Gelaran Honda DBL East Java Series 2019 – North Region baru saja melewati babak 16 besar (sweet sixteen) pada Kamis malam, 19 September 2019. Delapan tim pemenang di masing-masing kategori, putra dan putri akan lolos ke babak delapan besar (big eight) yang akan digelar mulai Jumat, 20 September 2019.

Dari delapan gim yang tersaji di babak 16 besar ketegori putra, gim antara SMA IPH East Surabaya melawan SMAN 15 Surabaya bisa dibilang menjadi salah satu yang terbaik. Sengit sejak awal, gim bahkan terpaksa berlanjut hingga babak tambahan waktu (overtime). Banyaknya pelanggaran yang membuat pemain kunci Libels (julukan SMAN 15 Surabaya) fouled out membuat mereka kesulitan di overtime. Hal tersebut berujung pada kemenangan SMA IPH East 38-35.

Meski kalah, sifat sportif tetap tampak dari para pemain Libels seusai gim. Mereka menghampiri tribun yang penuh atas supporter mereka dengan rasa bangga atas semua perjuangan mereka. Sebuah karakter yang cukup bagus mengingat mereka masih berusia sangat muda (16-18 tahun).

Karakter bagus yang ditunjukkan anak-anak Libels ini ternyata tidak datang begitu saja. Iqsal Yanuar Dwi Fianda, Kepala Pelatih Libels, menyebutkan bahwa ia dan pihak sekolah memang melakukan program khusus untuk membangun karakter yang lebih baik kepada murid-murid ini. Program khusus tersebut adalah aksi rutin bersedekah.

“Sebenarnya, kegiatan bersedekah ini sudah berlangsung lama di Libels dan seolah sudah menjadi tradisi,” buka pelatih yang akrab disapa Enda ini. “Namun, sebelumnya kami tidak rutin. Sebelumnya kami melakukan kegiatan seperti ini sebelum atau sesudah turnamen. Baru di tahun ini, tepatnya enam bulan ke belakang, kami secara rutin berbagi dalam berbagai bentuk setiap hari Jumat.”

Enda mengungkapkan bahwa awal mula kegiata ini menjadi rutinitas terjadi saat mereka sedang melakukan pemusatan latihan di Pacet, Mojokerto, Jawa Timur. Di sekitar tempat pemusatan latihan tersebut, banyak warga yang butuh bantuan tenaga muda. Hasilnya, para pemain Libels pun memberi bantuan mulai dari bercocok tanam, membersihkan rumah ibadah, hingga membersihkan lingkungan.

Setelah pulang ke Surabaya, tim pelatih, pemain, dan pihak sekolah akhirnya sepakat untuk melakukan kegiatan serupa secara rutin mingguan. Namun, karena berbeda lingkungan, kegiatan mereka di Surabaya adalah bersedekah nasi bungkus kepada orang-orang yang membutuhkan di sekitar area sekolah.

“Kami memang sengaja membagikan kegiatan ini di media sosial kami. Tujuannya jelas bukan untuk riya’ (pamer), tujuan utama kami adalah mengajak rekan-rekan yang lain untuk turut berpartisipasi. Hasilnya Alhamdulillah, beberapa alumni dan rekan-rekan turut memberi bantuan. Di sini, pihak sekolah juga sangat mendukung bahkan akhirnya menyediakan etalase di depan sekolah untuk menempatkan nasi bungkus agar bisa diambil langsung oleh orang-orang yang membutuhkan yang sedang melintas,” imbuhnya.

Tak berhenti di situ, Endah mendaku mereka kini juga sedang mencoba merutinkan memberi bantuan ke panti asuhan. Niatnya, mereka akan mencoba secara rutin seminggu membantu panti asuhan dan seminggu lainnya memberikan nasi bungkus di area sekitar sekolah. Menurutnya, hal ini berhasil sedikit-banyak membantu meningkatkan permainan mereka dalam basket karena setiap pemain memiliki karakter yang semakin baik terutama dalam rangka saling menghargai satu sama lain.

“Saya rasa semua pelatih sepakat bahwa percuma kita memiliki pemain yang secara skill bagus tapi karakter dan attitudenya tidak baik. Karakter yang baik ini juga akan berguna di kehidupan mereka yang akan datang, entah masih di basket atau tidak. Dan saya rasa itu adalah salah satu hal terpenting dari basket di usia seperti ini,” tutupnya.

Foto: Dokumentasi DBL dan SMAN 15 Surabaya

 

Komentar