Tim putri SMAN 28 Jakarta kembali menunjukkan keperkasaan mereka dalam Honda DBL DKI Jakarta Championship Series 2019. Tak terkalahkan di babak grup, SMAN 28 juga tak menemui halangan berarti saat menghadapi Indira Rasyadah dan SMAN 21 Jakarta. Unggul sejak tepis mula, SMAN 28 menutup gim dengan kemenangan 70-33.

Duet lapangan depan SMAN 28, Christabel dan Sophia Rebecca Adventa tampil solid dengan sama-sama mengemas dobel-dobel. Christabel mencetak 14 poin dan 18 rebound sementara Sophia menambahkan 17 poin, 10 rebound, dan 4 asis. Di luar keduanya, Keisha Hasna juga tampil cemerlang dengan 24 poin plus 8 rebound.

Dari tiga nama yang disebut di atas, satu di antaranya baru turun berlaga di babak Championship ini. Ya, Sophia absen saat SMAN 28 mempertahankan gelar di kawasan mereka (South Region) beberapa waktu sebelumnya lantaran permasalahan administrasi. Padahal, pemain ini adalah MVP putri gelaran tahun lalu dan juga masuk dalam barisan All Star.

Usai gim melawan SMAN 21, saya bertemu dan berbincang santai dengan Sophia. Tampak sudah menggunakan hoodie tim beserta sepatu Converse Chuck Taylor All Star warna hitamnya, Sophia yang memang selalu ceria menjawab pertanyaan-pertanyaan saya.

Sophia, Sophia! Ayo ngobrol-ngobrol lah!

Halo Kak! Ayo-ayo!

Pertama tidak usah jauh-jauh lebih dulu, bagaimana gim melawan SMAN 21 Jakarta?

Jujur aku selalu was-was setiap sebelum gim. Di basket ini, apa saja bisa terjadi jika kita tidak mampiu fokus dengan baik. Namun, di gim ini tadi, kita berhasil tampil solid dan sangat lebih baik dari gim-gim sebelumnya, terutama untuk defense.

Kamu kan sempat tidak bermain di babak wilayah dan akhirnya bisa main di Championship ini. Bagaimana rasanya bisa main lagi?

Rasanya menyenangkan sekali bisa bermain untuk SMAN 28. Ya ampun Kak, waktu di South Region ga bisa main tuh rasanya sedih banget. Ini tahun terakhirku di DBL dan aku cuma ingin bela sekolahku di DBL buat terkahir kalinya. Aku tuh sama sekali ga kepikiran buat gelar-gelar individu, aku cuma ingin main buat sekolah. Apalagi, alasan saya gagal bermain kan bukan cedera atau hal-hal seperti itu, jadi cukup sedih awalnya. Tetapi, aku juga yakin sebenarnya kalau tim SMAN 28 ini pasti bisa mempertahankan gelar juara dengan skuat yang ada.

Bicara tentang tim, saya banyak dengar cerita bagus tentang Abel (Christabel). Kamu sendiri menilai Abel bagaimana?

Abel menurutku adalah pemain yang sangat bertalenta. Mainnya bagus, gerakan badannya bagus, ya emang pemain yang bagus. Semoga nanti di final Abel bisa menunjukkan permainan terbaiknya, karena selama ini menurutku dia belum tampil yang benar-benar total.

Kamu MVP tahun lalu dan lolos jadi All Star. Sebelum hal-hal itu diumumkan, sebenarnya banyak orang yang sudah yakin kamu bakal meraih pencapaian itu. Menurut kamu sendiri bagaimana perjalanan kamu tahun lalu?

Aku pribadi ga kepikiran waktu jadi MVP tahun lalu. Bahkan, menurutku penampilanku tahun lalu masih jauh dari bagus. Aku sendiri sempat merasa bete dengan penampilanku. Jadi menurutku gelar itu memang benar-benar anugerah dari Tuhan buat aku. Tetapi, di luar itu kan memang aku latihan tambahannya cukup banyak. Ga cuma di sekolah sama klub, aku kan juga dapat latihan tambahan dari papa ku sendiri. Ya, semuanya pasti ada prosesnya.

All Star bagaimana? Seberapa besar pengaruh pengalaman di Amerika Serikat ke penampilan kamu saat ini?

Aku belajar banyak banget sih dari Amerika Serikat. Terutama materi dari pelatih-pelatih yang biasa melatih pemain NBA itu. Terus, pengalaman bertanding di sana juga membawa banyak perubahan ke permainan saya. Belajar berani, gimana cara lawan bule, dan juga belajar membangun rasa percaya diri.

Tahun lalu kamu juga menyita perhatian banyak orang pas main buat timnas 3X3. Video yang kamu nglewatin pemain lawan itu kan bisa dibilang viral. Bagaimana kamu menyikapi momen itu?

Jujur cukup kaget sih kalau video itu jadi viral. Dari sana, memang banyak orang yang jadi kenal aku. Tetapi, di sisi lain, hal itu lumayan jadi beban. Dari sana kan orang-orang naruh ekspektasi tinggi ke aku dan menurut aku memang pas waktu main di 3X3, aku sedang dalam kondisi terbaik. Nah, kondisi itu kan kadang naik-turun, jadi kadang cukup takut mengecewakan beberapa orang setelahnya. Sekarang, fokusnya main sebaik mungkin sambil berdoa semoga semua sesuai harapan.

Kamu mau main basket sampai kapan?

Nah, kalau pertanyaan ini jujur aku belum tahu. Aku sekarang kelas 12, fokus belajar lagi kencang-kencangnya. Aku ingin masuk Universitas Indonesia.

Wow, saya kira bakal kuliah di luar negeri.

Kalau kata papa, universitas di Indonesia masih bagus, lebih baik di sini aja hehe.

Terakhir, masih punya harapan untuk masuk First Team atau Second Team ga setelah absen di penyisihan wilayah?

Ya berdoa saja, kalau Tuhan berkenan ya pasti akan terjadi. Fokus utama aku adalah bantu SMAN 28 juara, ga ada yang lain.

Oke, terima kasih Sophia! Good luck!

Sama-sama Kak!

Foto: Dika Kawengian

 

Komentar