Pada 16 Agustus 2019, penggemar basket Indonesia dikejutkan dengan munculnya surat pengunduran diri Stapac Jakarta dari IBL. Menurut Manajer Tim Jugianto Kuntardjo, surat itu hanya pengajuan mundur saja belum final. Tetapi akhirnya, Stapac benar-benar pamit dari basket Indonesia hari ini

Munculnya surat pengunduran diri Stapac langsung bahan pembicaraan hangat. Memang saat itu, pihak IBL masih membicarakan tentang poin-poin yang membuat Stapac memutuskan mundur. Termasuk sinkronisasi program liga dengan Timnas Basket Putra Indonesia. Tapi tampaknya tidak ada titik temu antara pihak Stapac dan liga.

Baca juga: Stapac Jakarta Ajukan Surat Pengunduran Diri dari IBL

Mundurnya Stapac Jakarta diperkuat oleh unggahan di beberapa akun instagram, baik itu pemain, pelatih, serta akun instagram resmi @stapac_basketball.

Di akun resminya, diunggah foto Stapac Jakarta ketika menjuarai IBL 2018-2019 lalu. Unggahan tersebut disertai tulisan "Apa yang sobat @stapacmaina ingin tuliskan di kolom komentar?"

Kepala Pelatih Giedrius Zibenas juga mengunggah cerita di akun instagram pribadinya. Ada gambar lapangan berstiker Stapac, dengan tulisan "Sorry We're Closed".

Alasan Stapac mundur dari liga sudah dijelaskan oleh Pemilik Tim Irawan Haryono. Pria yang akrab disapa Kim Hong itu membeberkan beberapa poin penting, termasuk kendala yang dihadapi timnya bila tetap memutuskan ikut liga.

Menurutnya, program pelatnas jangka panjang memang butuh dukungan semua pihak. Sehingga mundur dari liga dan merelakan semua pemain bisa fokus di timnas merupakan pilihan bagi Stapac Jakarta.

Baca juga: Kim Hong: Stapac Mundur Demi Timnas Indonesia (dan Alasan-Alasan Lainnya)

Klub bola basket Aspac berdiri pada tahun 1986. Di pentas kompetisi basket tertinggi di Indonesia, sejak 1987, Aspac memelihara tradisi empat besar. Pada tahun 2017, nama tim berubah menjadi Stapac Jakarta. Ini karena Stadium Jakarta mundur dari liga, dan sebagian pemainnya bergabung dengan Aspac.

Prestasi Stapac di basket Indonesia adalah 13 kali meraih gelar juara. Juara Kobatama pada tahun 1988, 1989, 1993, 1995, 1996, serta tree-peat (2000, 2001, dan 2002), kemudian tiga kali juara IBL (2003, 2005, dan musim 2018-2019), serta juara NBL Indonesia (musim 2012-2013 dan 2013-2014). (tor)

Foto: Hariyanto

Komentar