Tim putri SMAN 21 Jakarta tampil impresif dalam gelaran Honda DBL DKI Jakarta Championship Series 2019 usai membekuk SMAN 70 Jakarta 37-27, Senin, 21 Oktober 2019. Kemenangan ini menjadi kemenangan kedua mereka di babak championship dan otomatis membawa mereka lolos ke semifinal. Dust (julukan SMAN 21 Jakarta) akan memperebutkan posisi juara grup dengan menghadapi SMA 1 Penabur Jakarta, Rabu, 23 Oktober 2019.
Torehan postif Dust ini tak lepas dari peran penting garda mereka, Indira Rasyadah. Saat pertama kali melihatnya bermain, saya dibuat takjub atas dua hal. Tak berselang lama setelah tepis mula melawan SMAN 70 Jakarta, Indira sudah melakukan gerakan step-back tripoin memanfaatkan tembok (screen) dari rekannya. Gerakan tersebut adalah hal pertama yang membuat saya takjub. Hal kedua adalah tembakan tesebut dilepaskan menggunakan tangan kiri.
Sepanjang gim, Indira bisa dibilang menjadi pemain yang “dirindukan” bola. Bola terus datang ke arahnya, dan ia pun tampak menikmati momen itu. Entah berujung pada tembakan yang ia lakukan sendiri atau umpan kepada temannya, pemain yang bisa dibillang mungil ini terus menari di atas lapangan.
Setelah melihat statistik, Indira ternyata top skor untuk timnya dengan total 124 poin dalam lima gim yang setara dengan 24,8 poin per gim. Akurasi tripoinnya pun bisa dibilang cukup oke dengan 34 persen.
Catatan-catatan positif tersebut membuat saya mencari waktu untuk berbincang dengannya. Usai mendapatkan pengarahan dari tim pelatih selepass gim melawan SMAN 70 Jakarta, akhirnya saya mendapatkan kesempatan itu. Dengan nada bicara yang cukup tenang dibarengi canda dari beberapa rekannya, ia menjawab beberapa pertanyaan saya.
Halo Indira! Pertandingan yang bagus kalau dari sudut pandang saya. Bagaimana menurut kamu?
Sama sih seru dan ketat juga apalagi di awal-awal gim. Kami sempat ketinggalan tapi beruntungnya di paruh kedua kami bisa mengejar. Dalam satu momen tadi, aku juga merasa kami lagi on fire dengan mencetak beberapa poin beruntun.
Kamu kidal ya?
Iya kak, aku kidal.
Dari lahir?
Iya dari lahir.
Koko bisa tahu kalau kidal? Gimana prosesnya?
Iya juga ya. Aku sih kurang tahu gimana prosesnya, tapi sejak kecil memang dominan pakai tangan kiri terus.
Haha, jawaban yang bagus. Main basket dari kapan kamu?
Dari SD saya sudah main basket. Awalnya karena lihat teman-teman aku ramai-ramai main basket dan akhirnya saya ikutan sama mereka.
Menurut kamu, apa asiknya main basket?
Seru sih, lari-larian terus. Aku orangnya gabisa diem soalnya dan basket ini juga punya intensitas yang tinggi. Jadi sangat bisa dinikmati gitu sih.
Punya pemain idola?
Andakara Prastawa.
Kenapa?
Soalnya kan posisi main sama, dia juga posturnya bisa dibilang lebih kecil dari yang lain dan dia jago banget sih asli keren. Nembak tripoinnya juga keren.
Oh iya, ngomongin postur, kamu kan mungil juga nih. Tingginya berapa sih?
Aku 151 sentimeter kak.
Ga takut waktu penetrasi lawan pemai-pemain yang lebih tinggi itu?
Ya gimana ya kak, berdoa aja sama Allah hehe semoga ga kenapa-kenapa. Tapi kalo saya pribadi sih sejauh ini aslinya ga ada ketakutan berlebihan. Dengan postur ini, saya justru bisa nyelip-nyelip di antara pemain-pemain lain.
Menurut kamu, apa hal penting yang harus dikuasai pemain yang mungil seperti kamu ini?
Kalau kata pelatih aku sih speed. Dengan speed yang oke, masalah postur bisa kita atasi dengan lebih mudah.
Apa yang membuat SMAN 21 Jakarta bisa menjadi salah satu tim putri terbaik di Jakarta sekarang?
Kerja samanya sih kak. Kami ini kompak banget di dalam dan di luar lapangan. Kakak bisa lihat sendiri dari tadi kami banyak bercanda, banyak ngobrol, intinya komunikasi dibangun dengan baik. Kami juga orangnya tidak ada yang mau kalah, jadi semuanya satu jalur untuk selalu tampil ngotot.
Apa target kamu di Honda DBL 2019 ini?
Yang utama jelas bantu SMAN 21 Jakarta untuk juara. Tapi jujur aku juga mengincar masuk First Team dan ikut DBL Camp.
Tidak ingin jadi MVP?
Iya deh, MVP juga. Tidak usah setengah-setengah kalau bermimpi. Saya mau jadi MVP di Jakarta.
Aamiin, semoga bisa terwujud ya. Terima kasih waktunya Indira, good luck!
Oke kak, sama-sama.
Foto: Dika Kawengian, Mohamad Taufiq Hidayatullah