New Orleans Pelicans kembali meraih kemenangan dalam laga pramusim keempat mereka, Minggu malam, 13 Oktober 2019, waktu setempat. Berhadapan dengan tuan rumah, San Antonio Spurs, Pelicans sempat tertinggal di paruh pertama. Namun, peruntungan mereka berubah di kuarter tiga dengan mencetak 35 poin berbanding hanya 16 dari Spurs. Catatan itu membuat Pelicans nyaman memimpin di sisa gim dan menutupnya dengan kemenangan 123-114.

Hasil ini membawa Pelicans meraih catatan sempurna selama pramusim 2019-2020. Dari empat gim yang sudah dilalui, anak-anak asuh Alvin Gentry selalu berhasil keluar sebagai pemenang. Pelicans kini hanya menyisakan satu gim pramusim melawan New York Knicks sebelum menuju musim reguler.

Catatan spesial lain di empat gim pramusim tersebut dibukukan oleh ruki pilihan pertama NBA Draft 2019, Zion Williamson. Selain selalu mencetak dua digit poin di empat gim tersebut, Zion juga menjadi top skor di tiga gim terakhir. Secara rataan, Zion membukukan 23,3 poin, 6,5 rebound, dan 2,3 asis per gim dengan rata-rata bermain hanya 27,3 menit.

Statistik tradisional seperti di atas seringnya bias. Namun, saat menilik ke statistik lanjutan yang ditorehkan oleh Zion, saya rasanya harus mulai merubah pandangan saya tentang pemain ini. Jujur, sebelum dan sesudah NBA Draft 2019, hingga gim-gim pramusim ini, saya tidak terlalu mengikuti “hype” yang dibangun NBA tentang Zion.

Menurut saya pribadi, Zion adalah pemain yang secara kemampuan fisik dan atletisme memang sangat istimewa. Namun, di luar itu, saya masih belum yakin bahwa pemain ini bisa menjadi penguasa NBA. Apalagi jika melihat deretan peraih gelar ruki terbaik di dua musim terkahir, Ben Simmons dan Luka Doncic, apa yang ditunjukkan Zion jauh dari keduanya.

Secara produktivitas, alumnus Duke University ini bisa dibilang sangat produktif untuk pemain yang tercatat sebagai forwarda dengan True Shooting Percentage (TS%) menyentuh 73,7 persen. Angka setinggi ini biasanya dimiliki oleh pemain-pemain senter yang berkutat di area kunci. “Zion kan belum bisa tripoin, makannya dia nyerang dari paint area saja.”

Jika pernyataan serupa muncul di kepala Anda, itu memang wajar adanya. Namun, jangan kira melakukan penetrasi ke area kunci dan mencatatkan TS% di angka 73,7 persen adalah hal yang sangat mudah. Zion membuatnya terlihat mudah, sejauh ini. Rata-rata TS% NBA musim lalu berada di angka 56 persen. Di sisi lain, berarti Zion juga sadar betul apa kelebihan dan kekurangannya. Sembari memperbaiki kekurangan di latihan, Zion fokus pada kelebihannya selama gim.

Tak hanya produktif, Zion juga bermain sangat efektif. Ia mencatatkan eFG% (effective Field Goal Percentage) di angka 72,4 persen. Sekali lagi, jumlah tersebut jauh di atas rata-rata NBA musim lalu yang mencatatkan 52,4 persen. Di kategori statistik lanjutan ini, tripoin mendapatkah perhitungan yang berbeda. Namun, catatan ¼ tripoin Zion dari empat gim menunjukkan bahwa pemain ini memiliki penetrasi yang memang efisien.

Saya tahu ini masih pramusim dan jelas belum bisa memberikan gambaran keseluruhan permainan Zion, Pelicans, dan tim-tim NBA lainnya. Tantangan ke depan untuk Zion akan sangat besar mengingat sepanjang sejarah, tak ada pilihan pertama NBA Draft yang tidak dibebani ekspektasi tinggi. Namun, melihat beberapa rekaman pertandingan Pelicans, saya rasa Zion berada di tangan yang tepat, di bawah asuhan Alvin gentry.

Alvin adalah sosok pelatih yang cukup berpengalaman mengembangkan pemain muda. Trio Golden State Warriors, Stephen Curry, Klay Thompson, dan Draymond Green, juga sempat merasakan sentuhan Alvin. Pemain seperti Julius Randle yang seolah gagal berkembang dengan Los Angeles Lakers juga berhasil ia hidupkan kembali di Pelicans.

Selama pramusim ini, Alvin juga sudah memperlihatkan kepercayaannya kepada Zion. Beberapa strategi penyerangan tampak dengan sengaja ia buat untuk memberikan pemain berusia 19 tahun tersebut keleluasaan untuk menyerang ke area kunci, area terbaik Zion. Jika terus bekerja sebaik ini, bukan tidak mungkin Zion berhasil untuk setidaknya memenuhi ekspektasi musim pertamanya dan membawa Pelicans naik level.

Foto: NBA

 

Komentar