Phoenix Suns menggelar kamp latihan perdana menjelang musim 2019-2020. Ricky Rubio, garda senior yang mereka rekrut musim panas ini, memimpin kegiatan di fasilitas latihan tim pada Selasa, 1 Oktober 2019. Di sana, ia tampak membantu teman-teman setimnya, terutama pemain muda, untuk mengembangkan diri.
Kepemimpinan Rubio sontak mendapat sorotan. Kepala Pelatih Monty Williams mengaku senang dengan kehadirannya. Menurut Sang Pelatih, Rubio mampu membimbing skuat meski baru bergabung tahun ini. Ia mampu menunjukkan kepemimpinannya begitu sampai di Phoenix, Arizona, Amerika Serikat.
“Ia pemimpin yang alami,” kata Williams seperti dikutip situs resmi klub. “Jika Anda melihat kiprah di Minnesota, kiprahnya di Utah bersama para pemain muda dan tim nasional Spanyol, seperti itulah dia. Terkadang, setidaknya dari cara saya melihatnya, kita tidak boleh merintangi orang dan mendukung saja mereka. Saya ingin mendorong kepemimpinannya. Saya tidak ingin menghalangi. Ia adalah pemimpin yang alami. Orang-orang mengikutinya, karena ia orang yang baik dan bisa bermain.”
Selain Williams, teman-teman setimnya juga merasakan hal yang sama tentang Rubio. Senter muda Deandre Ayton, misalnya, senang karena mendapat pasangan yang baik di lapangan. Ia menganggap Rubio sebagai fasilitator andal.
“Kami memiliki salah satu fasilitator terbaik untuk membantu di sini,” ujar Ayton. “Ia juga seorang pemimpin yang vokal. Ricky begitu pendiam di luar lapangan sehingga kita harus melakukan kontak mata untuk menyapa. Di lapangan, ia justru membuntuti saya seperti, ‘DA, ayolah, Bung! Ayo, main!’ Ia sangat vokal begitu bola ada di tangannya.”
Rubio sendiri belakangan terlampau sibuk. Ia harus membela Spanyol dalam ajang Piala Dunia 2019. Rubio berhasil mengantarkan timnasnya menjadi juara. Ia sekaligus menyabet gelar All-Star Five dan Most Valuable Player (MVP) di kejuaraan dunia.
Meski sibuk, Rubio merasa baik karena bisa kembali ke Amerika Serikat. Ia senang berada di lapangan dengan teman-teman barunya. Suns memiliki bakat muda melimpah yang membutuhkan bimbingan. Rubio siap dengan tugas itu.
Garda berusia 28 itu kebetulan sudah terbiasa dengan perannya sebagai mentor. Ia sering membimbing pemain-pemain muda dengan contoh. Namun, di Phoenix, ia mengaku membutuhkan cara lain.
“Saya biasanya memimpin dengan memberi contoh, tetapi saya pikir kali ini perlu sedikit lebih vokal,” ungkap Rubio. “Ada banyak anak muda, dan pengalaman memberi tahu kapan harus berbicara, kapan tidak harus bicara. Saya mencoba melakukan itu dan menjadi lebih vokal di lapangan, tetapi pada saat yang sama juga memimpin dengan memberi contoh.”
Saat ini, Rubio menjadi harapan besar Suns. Ia tidak hanya harus menjadi mentor bagi teman-temannya, tetapi juga tangan kanan pelatih. Rubio mesti menjawab kepercayaan Williams untuk bisa membawa tim ke arah yang lebih baik.
Selama sembilan tahun terakhir, Suns selalu terdampar di papan bawah. Mereka sulit naik ke tingkat yang lebih tinggi karena permainan mereka sendiri. Suns terakhir kali lolos ke playoff pada 2009-2010, ketika Steve Nash masih ada.
Kini, garda legendaris itu sudah tidak bersama mereka. Suns mesti mengandalkan pemain-pemain yang lebih muda, termasuk Rubio yang baru masuk. Tantangan ada di depan mata. Rubio dkk. mesti menjawabnya segera. Williams ingin para pemain meneguhkan hati sejak kamp latihan perdana. (put)
Foto: Phoenix Suns/NBA