Spanyol keluar sebagai juara Piala Dunia 2019. Ricky Rubio, garda utama mereka, masuk ke jajaran elit All-Star Five. Ia bahkan mendapat gelar Most Valuable Player (MVP).
Rubio menjadi MVP Piala Dunia ke-18. Sebelumnya, Kyrie Irving dari Amerika Serikat mendapat gelar yang sama. Kevin Durant, forwarda Amerika Serikat, juga mendapat gelar itu pada 2010. Sementara Pau Gasol, forwarda Spanyol, mendapatkannya pada 2006.
Oscar Furlong dari Argentina mengawali daftar MVP Piala Dunia. Ia mendapatkan gelar itu ketika Argentina juara pada 1950. Kebetulan itu merupakan kejuaraan dunia pertama dalam sejarah.
***
Selama enam Piala Dunia terakhir (1998—2019), ada lima MVP yang berhasil mengantarkan negaranya menjadi juara. Rubio adalah salah satunya. Tiga nama lainnya sudah disebutkan di atas. Satu sisanya dibahas di bawah. Plus satu lagi yang—meski tidak mendapat gelar juara—tetapi mendapat gelar MVP.
Ricky Rubio (2019)
Rubio mendapat gelar MVP di usia 28 tahun. Saat itu, ia sukses mengantarkan Spanyol menjadi juara. Ia mencetak 20 poin, 7 rebound, dan 3 asis di final melawan Argentina.
Rubio saat ini tengah berkarier di NBA. Ia baru saja meken kontrak bersama Phoenix Suns pada musim panas 2019 ini. Ia akan bermain di sana untuk tiga musim ke depan. Rubio mesti bersiap untuk memulainya pada 2019-2020.
Sebelum ini, Rubio bermain untuk Utah Jazz. Ia bermain di sana selama dua musim (2017—2019). Rubio tampil dalam 68 pertandingan musim lalu. Ia mencetak 12,7 poin, 3,6 rebound, 6,1 asis, dan 1,3 steal. Persentase tembakan keseluruhannya mencapai 40,4 persen. Efektivitas tembakan keseluruhan 45,8 persen. True shooting percentage 52 persen.
Di kancah internasional, Rubio beberapa kali membela Spanyol. Ia tampil di berbagai kejuaraan. Salah satunya ketika mendapat medali emas Piala Dunia 2019.
Bagi Rubio, emas Piala Dunia bukanlah emas pertamanya. Ia pernah menyabet medali serupa dalam gelaran EuroBasket. Rubio mendapatkannya dua kali pada 2009 dan 2011. Ia juga mengantungi perak Olimpiade (2008), perunggu Olimpiade (2016), dan dua perunggu EuroBasket (2013 dan 2017).
Kyrie Irving (2014)
Irving tidak tampil di Piala Dunia 2019. Namun, ia punya sejarah besar bersama Amerika Serikat. Irving berhasil mengantarkan tim nasional Negeri Paman Sam menjadi juara dunia di Spanyol pada 2014. Ia juga mendapat gelar MVP di sana.
Bersama Amerika Serikat, Irving telah mengoleksi setidaknya tiga medali emas, termasuk di Piala Dunia 2014 tadi. Dua lainnya ia dapat di Olimpiade 2016 dan FIBA Americas U18 Champhionship 2010. Amerika Serikat berjaya bersamanya.
Irving juga termasuk bintang besar di NBA. Pada musim panas ini, ia memutuskan untuk bergabung dengan Brooklyn Nets. Ia dikontrak empat tahun dengan nilai sebesar AS$141 juta.
Selama di NBA, Irving sudah membela tiga tim. Dua lainnya adalah Cleveland Cavaliers dan Boston Celtics. Irving sempat menjadi juara NBA bersama Cavaliers pada 2016.
Kevin Durant (2010)
Sama seperti Irving, Durant juga tidak tampil di Piala Dunia 2019. Namun, ia punya tiga medali emas bersama Amerika Serikat. Medali itu didapat dari Piala Dunia 2010 dan Olimpiade 2012 juga 2016.
Durant mendapat gelar MVP pada Piala Dunia 2010. Saat itu, ia membantu Amerika Serikat mengalahkan Turki di final. Skor akhir 81-64.
Durant tidak mengikuti Piala Dunia tahun ini karena cedera. Meski tidak cedera, ia juga belum tentu ikut. Apalagi mengingat fenomena para bintang yang mengundurkan diri dari timnas. Amerika Serikat sampai tidak bisa mempertahankan gelar juaranya. Mereka terdampar di peringkat tujuh di Piala Dunia 2019.
Forwarda anyar Brooklyn Nets itu sendiri kini tengah berusaha memulihkan diri. Ia telah melewati operasi untuk memperbaiki Achilles-nya. Ia ingin sembuh tepat waktu agar bisa segera membela Nets.
Sebelum bergabung dengan Nets pada musim panas ini, Durant sempat membela Golden State Warriors (2016—2019). Ia membantu mereka menjadi juara dua kali pada 2017 dan 2018. Pada tahun itu, Durant sekaligus mendapat gelar MVP Final NBA.
Durant sebenarnya merupakan potongan penting Warriors. Hanya saja tim asal Bay Area itu tidak mampu menahan kepergiannya. Durant ingin pindah. Ia memilih Nets. Setelah final 2019, ia meninggalkan Bay Area untuk merapat ke New York.
