Pada awal 2018 lalu, saya sempat menghubungi Xaverius Prawiro untuk membicarakan tentang kariernya. Kebetulan saat itu ia baru saja keluar dari masa pensiun dan kembali bermain bola basket. Ia rupanya masih ingin berkarier sebagai seorang profesional. Apalagi Pelita Jaya serius menawarkan tempat kepadanya.
Dua tahun berlalu sejak perbincangan kami, Xaverius kembali menarik perhatian massa. Ia mengucapkan salam perpisahan kepada Pelita Jaya pada medio 2019 ini. Saya pun tertarik untuk berbincang dengannya sekali lagi.
Dalam perbincangan itu, saya dan Xaverius membicarakan berbagai hal. Salah satunya tentang salam perpisahan itu. Ia rupanya berpikir untuk pensiun lagi.
Beberapa waktu lalu saya sempat melihat posting-an Ko Ius mengucapkan salam perpisahan dengan PJ. Ke depannya bakal seperti apa? Pensiun atau justru lanjut dengan tim lain?
Sebenarnya posting-an itu saya bikin karena kontrak saya habis dengan PJ. Kontrak saya dulu cuma dua tahun. Kontrak saya habis.
Saya masih memikirkan ini. Saya sampai sekarang masih menimbang. Kayaknya 75 persen saya setop, 25 persen mungkin lanjut. Kurang-lebih saya setop.
Kalau lanjut bakal main sama tim mana? Sudah ada tawaran?
Belum, karena mereka tahunya saya masih di Pelita Jaya. Saya baru posting kalau saya sudah tidak bersama mereka. Belum ada tawaran juga, sih.
Kalau tidak salah dipanggil timnas juga buat showcase. Ikut tidak? Dipanggil, kan?
Oh, tidak. Memang dipanggil, tapi tidak ikut. Saya juga sudah lama tidak latihan. Dari April—kalau tidak salah—sampai sekarang tidak latihan. Saya memilih buat tidak ikut.
Rencananya kalau pensiun mau ngapain?
Yang pasti saya akan fokus ke akademi. Saya fokus mengembangkan potensi anak-anak Indonesia. Saya mau serius dengan akademi ini.
Saya sudah lama ingin membangun generasi muda Indonesia. Generasi all-star dari anak-anak Indonesia. Itu impian kami.
Kami? Dengan Jerry Ranti juga? XJ Masterclass memang dijalankan berdua dengan Jerry, ya?
Iya, kami berdua. Jerry jadi partner saya. Kami punya tujuan yang sama. Kami bepikir selama ini Indonesia punya potensi. Kami ingin anak-anak muda itu jadi generasi dan investasi yang bagus buat Indonesia.
Sebenarnya saya juga dibantu sama beberapa orang. Kami tidak sendirian. Selalu ada yang bantu.
Oh iya, saya sempat lihat ada Radit (Radityo Yunus) juga. Dia sebagai apa?
Iya, Radit (fotografer Pelita Jaya) bantu kami sebagai fotografer. Kebetulan kami memang butuh publikasi, jadi Radit membantu urusan foto.
Socmed (social media) juga?
Tidak, tidak, foto saja. Dia berperan sebagai fotografer.
Itu base-nya di mana?
Base-nya di Jakarta. Sejauh ini masih di Jakarta. Tapi, impian kami itu ingin satu Indonesia. Impian kami ingin bikin untuk seluruh Indonesia. Cuma sementara ini fokus dulu di Jakarta. Di Senayan.
Sudah jalan berapa lama?
Jalan dari 13 Juli.
Perkembangannya seperti apa?
Perkembangannya? Sekarang kami sudah punya 12-13 murid. Hmm, 13 murid. Kami fokus mengembangkan 13 murid ini. Target kami—kalau bisa—punya 100.
Setelah ini PJ akan menjadi tim yang seperti apa tanpa Ko Ius?
Saya, sih, tidak tahu. Sepertinya Pelita Jaya mau pakai pemain muda. Harusnya bisa lebih improve.
Oh ya, saya lihat sekarang PJ memang begitu. Ada pemain muda potensial seperti Kharis Agung, Reggie Mononimbar, Gabriel Risky, dan Govinda Julian. Mereka ini pemain yang seperti apa di mata Ko Ius?
Mereka bagus. Mereka calon pemain bagus. Mereka bakal jadi masa depan Indonesia. Next-nya Indonesia pasti pakai mereka. Cuma mereka kurang jam terbang saja. Mereka kurang pengalaman. Kalau jam terbang mereka sudah bagus, mereka bakal jadi pemain bagus, bakal jadi pemain besar.
PJ juga ganti pelatih. Sekarang mereka dibimbing Ocky Tamtelahitu. Coach Ocky sempat minta Ko Ius stay tidak?
No, no, tidak ada.
Tidak ada pembicaraan apa pun?
Tidak ada. Tidak ada ngobrol apa-apa. Tidak ada pertemuan apa pun. Setelah kontrak saya habis, ya sudah selesai.
Kalau soal timnas ada pendapat?
Timnas akan lebih baik. Mereka juga memanggil pelatih asing. Dia pernah pegang Filipina. Dia termasuk orang yang ikut membangun Filipina. Jadi, saya rasa akan bagus.
Saya bukan memandang remeh pelatih lokal. Tapi, kedatangan pelatih asing ini justru akan membuat pelatih lokal juga bagus. Mereka bisa belajar dari pelatih asing.
Saya rasa, sih, begitu.
Sekarang timnas punya wajah-wajah baru. Apa pendapatnya?
Memang Indonesia sudah seharusnya regenerasi. Apalagi kita punya beberapa agenda besar. World Cup, misalnya.
Kemarin di list showcase juga ada beberapa pemain muda yang bagus. Saya yakin mereka bisa jadi masa depan Indonesia yang bagus. Sudah saatnya mereka muncul. Indonesia tidak bisa selalu mengandalkan yang senior seperti saya.
Selain soal akademi, ada hal lain yang Ko Ius ingin kerjakan selanjutnya?
Sejauh ini kayaknya itu dulu. Saya fokus ke situ dulu. Saya juga perlu waktu untuk bareng-bareng sama keluarga. Dulu saya sempat pensiun, dekat sama keluarga, terus main lagi jadi agak sibuk. Sekarang saya kembali ke keluarga sambil mengembangkan akademi.
Oke, kalau begitu saya cukupkan sampai di sini. Senang bisa ngobrol lagi bareng Ko Ius. Terima kasih sudah mau berbagi cerita dengan Mainbasket.
Oke, terima kasih juga. Sorry kemarin sempat lupa mengabari (untuk wawancara). Terima kasih, ya.
Foto: Hariyanto