereka. Oleh karenanya, Curry 7 menampilkan HOVR dan Micro G bertempat di bawah tumit. HOVR adalah bantalan yang biasa ditemui hampir di sepatu lari dan basket kelas atas Under Armour. Bentuknya adalah sebuah bantalan berbahan EVA yang dibungkus dengan serta nilon tipis berbentuk belah ketupat. Sementara Micro G adalah bantalan yang biasa ditemui di sepatu-sepatu olahraga Under Armour lain. Tampilannya menyerupai HOVR namun punya pori-pori kecil di sekujurnya.

Perlu diperhatikan bahwa memasang dua bantalan tidak menjamin rasa empuk yang biasa dicari konsumen secara umum. Sepatu ini akan terasa keras kala dipakai untuk pertama kali atau jalan-jalan. Namun, sensasinya akan berbeda bila dipakai bermain basket atau melakukan gerakan-gerakan eskplosif seperti melompat, lari, crossover, dan lainnya.

Kedua teknologi milik Under Armour itu diperkuat dengan sebuah plat berbahan plastic TPU berwarna merah. Penempatannya memanjang dari tengah hingga ke keluar di bagian bawah tumit. Fungsinya adalah untuk memberikan kestabilan saat dipakai bermain basket. Fungsi ini juga bertujuan untuk mempertahankan pola permainan eksplosif yang biasa ditampilkan Sang pemain.

Beralih ke bagian sol bawah. Under Armour masih mempercayakan traksi pada sol bertekstur Heringbone. Bentuknya dibuat dengan bentuk melingkar di bawah kaki dan tumit untuk mengakomodasi pergerakan Stephen Curry di atas lapangan. Sol karet bagian tumit dibuat memisah dengan tujuan untuk menstabilkan gerakan kaki baik saat lari maupun mendarat pascamelompat agar traksi tetap tersedia meski kaki tidak dalam posisi sempurna.

Detail pendukung juga tersebar di beberapa bagian sepatu. Mulai dari logo “SC” di medial samping belakang, identitas merek di sol dalam, juga tiga logo hewan di tali nilon pada tumit. Ketiganya merepresentasikan hewan favorit buah hati Curry: kuda bertanduk untuk Riley, kupu-kupu untuk Ryan, dan serigala mewakili Canon.

Berbeda dengan edisi awal, ukuran Curry 7 mengikuti pola normal kaki manusia pada umumnya. Bagi penikmat sepatu biasa menyebutnya dengan fit size. Meski demikian, disarankan untuk membeli dengan ukuran 0,5 lebih besar bagi mereka yang berkaki lebar. Ujung depan sepatu ini terbilang sempit dan meruncing.

Under Armour Curry 7 sudah mulai dijual awal November 2019 dengan harga retail AS$140. Sepatu ini juga dilengkapi dengan kaos kaki hasil kolaborasi dengan Stance. Distribusi secara global akan diumumkan di kemudian hari. Penjualan untuk Indonesia akan diwakili DBL Store selaku distributor resmi Under Armour Basketball.

Foto: Under Armour Basketball

Komentar