Pau Gasol (2006)
Gasol merupakan pemain legendaris Spanyol. Ia telah mengantarkan negaranya menyabet berbagai prestasi di kancah internasional. Salah satunya Piala Dunia 2006 di Jepang. Saat itu, ia juga mendapat gelar pemain terbaik.
Selama kariernya, Gasol setidaknya sudah menyumbang 11 medali untuk Spanyol. Ia bahkan mengoleksi 3 emas, 2 perak, dan 2 perunggu di EuroBasket. Sementara, di Olimpiade, ia mendapatkan 2 perak dan 1 perunggu. Gasol absen di Piala Dunia tahun ini dan menyerahkan tampuk kepemimpinan kepada pemain-pemain yang lebih muda, termasuk Marc Gasol sang adik.
Pada 2018-2019, Gasol sempat membela Milwaukee Bucks di NBA. Namun, ia mengalami cedera engkel sehingga absen di playoff. Gasol juga mesti menepi dari lapangan pada musim panas ini. Ia naik ke meja operasi agar bisa fit musim depan.
Kerja sama Gasol dengan Bucks sendiri telah berakhir. Senter-forwarda Spanyol itu kemudian meneken kontrak baru bersama Portland Trail Blazers. Durasi satu tahun dengan nilai AS$2,6 juta. Gasol akan mulai membela tim baru pada 2019-2020.
Dirk Nowitzki (2002)
Nowitzki memutuskan pensiun dari timnas Jerman pada 2016. Ia juga memutuskan pensiun dari karier profesional pada 2018-2019 lalu. Nowitzki meninggalkan Dallas Mavericks dan NBA dengan segala warisannya.
Selama kariernya, Nowitzki telah menjadi legenda. Ia sangat berprestasi. Setidaknya di tingkat NBA. Sebab, di tingkat internasional, ia hanya sempat mengantarkan Jerman meraih dua medali. Satu perunggu di Piala Dunia 2002 dan satu perak di di EuroBasket.
Meski hanya mendapat perunggu pada Piala Dunia 2002, Nowitzki mampu tampil menawan. Ia menjadi pencetak angka terbanyak dengan rata-rata 24 poin per pertandingan. FIBA pun menobatkannya sebagai MVP.
Di NBA, Nowitzki merupakan pemain internasional (Jerman) terbaik sepanjang masa. Ia berada di peringkat enam dalam daftar pencetak angka terbanyak sepanjang masa. Nowitzki telah mengumpulkan total 31.560 poin. Ia bahkan berada satu tingkat dari legenda Wilt Chamberlain yang terkenal sebagai pencetak angka terbanyak (100 poin) dalam satu pertandingan.
Nowitzki pernah mengantarkan Mavericks menjadi juara NBA pada 2011. Ia membantu mereka mengalahkan Miami Heat yang saat itu diperkuat trio LeBron James, Dwyane Wade, dan Chris Bosh. Nowitzki tampil gemilang di final sampai mendapat gelar MVP Final.
Setelah juara, Nowitzki tidak bisa juara lagi. Ia mengakhiri kariernya di NBA dengan hanya satu gelar juara. Namun, Nowitzki menyisakan berbagai warisan lain yang membuat Dallas bangga pernah memilikinya. Pemilik Mavericks Mark Cuban bahkan bersedia membuatkan patung untuk menghormati kebesaran Nowitzki.
Dejan Bodiroga (1998)
Pada 1990-an hingga awal 2000-an, Yugoslavia menjadi negara dengan kultur bola basket yang kuat. Mereka bahkan mampu menjadi juara dunia dua kali beruntun pada 1998 dan 2002. Dalam dua kejuaraan itu, ada satu nama yang bersinar. Namanya Dejan Bodiroga.
Bodiroga menjadi MVP Piala Dunia pada 1998. Saat itu, ia membantu Yugoslavia mengalahkan Rusia dengan skor tipis 64-62 di Olympic Indoor Hall, Athena, Yunani. Bodiroga mencetak 11 poin, 5 rebound, 2 asis. Persentase tembakannya 45,5 persen.
Setelah pertandingan, Bodiroga terpilih masuk ke jajaran All-Star Five. Ia tampil mengesankan selama kejuaraan. Yugoslavia berhasil karenanya.
Selain Piala Dunia, Bodiroga mengoleksi 3 emas dan 1 perunggu EuroBasket. Ia juga mendapat perak ketika membela Yugoslavia di Olimpiade 1996. Perolehan medali itu membuat namanya tercatat dalam sejarah bola basket internasional.
Selama kariernya, Bodiroga tidak pernah bermain di NBA. Ia menghabiskan waktunya di Eropa. Bodiroga pernah membela klub Yugoslavia, Italia, Yunani, dan Spanyol. Ia pensiun setelah membela Lottomatica Roma (sekarang Virtus Roma) pada 2007.
Karena kiprahnya di Eropa, Bodiroga masuk ke dalam daftar 50 Greatest EuroLeague Contributors. Nama juga tercatat dalam EuroLeague 2001—2010 All-Decade Team. Bodiroga kini menjadi legenda Eropa yang pernah menggenggam dunia. (put)
Foto: FIBA