Sebanyak 27 pemain yang memiliki rentang usia 15-22 tahun hadir di GOR CLS Dharmahusada, Minggu pagi, 20 Oktober 2019. Pemain-pemain ini berasal dari seluruh daerah di Jawa Timur. Mereka hadir dalam rangka mengikuti seleksi tim putra Jawa Timur yang disiapkan untuk berlaga di PON Papua tahun depan.

Seleksi ini bukanlah tahapan pertama dari persiapan tim PON Jawa Timur. Bahkan, sebenarnya tahapan seleksi ini sudah dimulai sejak tahun lalu. Duet pelatih asal Jawa Timur, Kencana Wukir dan Wahyu Budi Santoso adalah dua orang yang didapuk sebagai pelatih untuk tim ini.

Seperti yang diketahui, Kencana Wukir adalah pelatih dari tim IBL, Pacific Caesar Surabaya. Ia juga pernah mendapatkan gelar Coach of the Year pada gelaran IBL 2017-2018. Sementara Wahyu Budi Santoso adalah pelatih yang sudah cukup punya nama di pembinaan pemain usia muda. Salah satu catatan apiknya adalah terpilih sebagai pelatih DBL All Star 2017.

Seleksi kali ini tak langsung menghadirkan eliminasi pemain. Kiki (panggilan Kencana Wukir) berujar bahwa mereka masih dalam tahap penyegaran di dua kali latihan ini. Ya, sebelum latihan minggu pagi, tim ini menggelar latihan pertama mereka semalam sebelumnya di GOR Kertajaya, Sruabaya.

“Proses pengumpulan pemain ini kan sebenarnya sudah lama. Namun, kami sempat absen berlatih dalam waktu yang juga cukup lama. Oleh karena itu, kami beri penyegaran terlebih dahulu dan baru akan mengurangi pemain di minggu depan.”

Sedikit berbeda dari tim PON edisi sebelumnya, skuat kali ini bisa dibilang tidak memiliki postur yang cukup menjulang. Budi (sapaan Wahyu Budi Santoso) pun sepakat atas hal ini. Oleh karena itu, ia berusaha membangun dan merancang pola latihan yang tepat dengan skuat yang ada.

“Postur bisa dibilang bukan hal  yang mencolok dari tim kami. Bisa dilihat, hanya ada beberapa pemain yang menjulang, ini berbeda dari PON sebelumnya. Dari sana, kami selaku tim pelatih akan merancang pola permainan yang menyesuaikan hal tersebut dan nantinya akan memilih pemain yang terbaik untuk menjalankannya. Saya rasa, kecepatan akan menjadi senjata andalan kami nantinya,” ujarnya.

Di sisi lain, kedua pelatih ini menyoroti kualitas pemain di area Jawa Timur. Menurut keduanya, secara kualitas per pemain, bisa dibilang Jawa Timur mengalami penurunan dari tahun-tahun sebelumnya. Belum lagi, daerah-daerah lain juga melakukan peningkatan yang signifikan.

“Jujur, tanpa mengurangi hormat kepada para pelaku basket di Jawa Timur, dari apa yang saya lihat di liga profesional dan level di bawahnya, standar pemain Jatim bisa dibilang menurun dan tertinggal dari daerah lain. Dengan fakta ini, saya tekankan kepada pemain yang hadir untuk berkomitmen penuh dalam kerja keras dan disipilin selama 11 bulan sebelum ke PON,” terang Kiki.

Di luar hal-hal teknis di atas, gairah baru juga hadir di seleksi kali ini. Gairah baru tersebut dibawa oleh manajemen tim yang baru. Ya, dalam prosesnya, tim putra PON Jawa Timur ini mengalami perubahan manajemen. Sudiantowi Limanauw (Awen) dan Handoyo yang selama ini dikenal sebagai pemilik tim semiprofesional asal Surabaya, BBM Viking, kini didapuk sebagai manajer tim putra PON Jatim.

“Kami memang ditawari untuk menangani tim PON Jawa Timur ini beberapa waktu lalu. Setelahnya, kami melihat ini adalah tantangan baru dan layak untuk dicoba. Toh, tujuan utama kami memang membantu perkembangan basket di Jawa Timur atau kalau bisa di nasional. Jadi, kami tak terlalu banyak pikir untuk mengambil kesempatan ini,” ujar Awen kepada kami.

“Jujur, secara kualitas pemain saya rasa Anda juga bisa lihat bahwa tim ini jauh berbeda dengan tim PON sebelumnya. Namun, kita masih punya 11 bulan untuk memperbaiki segalanya. Kami yakin jika berproses dengan benar, tim ini bisa lebih baik dari tim empat tahun yang lalu. Saya dan tim pelatih sudah memiliki rencana untuk sekitar 3-4 kali melakukan uji coba ke luar negeri. Memang, sejauh ini belum ada jadwal yang pasti, tapi kami berupaya sesegera mungkin untuk memastikan ini,” tutupnya.

Foto: Alexander Anggriawan

 

Komentar