Reinard Axelius Suharejo bukan pemain utama. Namun, dampaknya kepada tim sangat besar. Ia merupakan pemain cadangan terbaik SMA Regina Pacis Bogor. Sixth man andalan Kepala Pelatih Fajar Maulana itu seringkali menjadi ujung tombak tim di barisan kedua.
Saat menjadi juara Honda DBL West Java Series 2019, Reinard senang sekali. Apalagi mengingat ia bisa juara bersama kakaknya, Nicholas Axel Suharejo. Keduanya berkontribusi besar mengantarkan Regina Pacis ke podium tertinggi di Jawa Barat.
Selepas pertandingan, saya menghampiri Reinard. Kami berbincang-bincang sebentar. Dalam perbincangan itu, saya mendapat sebuah cerita menarik. Reinard ternyata bermain bola basket karena mengikuti jejak Nicholas. Sampai akhirnya mereka bisa juara bersama di Honda DBL tahun ini.
Coba beri pendapat soal pertandingan final dulu! Kamu on fire di pertandingan final.
Walaupun pada awalnya kami ketinggalan, gim berlangsung sangat tegang. Itu kuarter tiga masih ketinggalan. Terus, semua saling support, saling bantu, biar bangkit. Akhirnya di kuarter tiga bangkit dan mulai menyusul. Bisa mempertahankan sampai kuarter empat dan jadi juara.
Kamu seringkali melepas tembakan-tembakan di area perimeter. Memang terbiasa latihan di situ atau apa? Kayaknya sudah jadi kelebihan kalau soal shooting.
Sebenarnya, latihannya sering tripoin. Cuma kalau tripoin sudah tidak bisa lagi, pindah ke perimeter. Kelebihan saya di situ, sih.
Menurutmu, kamu ini punya kekurangan apa ketika main basket?
Kalau kekurangannya, dribble masih acak-acakan. Masih suka main sendiri. Tidak sabar.
Kamu benar adik kandung Nicho? Ada pendapat soal dia?
Benar. Dia ini bagus banget. Bawa bolanya sabar. Kalau detik-detik akhir, dia pasti yang selalu menyabarkan kami. Pelankan tempo sampai waktunya habis. Ibaratnya, dia itu pemimpin kami. Dia yang nge-lead kami.
Tapi, kalau soal shooting kayaknya bagusan kamu.
Hahahaha.
Nah, sekarang sudah juara. Satu tim, satu lapangan bareng seorang kakak seperti apa rasanya?
Senang banget. Apalagi kami main di DBL Bandung. Bukan rumah kami. Kami itu pengunjung. Senang banget.
Kamu sudah kelas berapa sekarang?
Kelas dua SMA. Masih bisa ikut tahun depan.
Oh, ya masih bisa ikut tahun depan. Terus, mau ngapain nanti?
Latihan lebih giat lagi. Supaya bisa kayak gini lagi. Juara dua tahun berturut-turut.
Kamu sendiri sudah main basket sejak kapan? Kakakmu, kan, main basket sejak SD.
Saya main sejak kelas empat. Jadi, dia dulu main basket waktu kelas empat, terus saya mengikuti waktu kelas empat juga. Saya memang mengikuti jejak dia. Awalnya, saya tidak tahu mau masuk ekstrakurikuler apa, akhirnya mengikuti jejak dia saja buat main basket. Soalnya kelihatan menyenangkan main basket tuh.
Apa yang bikin kamu akhirnya serius main basket? Ini sudah bertahun-tahun sejak SD.
Pas masih SD mah belum mengerti, ya. Pas SMP mulai ada turnamen. Pertamanya jelek banget, jarang dimainkan, terus latihan lagi sampai ikut klub. Sampai lebih jago. Kakak saya juga sering menyemangati. Dia suka membantu saya untuk step up lebih jauh lagi.
Ikut BR, ya? Kenapa pada masuk ke BR?
Kalau menurut saya, BR itu klub terbesar di Bogor. Sering juara juga. Pelatih-pelatihnya juga bagus. Kakak saya juga ikut di sana.
Selain DBL pernah ikut kejuaraan apa lagi?
Kalau di KU baru ikut Popwil.
Kota Bogor?
Iya, itu beru pertama kali.
Seperti apa rasanya ikut kejuaraan itu?
Rasanya bangga banget. Seru. Lawannya pemain-pemain terbaik dari kota lain. Seru banget bisa melawan mereka. Bisa bersaing.
Kalau ilmu yang didapat dari DBL apa saja, nih? Ini sudah kedua kali?
Baru sekali. Waktu kelas 10 belum ikut. Kalau selama ini, sih, dapat pelajaran banyak. Salah satunya pantang menyerah. Apalagi tadi skor ketinggalan. Jangan sampai turun semangat. Harus lebih semangat lagi. Jangan down. Harus lebih sabar lihat orang-orang yang open.
Oh ya, ada pendapat tidak soal Coach Fajar? Dia membimbing kalian sampai juara?
Bagus banget. Dia sudah bikin program dari awal supaya bisa juara DBL. Akhirnya terbukti memang bisa jadi juara DBL.
Menyangka tidak jadi juara DBL?
Nah ini, saya tidak menyangka sebenarnya. Kalau kata orang lain, Bandung kuat banget, Bogor tidak ada apa-apanya. Terus, kaget saja kemarin bisa menang. Sekarang juga bisa menang. Tanggung, sudah di final ya harus juara.
Kakakmu tahun depan lulus. Jerrell (Susilo) juga lulus. Kamu mungkin bakal memimpin tim ini. Apa yang perlu dipersiapkan?
Saya akan berusaha menyiapkan semuanya, terutama chemistry. Bangun chemistry lagi sama teman-teman yang sekarang dan baru-baru. Biar kompak seperti tahun ini. Belajar dari kakak saya, Jerrell, dan lain-lain.
Foto: Muh Alif/DBL Indonesia