Ketiga gelaran Mainbasket 3x3 di Kickfest Malang ditutup dengan pertandingan semifinal hingga final. Ratusan peserta yang terbagi dalam puluhan peserta telah terseleksi jadi 12 tim terbaik. Terpilihlah tiga pemenang dari tiga kategori yang ditandingkan.
SMP Kolese Santo Yusup (Kosayu) berhasil mengantarkan dua timnya ke babak puncak kategori usia di bawah 15 tahun. Mereka mengirimkan tiga tim: Kosayu A, Kosayu B, dan Kosayu C. Tim A dan C tampil dominan di babak penyisihan grup hingga bertemu untuk memperebutkan juara. Abednego Mustamu, Kenan Hidra, Marvel Christiano, dan Yafet Karsten. Sukses membukukan 11 poin kala bel akhir berbunyi mengamankan posisi terbaik. Sementara Davy Gunawan, Davin Soedarto, Vincent Ang, dan Vincent Briant hanya mampu membuat enam poin sehingga harus puas di posisi kedua
Permainan kian ketat ditampilkan menjelang malam, ketika kategori usia di bawah 18 tahun bertanding. Tim Single Fighter yang dihuni Michael Axel Arisanto, Ahmad Fauzi Fazariel, Ievaldy Deva, dan Yudan Thara berhadapan dengan Tim Chemistry yang beranggotakan Migli Ore, Bryan Avrillouise, Bryan Hadiwibowo, dan Ariel Teguh. Axel dkk. sukses membendung usaha lawan. Kejar-mengejar angka mewarnai gim yang dimenangkan Single Fighter dengan 10-8.
Matang dan sengit. Dua kata itu menggambarkan bagaimana tensi pertandingan final di kategori usia di atas 19 tahun. Tim Basket BCA Kanwil Malang yang berstatus finalis tahun lalu berhadapan dengan RWT yang dihuni kelompok pebasket dari beberapa kota di Jawa Timur. Babak tambahan waktu (overtime) jadi bukti bagaimana kedua tim bertempur. BCA akhirnya berhasil mengunci kemenangan lewat tembakan satu angka di detik terakhir.
Digawangi Mantan Pebasket NBL Indonesia
Adib Akbar Ruliansyah (dua dari kiri) berfoto dengan tim basket BCA Kanwil Malang.
Kemenangan tim BCA membawa cerita tersendiri. Di babak penyisihan, mereka menghantam tim juara tahun lalu yang dipimpin oleh Christian Yuda. Yuda merupakan ujung tombak Universitas Negeri Malang (UM) di ajang Liga Mahasiswa 2019. Setelah itu, tidak ada lawan yang berhasil menghentikannya.
Tim ini dihuni oleh empat orang yang sudah tidak asing di kancah perbasketan Kota Malang dan Nasional: Adib Akbar Ruliansyah, Mochammad Fitra Repas, Dihan Ardi, dan Yugho Iskandar. Adib adalah adik kandung dari Bima Rizky Ardiansyah. Keduanya sempat membela tim Bimasakti Malang di kancah NBL Indonesia. Adib membela tim kebanggaan Kota Apel itu pada 2012- 2015 sementara Bima memutuskan pindah ke CLS Knights Surabaya pada 2013.
Kemenangan ini terbilang spesial bagi Adib. Sejak pensiun dari perbasketan profesional, ia memutuskan banting setir untuk bekerja di kantor. Ia dan rekan kantor kemudian menginisiasi kegiatan latihan basket rutin yang diadakan setiap minggu. Kini, komunitas basket BCA telah punya anggota dari berbagai kalangan. Bagi pria kelahiran 1993 ini, basket seakan sudah jadi sesuatu yang melekat pada dirinya.
“Ajang ini bisa jadi tempat untuk memperlihatkan betapa besar bakat basket di Malang. Boleh jadi Surabaya merupakan pusatnya di Jawa Timur. Namun, Malang adalah tempat berkumpul bagi mereka yang berada di selatan Jatim. Mereka (tim RWT) juga dihuni pebasket dari Blitar dan Batu. Kami senang bisa memenangkan kompetisi ini,” ujar Adib ditemui pasca seremoni kemenangan.
Oleh karenanya, Ia berharap kompetisi semacam ini diadakan setiap tahun. Meski tidak sebesar dan semegah kompetisi profesional, Adib mendaku menikmati bermain dengan level kompetisi beratmosfer nyaris setara. Setali tiga uang, ia masih membuka peluang untuk kembali bermain di basket profesional. “Sebetulnya masih ada harapan itu. Tapi, kita lihat saja nanti,” tutupnya. (ajb)
Foto: Emka Satya