Tim Nasional Indonesia baik basket putra dan putri, serta 3x3 putra dan putri sedang bersiap menyambut SEA Games 2019 Manila. Keempat tim tersebut juga akan melakukan naturalisasi pemain. Namun proses naturalisasi untuk putra terhambat karena Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) terjerat kasus dugaan korupsi.

Seperti dilansir kompas.com, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi sebagai tersangka, pada Rabu, 18 September 2019 lalu. Imam dijerat dalam kasus dugaan korupsi dana hibah Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). Pihak KPK menduga, Imam menerima suap Rp26,5 miliar.

Kasus ini ternyata berimbas pada proses naturalisasi pemain yang sedang dilakukan Timnas Indonesia. Ada empat nama pemain yang rencananya dinaturalisasi untuk timnas, yaitu Denzel Bowles (basket putra), Kimberly Peirra Louis (basket putri), Brandon Jawato (3x3 putra), dan Peyton Whitted (3x3 putri).

Proses naturalisasi untuk pemain putri ternyata melalui tahapan di Kemenpora. Christopher Tanuwidjaja selaku manajer timnas basket putri Indonesia mengaku bahwa Kim sudah mendapatkan rekomendasi dari Menpora.

"Tahapan untuk Kim sudah 50 persen. Karena proses Kim sudah tahap akan masuk ke Presiden," ucapnya.

Hal yang sama diungkapkan oleh Anthony Gunawan dari timnas 3x3 putri Indonesia. Prosesn naturalisasi Peyton Whitted sudah mencapai 75 persen.

"Rekomendasi dari Menpora dan rekomendasi dari Menkumham sudah dikantongi. Kami minta doanya, semoga proses selanjutnya berjalan lancar," kata Anthony.

Sebaliknya, justru proses naturalisasi Denzel Bowles dan Brandon Jawato yang terhambat. Sebab kabarnya mereka belum mengantungi surat rekomendasi dari Menpora. Kabar tersebut dibenarkan oleh Fareza Tamrella sebagai manajer timnas basket putra Indonesia.

"Ini di luar dugaan kami. Kasus yang menimpa Menpora ini memang mengagetkan kami. Ini tentu akan menghambat proses naturalisasi pemain putra yang memang baru saja memasukkan berkas-berkasnya ke Kemenpora," ucapnya.

Proses naturalisasi pemain putra tidak bisa dikatakan terlambat. Fareza menjelaskan bahwa proses tersebut baru bisa dimulai setelah kedua pemain bergabung dengan timnas. Denzel sendiri baru datang akhir minggu lalu.

"Saat ini kami berupaya agar kedua pemain itu (Denzel dan Jawato) segera memiliki paspor Indonesia. Tetapi memang itu tidak mudah. Kami juga dikejar waktu. Entry by name untuk SEA Games 2019 sudah dilakukan akhir bulan September ini. Kami berharap proses naturalisasi bisa lancar, karena ini untuk kepentingan negara juga."

Proses ini memerlukan waktu yang panjang. Sementara itu, waktu yang tersisa untuk SEA Games hanya tinggal beberapa bulan saja. Kemungkinan terburuknya timnas putra Indonesia bisa tidak memakai pemain naturalisasi (baru) di SEA Games 2019, pada akhir bulan November mendatang.

"Memang kedua pemain putra itu disiapkan untuk Kualifikasi Piala Asia 2021 yang berlangsung Februari 2020 mendatang. Tetapi SEA Games juga penting sebagai salah satu turnamen yang bisa mematangkan persiapan kami. Kalau memang tidak bisa selesai, maka ada kemungkinan kami tidak memakai pemain naturalisasi di SEA Games."

Kabar terhambatnya proses naturalisasi juga datang dari sepak bola. Diberitakan bolasport.com, Manajer Persib Bandung, Umuh Muchtar menyatakan proses naturalisasi Fabiano Beltrame juga terhambat. Berkas Fabiano Beltrame belum mendapatkan tanda tangan dari Menpora. (tor)

Foto: iblindonesia.com

Komentar