Saya berada di antara rekan-rekan media dan panitia saat menonton pertandingan final Honda DBL East Java Series 2019. Saat itu, tim putri Nation Star Academy (NSA) dan SMA Gloria 1 Surabaya membuka gelaran di DBL Arena, Surabaya, Jumat 27 September 2019. Kedua tim bertanding sengit sampai akhirnya Gloria 1 juara. Sementara NSA harus rela menjadi tim nomor dua se-Jawa Timur.
Meski begitu, NSA tidak kalah dengan memalukan. Sebab, mereka berjuang sampai titik darah penghabisan. Begitu pun Evelyn Fiyo, garda tembak NSA, sekaligus jagoan mereka.
Selepas pertandingan, saya pun menghampiri Fiyo di ruang ganti. Kami berbincang-bincang tidak lebih dari 10 menit. Namun, saya merasakan semangat luar biasa dari dara berusia 15 tahun itu. Fiyo punya motivasi tinggi untuk juara. Meski akhirnya tumbang di finak, motivasi itu tetap mengantarkannya ke jajaran elit First Team.
Selamat sudah masuk First Team!
Terima kasih.
Pertandingan final seru juga. Ada komentar tidak?
Komentar apa?
Pertandingan. Tadi kamu mencetak 19 poin.
Harusnya, sih, bisa menang. Cuma gara-gara finishing-nya itu. Banyak yang tidak masuk. Eman pol (sayang sekali). Harusnya bisa menang.
Kalau lihat, defense lawan memang selalu berujung foul. Setiap kuarter pasti team foul. Sayang, kalian tidak bisa memanfaatkan free throw. Kira-kira apa yang perlu dibenahi selain itu?
Mental diperbaiki. Terus, habis itu, free throw ditambah lagi. Diasah lagi. Semua skill dan lainnya.
Kamu masuk First Team. Punya kemungkinan ikut Honda DBL Camp 2019. Apa yang kamu harapkan seandainya nanti ikut kamp?
Semoga bisa berangkat ke Amerika, hehe.
Aamiin. Apa yang bikin kamu ingin berangkat ke Amerika?
Buat Papa-Mama bangga saja.
Itu bisa bikin Papa-Mama bangga? Apa lagi yang bisa bikin bangga?
Ya, bisa saja. Apalagi kalau aku mainnya bagus, terus bisa bikin tim juara.
Kira-kira Papa-Mama bangga dengan pencapaianmu tahun ini? Sudah bawa NSA ke final, loh.
Belum tahu, ya, hehe. Belum tahu. Mungkin bangga. Aku, sih, inginnya juara.
Mereka mendukungmu main basket?
Iya, mendukung.
Memang sudah lama main basket?
Lumayan, dari kelas lima SD.
Pertamanya, sih, karena disuruh Papa-Mama. Habis itu disuruh lanjut terus. Awalnya juga tidak tahu kalau Papa-Mama dulu main basket. Setelah main basket, akhirnya tahu kalau Papa-Mama dulu main basket. Sering diajari Papa juga.
Apa yang bikin kamu lanjut main basket? Karena dorongan atau justru karena menikmati?
Senang. Ya, enak, tidak tahu kenapa. Enjoy saja rasanya.
Kamu sudah mulai serius main basket? Atau buat senang-senang saja, nih?
Ndak, cukup serius. Dari waktu SMP, sih, serius. Soalnya, waktu itu melihat tim NSA bertanding di JRBL. Aku lihat, kok, tidak menang-menang? Akhirnya aku berambisi mau bawa NSA menang. Akhirnya bisa menang.
Waktu SMP pernah bermimpi untuk main di DBL?
Pernah.
Apa yang bikin kamu ingin main di DBL?
Juara.
Ya, juara. Aku, sih, ingin juara.
Sayang banget, setelah ikut DBL ternyata belum bisa juara. Lalu, apa yang bakal kamu lakukan untuk tahun depan?
Hmm, latihan terus. Ndak banyak guyonan pokok e (tidak banyak bercanda pokoknya).
