Chicago Bulls bukanlah tim yang paling sering diperbincangkan di pasar pemain bebas kali ini. Selain ruang gaji yang tidak cukup besar, tim ini juga sedang tidak terlihat ingin menjadi juara NBA dalam watktu dekat. Namun, bagi saya pribadi, apa yang mereka lakukan sejauh ini di pasar pemain bebas benar-benar menarik bahkan cukup menjanjikan demi mengarungi musim-musim yang akan datang.
Di pasar pemain bebas kali ini, mereka sudah mendapatkan tiga pemain baru. Thaddeus Young menjadi yang pertama, lalu ada Tomas Satoransky dan Luke Kornet yang menyusul. Kecuali Tomas, dua nama lainnya datang sebagai unrestricted free agent. Sementara Tomas sendiri datang dari Washington Wizards melalui proses sign and trade.
Thaddeus Young setuju dengan kontrak tiga tahun senilai AS$41 juta. Menurut saya, perekrutan pemain yang akrab disapa Young ini benar-benar sesuai dengan kebutuhan Bulls. Musim lalu, Bulls tak punya pemain forwarda yang memiliki atletisme apik dan kemampuan bertahan yang juga mumpuni. Lauri Markkanen dan Wendel Carter tak memiliki gaya bermain seperti Young meski secara kemampuan bertahan tidak juga buruk.
Baiknya pertahanan Young terbukti dengan posisi tiga besar yang ia tempati dalam total defleksi bola. Dari 81 gim yang ia mainkan bersama Indiana Pacers musim lalu, Young total mengemas 263 defleksi. Ia hanya kalah dari Paul George dan pemain yang “katanya” tidak bisa bertahan, James Harden. Defleksi bola bisa berakibat tiga hal, bola keluar lapangan, turnover, dan mengulangnnya strategi serangan lawan.
Young yang memiliki atletisme cukup bagus untuk pemain seukurannya dan ketangkasan membawa bola yang apik. Hal itu membuatnya bisa memulai serangan cepat (fastbreak) seusai memaksa lawan melakukan kesalahan dengan defleksi yang ia lakukan. Hal-hal ini benar-benar tidak dimiliki oleh Bulls musim lalu.
Tomas Satoransky dan Bulls sepakat dengan kontrak tiga tahun bernilai AS$30 juta. Serupa dengan Young, Satoransky saya rasa juga sosok yang tepat dan benar-benar dibutuhkan oleh Bulls. Musim lalu, posisi garda utama ditempati oleh Kris Dunn. Lantas pemain seperti apa yang dibutuhkan oleh Bulls di posisi garda utama?
Melihat keberadaan para pencetak angka yang apik seperti Zach LaVine, Otto Porter Jr., dan Markkanen, bahkan nantinya Young, maka mereka butuh pemain yang berkarakteristik seorang fasilitator. Statistik menunjukkan bahwa Satoransky adalah seorang fasilitator yang lebih baik dibandingkan dengan Dunn. