Tidak cukup banyak pihak yang mengantisipasi kepindahan Jimmy Butler ke Miami Heat. Pasalnya, setelah bertahan sepanjang musim lalu bersama Philadelphia 76ers dan berhasil membantu tim melaju hingga semifinal Wilayah Timur, banyak yang mengira bahwa Jimmy akan bertahan. Namun, fakta barkata lain, Jimmy menyebrang ke Heat melalui skema sign and trade.

Sejak kepindahannya tersebut, Jimmy belum sekalipun mengungkapkan alasan mengapa akhirnya ia melepas peluang perpanjangan kontrak dengan Sixers dan menjatuhkan pilihan ke Heat. Karena pada dasarnya, Jimmy punya banyak pilihan lain di luar Heat yang juga siap meminangnya.

“Sejujurnya, alasan terkuat saya untuk bergabung dengan Heat adalah budaya yang dalam tim yang saya sudah dengar sepanjang waktu. Bagaimana tim ini bekerja setiap harinya, budaya untuk menang, kebiasaan-kebiasaan baik yang sudah terbentuk di organisasi ini. Siapa yang tidak ingin berada dalam lingkungan seperti ini?,” jawab Jimmy.

“Saya begitu semangat saat mengetahui bahwa saya punya kesempatan untuk menjadi bagian dari tim ini. Saya langsung berkata iya, karena saya rasa saya benar-benar butuh budaya dan lingkungan seperti ini di hidup saya sekarang,” lanjutnya.

Apa yang dikatakan Jimmy memang seusai fakta. Heat adalah salah satu tim terbaik di NBA dalam satu dekade terakhir. Di kurun waktu itu, Heat lolos ke playoff sebanyak enam kali dan empat di antaranya berujung penampilan di final serta dua gelar juara. Di sisi sebaliknya, Jimmy sudah tampil tujuh kali di playoff dari delapan tahun karirnya di NBA. Namun, ia tak sekalipun menyentuh babak final wilayah.

“Para penggemar di sini juga cukup luar biasa. Apa yang mereka lakukan kepada Dwyane Wade saat ia pensiun juga menjadi salah satu alasan mengapa saya memutuskan ingin bermain di sini. Saya punya banyak memori dengan penonton di sini terutama saat saya masih bermain di Chicago Bulls. Kami selalu bertemu sebagai lawan, kini saya ingin menjadi bagian dari penonton ini,” tutup Jimmy. (DRMK)

Foto: NBA

 

Komentar