Giannis Antetokounmpo ingin terus mengasah tembakannya. Begitu pun tembakan tripoinnya. Ia bahkan mau meluangkan waktu untuk belajar dari ahlinya.
Antetokounmpo memperhatikan salah satu penembak terbaik NBA—Kyle Korver. Kebetulan sang garda tembak itu bergabung dengan Milwaukee Bucks. Sehingga keduanya menjadi rekan satu tim sejak musim panas 2019 ini.
Antetokounmpo selama ini mendengarkan segala saran yang datang dari mulut Korver. Ia berusaha memperhatikan dengan benar supaya kelak jago menembak sepertinya. Sebab, Antetokounmpo ingin melengkapi senjatanya agar serangan-serangannya tidak mudah dipatahkan lawan.
“Kapan pun ia (Korver) memberi saran, saya mencoba untuk mendengarkan,” kata Antetokounmpo kepada media. “Salah satu penembak yang pernah ada.”
Forwarda berkebangsaan Yunani itu musim lalu telah melewati musim terbaiknya. NBA menganugerahi gelar Most Valuable Player (MVP) karena performanya yang mengesankan. Antetokounmpo bahkan menjadi MVP tanpa tembakan yang konsisten. Ia lebih sering mengandalkan keatletisannya untuk melakukan segalanya, termasuk menusuk masuk ke arah ring untuk mendulang poin bagi timnya, daripada tembakan-tembakan jarak jauh.
Antetokounmpo tampil dalam 72 pertandingan reguler pada 2018-2019. Ia mencetak rata-rata 27,7 poin, 12,5 rebound, 5,9 asis, 1,3 steal, dan 1,5 blok. Persentase tembakannya mencapai 57,8 persen, dengan efektivitas 59,9 persen, dan true shooting percentage 64,4 persen.
Meski persentase tembakannya tinggi, Antetokounmpo tidak begitu mulus dalam urusan tembakan jarak jauh. Pada musim yang sama, ia hanya melepas 2,8 tripoin per pertandingan dengan rata-rata masuk 0,7. Persentasenya sekitar 25,6 persen saja.
Selama total enam tahun kariernya, Antetokounmpo hanya melepas 1,7 tripoin. Rata-rata masuknya 0,5. Persentasenya 27,7 persen.
Sementara itu, Korver—yang sudah bermain selama 16 tahun di NBA—mampu melepas 4,7 tripoin per pertandingan dengan jumlah masuk sekitar 2 tripoin. Persentasenya mencapai 42,9 persen. Jauh di atas Antetokounmpo.
Antetokounmpo saat ini semakin sering dikelilingi para penembak. Sebelum Korver, Bucks memiliki Khris Middleton dan Brook Lopez. Keduanya menjadi semacam sistem pendukung yang menciptakan ruang bagi Antetokounmpo agar leluasa menyerang dengan gerakan menusuk.
Pada musim panas ini, Bucks merekrut Wesley Matthews sebagai tambahan. Dengan adanya para penembak, mereka berusaha membebaskan Antetokounmpo lebih sering. Namun, forwarda andalan itu ingin dirinya tidak selalu bergantung kepada orang lain untuk membuka ruang. Ia ingin melakukannya sendiri dengan mempertajam tembakan.
Dengan semangat itu, Bucks tentu tidak perlu khawatir akan etos kerja Antetokounmpo. Meski sudah menjadi pemain terbaik di NBA, ia masih ingin terus mengasah dirinya supaya tidak kalah dari yang lain. Bucks tinggal menyiapkan diri untuk mengejar target menjadi juara bersama Antetokounmpo. (put)
Foto: NBA