Meski belum juara, coba ceritakan perjuanganmu di DBL tahun ini!
Bagaimana, ya? Aslinya tidak menyangka bisa sampai final. Kalau dilihat dari latihan, tim-tim lain itu ketat. Kalau NSA tidak seketat itu. Makanya aku kira tidak masuk final. Ternyata masuk final.
Oh ya, kalian bisa masuk final di bawah bimbingan Mas Aries (Herman). Aku minta pendapatnya soal beliau, dong!
Bagus, sih. Coach orangnya sabar. Yang lain suka guyonan (bercanda), Coach malah sabar. Aku juga jadi belajar tentang banyak hal. Aku jadi tahu cara melakukan pick and roll yang benar. Posisi yang enak itu bagaimana. Coach Aries itu sering menekankan teamwork. Aku fokus ke posisiku, yang lain juga fokus ke posisinya.
Biasanya kamu main di posisi apa?
Dua. Biasanya di situ.
Apa yang bikin kamu nyaman bermain di posisi itu?
Tidak, sih, aku tidak tahu posisiku. Cuma orang-orang bilang itu posisi dua. Ya sudah, aku main yang terbaik saja, hehehe.
Sejauh ini ada orang atau sosok yang bikin kamu termotivasi tidak? Semacam idola atau apa begitu?
Ndak ada. Kayaknya tidak ada.
Papa-Mama?
Hmm, Papa-Mama iya. Mereka selalu mendorongku buat jadi lebih baik.
Omong-omong, kamu ini pelajar-atlet. Susah tidak bagi waktunya?
Iya, soalnya habis latihan langsung les sampai malam. Tidurnya kadang malam-malam. Kalau ada ulangan, cari waktunya sulit.
Sejauh ini lancar? Nilai bagus, basket jalan terus?
Lancar, kok.
Kasih tips, dong! Tidak semua orang bisa sepertimu.
Diniatkan saja. Kalau tidak, nilainya hancur. Banyak remedial nanti. Harus diniatkan memang, meski pun capai.
Selama ikut DBL sempat bentrok? Mana harus bertanding, harus latihan, harus sekolah.
Selama ikut DBL, sekolah mendukung. Kami dikasih dispensasi. Jadi, tidak apa-apa. Masih santai. Diberi libur.
Kalau hari biasa sekolahmu tetap mendukung kegiatan ekstrakurikuler? Atau justru agak strict?
Mendukung, sih. Kalau SMA ini mendukung, menurutku.
Eh, kamu kenapa pilih NSA?
Aslinya, sih, Gloria (SMA Gloria 1 Surabaya). Cuma tidak boleh. Tidak boleh sama Mama. Disuruh ke NSA. Tidak perlu pindah-pindah. Katanya, kalau ke Gloria kejauhan. Nanti susah les.
Setelah masuk NSA, rasanya seperti apa?
Bangga, sih, sama NSA. Bisa masuk final tahun ini. Bangga.
Kamu masih kelas 10. Beberapa pemain juga masih akan main sama kamu tahun depan. Apa yang bakal kamu lakukan agar mereka bisa semakin kuat? Apalagi kamu punya kesempatan ikut kamp tahun ini?
Hmm, bagaimana ya? Paling nanti aku cerita latihannya seperti apa. Aku juga bakal bilang ke teman-teman, jangan guyonan terus, mulai serius, biar fokus.
NSA sudah ke final. Tahun depan harus lebih baik lagi. Usahanya harus lebih.
Terakhir, ada kesan dan pesan setelah ikut DBL?
Kesannya? Seru. Seru pol! Ramai. Yang nonton banyak. Senang bisa ikut DBL.
Pesannya, apa ya? Tadi itu, buat NSA, jangan guyonan terus. Kita pasti bisa tahun depan.
Oke, kalau begitu itu sudah penutup. Terima kasih banget sudah mau ngobrol bareng Mainbasket. Sampai ketemu tahun depan!
Iya, sama-sama. Terima kasih. Sampai ketemu.
Foto: DBL Indonesia