Pemain Manchester City Raheem Sterling tengah dalam kegalauan. Koran Inggris The Telegraph mengabarkan bahwa ia sedang diproyeksi menjadi duta Air Jordan pertama di ranah sepak bola. Tak tanggung-tanggung, anak perusahaan Nike itu menawarkan mahar sebesar AS$120 juta. Angka itu mengalahkan kontrak yang diberikan kepada Zion Williamson Juli lalu.
Keputusan ini menunjukkan keseriusan Jordan dalam memasuki olahraga terpopuler sejagat itu. Walau begitu, ini bukan kali pertama mereka bekerja sama dengan pihak Lapangan Hijau. Neymar Jr. jadi pesepakbola pertama yang bekerjasama dengan Jordan pada 2016. Dilanjutkan pada 2018 ketika Jordan jadi sponsor seragam untuk tim Paris Saint Germain (PSG). Lewat relasi ini, Jordan merilis beberapa siluet Air Jordan terinspirasi dari tim terkaya se-Prancis itu. Lebih jauh, logo Jumpman23 berkibar di kancah Liga Champions Eropa musim 2018-2019. Sayangnya, PSG gagal merengkuh piala kuping melengkung.
Ada beberapa hal yang menjadikan Jordan kepincut. Sterling merupakan penggawa utama tim Manchester Biru. Ia mengawali musim ini dengan gemilang setelah mencetak hat-trick saat mengandaskan Westham United di minggu pertama Liga Inggris musim 2019-2020. Ia juga merupakan pemain potensial tim nasional Inggris. Di sisi lain, kontraknya dengan Nike Football akan segera berakhir. Momentum ini berusaha dimanfaatkan Jordan dengan baik.
Sterling menjadi duta Nike Football sejak 2012. Kontraknya berakhir di akhir 2019.
Motif kuat lainnya adalah tentang kasus rasialisme. Sejak jadi korban diskriminasi kulit, Sterling aktif dalam kampanye penolakan isu tersebut. Kejadian ini terjadi pada 7 Desember 2018 ketika timnya bertandang ke Stamford Bridge. Kala itu, penonton Chelsea meneriakinya dengan cemoohan rasis ketika ia tengah membawa bola. Atas kejadian itu, empat orang dihukum pelarangan menonton tim milik Roman Abramovich seumur hidup.
Ia kemudian mengkritisi media Inggris yang juga tampil tidak seimbang dalam menyajikan berita antara pemain berkulit putih dan hitam. Dalam unggahannya pada 9 Desember 2018, pemain bernomor punggung tujuh itu memberi contoh dari The Daily Mail saat memberitakan Tosin Adarabioyo dan Phil Foden. Adarabioyo, seorang berkulit hitam, disindir karena membeli rumah seharga 2,5 juta Poundsterling untuk ibunya dan dianggap sebagai suatu pemborosan. Sementara Foden, pemain berkulit putih, dipuji karena berhasil membelikan ibunya rumah seharga 2 Juta Poundsterling. Foden bahkan disebut sebagai pemain bermasa depan cerah atas sikapnya itu.
Baca Juga: Pandangan Michael Jordan tentang Zion Williamson
Di sisi lain, Sterling juga kerap mendapat penyebutan kurang menyenangkan dari media Inggris. The Telegraph sempat menyebutnya rakus setelah meminta peningkatan gaji pada 2015. Padahal, ia baru menerima penghargaan Golden Boy Awards. Di tahun berikutnya, ia disebut sebagai atlet cabul karena membelikan ibunya sebuah bak kamar mandi mewah oleh The Sun. Sementara itu, pesepakbola muda berkulit putih hampir tidak pernah diberitakan demikian.
Unggahan Sterling terkait apa yang ia amati kemudian jadi bahan pembicaraan khalayak ramai. Laman ESPN melalui The Undefeated turut menjadikannya sebagai suatu sikap tegas dari seorang Sterling terhadap pelaku rasisme. Pemain berdarah inggris itu juga mendorong media-media untuk netral dalam memberitakan atlet tanpa memandang warna kulit.
Nike sukses mengkampanyekan penolakan isu antirasialisme saat mengontrak mantan bintang NFL Collin Kaepernick. Ia dikenal karena memprotes pembunuhan pemuda kulit hitam saat lagu kebangsaan Amerika Serikat berkumandang sebelum pertandingan. Kesamaan antara Kaepernick dan Sterling dalam menolak isu rasisme di bidang olahraga bisa saja jadi motif Jordan memilihnya sebagai duta di sepak bola.
Baik Nike selaku sponsor maupun Raheem Sterling masih belum menelurkan pernyataan terkait hal ini. Kendati demikian, apa yang dilakukan Jordan ini terbilang unik. Merek ini tumbuh dan besar dari seorang Michael Jordan yang notabene adalah legenda basket NBA. Di sisi lain, persaingan merek olahraga dunia di ranah sepak bola sudah sangatlah ketat. Jordan harus menyusun strategi mumpuni demi menggeser dominasi kompetitornya sekaliber Nike, adidas, Puma, Mizuno, Asics, Kappa, Joma, hingga Lotto. (ajb)
Foto: Premier League News Room, Chloe Knott-Danehouse/Getty Images