Albert Richard senang sekali ketika dirinya terpilih sebagai Most Valuable Player (MVP) Honda DBL South Sumatera Series 2019. Itu artinya, ia selangkah lebih maju untuk menyaingi kakaknya sendiri, Alfandy. Albert sudah lama ingin menjadi MVP seperti kakaknya.
Gelar MVP lantas menjadi motivasi tersendiri bagi Albert. Gelar itu mendorongnya untuk semangat bermain di Final Party. Pada akhirnya, Albert pun berhasil mengantarkan timnya, SMA Methodist 2 Palembang, menjadi juara. Mereka mengalahkan SMAN 2 Tanjung Raja dengan skor 52-31.
Saya menemui Albert seusai pertandingan final. Karena banyak yang meminta foto bersamanya, saya harus menunggu beberapa waktu sampai bisa berbincang-bincang. Perbincangan kami bahkan hanya sebentar. Sebab, orang-orang sudah menunggu di depan kami untuk lanjut berfoto bersama.
Selamat karena sudah jadi juara dan MVP! Saya ingin dengar komentarmu soal pertandingan final dulu. Apa pendapatmu?
Permainan kami? Sejak awal sudah gugup. Tidak percaya diri. Nge-down. Ini pertama kali main di final. Begitu jadi juara, kami bangga.
Sebelum pertandingan, diumumkan masuk First Team dan jadi MVP. Itu jadi motivasi tersendiri buatmu?
Iya, itu jadi motivasi. Saya berpikir, masa MVP tidak bisa cetak poin. Bikin malu. Jadi, saya berusaha untuk cetak poin. Padahal awalnya saya takut. Takut sekali. Rasanya tidak mau main saja.
Haha, persiapan kalian sudah berapa lama?
Hampir satu tahun. Selama itu, kami latihan terus tiap hari. Ada try out ke Bangka. Pokoknya latihan setiap hari sampai bisa jadi juara.
Kamu sudah kelas berapa, nih?
Kelas 12.
Berarti tahun depan masih bisa main. Apa yang perlu dilakukan supaya bisa mempertahankan gelar?
Percaya sama Tuhan. Stay humble. Latihan terus. Bangun fundamental yang bagus. Mudah-mudahan bisa perbaiki fisik. Soalnya itu penting.
Kamu punya kesempatan untuk belajar ke Surabaya. Ikut Honda DBL Camp. Apa yang kamu harapkan?
Saya merasa permainan saya masih kurang. Jadi, saya berharap bisa belajar banyak di DBL Camp nanti. Membenahi kesalahan-kesalahan. Saya ingin jadi lebih. Pulang dari Surabaya harus jadi lebih baik.
Oh ya, gelar juara dan MVP berarti apa buat kamu?
Mutiara. Mutiara itu susah didapat. Kalau ingin dapat mutiara, harus terjun ke air yang dalam.
Kamu sudah berapa kali ikut DBL?
Dua kali.
Ada perbedaan antara pengalaman pertama dan kedua?
Pertama, gugup sekali. Tidak percaya diri. Sekarang sudah latihan selama delapan bulan—hampir setahun—mulai percaya diri. Meski pun di final tetap takut, hehe.
Kamu sendiri sudah main basket sejak kapan?
Dari SMP.
Kenapa pilih basket daripada olahraga lain?
Gara-gara abang saya, Alfandy. Saya iri sama dia. Soalnya dia punya gelar. Terkenal satu Palembang.
Ikut DBL juga dia?
Iya, masuk final dia. Dua kali final.
Berarti kamu sudah lebih hebat karena juara?
Hahaha, belum. Karena dia punya dua gelar MVP. Saya baru sekali. Saya ingin melewati pencapaiannya.
Wow! Persaingan keluarga.
Hahaha, betul, Bang. Pokoknya tidak mau kalah sama abang sendiri. Saya harus MVP satu kali lagi. Tahun depan harga mati. Terakhir.
Apa yang perlu dilakukan supaya bisa melampaui Abang?
Latihan terus yang pasti. Latihan, latihan, latihan. Jangan kasih kendur. Pokoknya latihan. Sampai malam, deh, kalau perlu.
Hahaha, jangan lupa istirahat! Penting itu.
Iya, siap.
Oke, kalau begitu cukup sampai di sini dulu. Terima kasih sudah mau ngobrol bareng. Sampai ketemu di Surabaya!
Iya, Bang, terima kasih juga. Sampai ketemu nanti.
Foto: DBL Indonesia