San Antonio Spurs meraih kemenangan ketiga beruntun setelah mengalahkan tim finalis Wilayah Barat NBA 2018-2019, Portland Trail Blazers, dengan skor 110-113. Spurs memulai kuarter satu dengan start lambat. Mereka sempat tertinggal 19 angka dari Blazers. Namun, akhirnya mengakhiri kuarter itu dengan tertinggal 14 angka saja.

Tidak mau kalah di hadapan pendukung sendiri, Spurs memperbaiki performa di kuarter dua. Mereka berhasil memangkas ketertinggalan menjadi enam angka. Pada kuarter ketiga menit 7:53, untuk pertama kalinya, Spurs berhasil meraih keunggulan melalui dua tembakan bebas Bryn Forbes.

Tim asal San Antonio itu sempat unggul 11 angka melalui 12 poin beruntun DeMar DeRozan. Namun, dua tembakan bebas Mario Hezonja dari Blazers membuat Spurs terpaksa mengakhiri kuarter tiga dengan keunggulan sembilan angka saja.

Damian Liliard, bintang utama Blazers, kemudian mencetak 15 poin beruntun di kuarter empat. Ia membuat timnya semakin mendekat. Mereka hanya tertinggal satu angka. Momentum tersebut sempat dihentikan oleh Derrick White dan LaMarcus Aldridge. Walau demikian, Liliard kembali berhasil menekan Spurs. Di sisa waktu 1,2 detik, dalam keadaan tertinggal tiga angka, Blazers berkesempatan menyamakan kedudukan. Namun, tembakan tiga angka Liliard di area sudut tidak berhasil menemui sasaran.

Tingginya kesalahan berujung serangan balik (turnover) dan rendahnya offensive rebound Spurs membuat Blazers mempunyai kesempatan menghasilkan angka yang lebih tinggi. Sayangnya, keunggulan itu gagal dimaksimalkan karena rendahnya efektivitas tembakan (eFG%) Blazers, terutama di kuarter dua dan tiga.

Blazers mengakhiri kuarter satu dengan memiliki eFG% yang impresif, yaitu 63 persen. Area tiga angka danĀ  perimeter menjadi kontributor tingginya eFG% Blazers. Pada area tiga angka, tim asal Portland itu memiliki efektivitas tembakan 66,7 persen dari 9 upaya tembakan. Sedangkan pada area perimeter, Blazers memiliki efektivitas tembakan 71,4 persen dari 7 upaya tembakan.

Pada dua kuarter selanjutnya, Blazers mengalami penurunan eFG% yang sangat drastis. Spurs berhasil menurunkan efektivitas tembakan di area tiga angka dan perimeter. Bahkan, pada kuarter tiga, Blazers tidak dapat menghasilkan tembakan tiga angka dan hanya memiliki 1 tembakan masuk dari 4 upaya tembakan di area perimeter. Menurunnya eFG% di kuarter dua dan tiga menjadi penyebab Spurs dapat meraih keunggulan.

Secara keseluruhan, Spurs memiliki eFG% 52,4 persen, unggul 8,4 persen dibanding eFG% Blazers. Spurs yang masih memiliki gaya basket klasik menjadikan area dua angka sebagai kontributor utama tingginya eFG%. Mereka memiliki efektivitas tembakan 54 persen dari 63 upaya tembakan di area itu.

Pemain dengan produktivitas angka tertinggi, DeRozan (27 poin dan 7 rebound), menjadi kontributor utama Spurs di area dua angka. Ada sekitar 74 persen produktivitas angka yang dihasilkan DeRozan berasal dari area dua angka. Hanya saja, produktivitas angka tertinggi itu tidak membuat efisiensi serangan DeRozan menjadi yang tertinggi. DeRozan kurang maksimal akibat melakukan lima turnover.

Patty Mills (12 poin, 2 rebound, dan 3 asis) menjadi pemain dengan efisiensi serangan tertinggi. Dia memiliki 1,2 angka pada setiap penguasaan dengan menggunakan 18,2 persen USG. Tingginya efisiensi serangan Mills berasal dari efektivitas tembakan dan asis. Mills memiliki efektivitas tembakan 50 persen dari 8 upaya tembakan. Selain itu Mills memiliki 3 asis dan ratio asis di atas 1.

Rudy Gay, bermain selama 19 menit 51 detik, menjadi pemain dengan selisih efisien bersih paling tinggi, yaitu 34,0. Peran Gay dalam menjaga area perimeter dan tiga angka menjadi faktor tingginya selisih efisien bersih. Dia memiliki kemasukkan 0,6 angka pada setiap penguasaan lawan.

Rendahnya eFG% Blazers membuat keunggulan dalam hal kesempatan untuk menghasilkan angka tidak dapat dimaksimalkan untuk mencuri kemenangan. Strategi Spurs di kuarter dua dan tiga untuk menurunkan efektivitas tembakan di area perimeter dan tiga angka berhasil membuat performa eFG% Blazers turun drastis. Spurs mengambil alih keunggulan dari sana.

Foto: NBA

Komentar