Mellisa Erika tampak kikuk ketika mendengar namanya dipanggil sebagai peraih Most Valuable Player (MVP) Honda DBL East Java Series 2019. Ia begitu karena tidak menyangka dirinya bisa menjadi pemain terbaik. Erika bahkan masih belum bisa mencerna bahwa dirinya masuk ke jajaran First Team ketika saya menemuinya di ruang ganti DBL Arena Surabaya.
Padahal First Team bukan gelar elit pertamanya. Siswi kelas 11 SMA Gloria 1 Surabaya itu sempat masuk ke jajaran elit Honda DBL juga tahun lalu. Saya bertemu dengannya di Honda DBL Camp 2018.
Erika memang sudah bermain di Honda DBL sejak kelas 10. Sejak itu, ia menarik perhatian. Saya sempat memprediksi dirinya menjadi MVP suatu hari. Erika memiliki potensi, dan ia rupanya membuktikannya tahun ini.
Selamat sudah menjadi First Team dan MVP! Malam ini mengukir sejarah baru. Aku mau tanya, awalnya bisa main basket dari siapa?
Pertama main basket itu waktu SD. Waktu itu Cece (Kakak) main basket, tim sekolahnya agak kurang, jadi aku diajak main basket.
Berawal dari diajak Cece?
Diajak pelatih sekolah yang dulu juga.
Dari sekian banyak olahraga, kok pilih basket?
Soalnya basket itu mainnya secara tim. Jadi, tidak sendirian. Bisa seru-seruan sama teman.
SMP lanjut?
Iya, lanjut.
Mulai serius main basket kapan?
Mulai SMP kali, ya. Sejak SMP.
Apa yang bikin kamu serius di basket? Selain karena seru tadi.
Pertamanya karena ada JRBL. Ikut latihan, latihan, latihan. Ikut tanding di Kejurnas. Jadi, mulai serius main basket.
Lalu, apa yang bikin kamu memutuskan buat bergabung dengan Gloria?
Lebih tepatnya semuanya aku serahkan sama orang tua. Mama bilang, “Sudah, kamu masuk Gloria saja!” Aku bilang, “Oh iya tidak apa-apa, masuk Gloria saja.”
Mungkin ini rencana Tuhan. Aku tidak menyesal sama sekali masuk ke sini, ke Gloria ini.
Waktu kelas 10, aku lihat kamu. Waktu itu aku pikir kamu mungkin bisa jadi MVP tahun depan. Ternyata terwujud. Pernah tidak bermimpi jadi MVP tidak, sih?
Waktu kecil itu, “Wow, MVP!” Tapi, lama kelamaan main secara tim itu lebih enak. Jadi, saya serahkan semuanya kepada Tuhan. Aku tinggal main dengan rileks. Tidak terbebani. Tidak seperti, “Oh, aku harus MVP.” Tidak. Semuanya saya serahkan kepada Tuhan. Sebenarnya tidak menyangka buat MVP ini.
Iya, tapi selamat karena sudah jadi MVP! Coba ceritakan perjuanganmu, dari latihan sampai jadi juara tahun ini?
Latihan, sih, sudah dari waktu masuk itu. Habis itu, kelas 10 boleh main. Jadi, anak-anak kelas 10, setelah Unas selesai sudah boleh bergabung dengan kami. Latihan setiap hari. Intens sampai sekarang.
Waktu pertama kali masuk Gloria, kamu belum tahu teman-teman setim kamu. Terus, begitu latihan apa pendapatnya?
Senang banget, sih, terutama sama pelatihnya. Tidak menyangka kalau di Gloria itu sistemnya tidak ada yang mengandalkan satu orang. Kayak “Oh, kamu yang cetak poin.” Tidak ada. Jadi, kami saling support supaya semuanya bisa bermain. Pemain yang baru belajar bisa percaya diri dan menyesuaikan diri. Kami bermain tidak per orangan, tetapi secara tim. Itu yang membuat semua pemain kami bisa cetak poin.
Rata?
Bukan rata. Sistemnya itu yang membuat kami bisa main. Pelatihnya membuat kami bermain secara tim. Tidak boleh individu.
Tahun lalu kamu ikut kamp. Apa yang kamu dapat dari kamp?
Ketemu teman-teman baru. Pengalaman berlatih sama pelatih-pelatih dari luar.
Apa yang kamu harapkan nanti? Soalnya kamu punya kesempatan ikut kamp lagi.
Yang terbaik. Semua yang terbaik.
Omong-omong, kamu ini pelajar-atlet. Kamu sempat kesulitan buat bagi waktu antara belajar sama main basket?
Pertamanya, sih, pasti kesulitan. Tapi, kalau sudah dijalani, apalagi kalau senang, pasti tidak kesulitan. Yang penting dinikmati saja. Kan, kita yang senang. Kalau tidak dinikmati, ya agak susah.
Kamu memandang pendidikan sepenting apa?
Pendidikan paling penting dari semuanya. Walaupun basket, pendidikan lebih penting. Soalnya aku tidak tahu sampai kapan main basket. Kalau pendidikan, kan, dipakai terus sampai tua.
Kamu mau bawa talentamu ke tingkat selanjutnya?
Masih belum tahu.
Iya, tahun depan masih main juga (di Honda DBL).
Iya, hehe.
Oke, kalau gitu terima kasih sudah meluangkan waktunya.
Sama-sama.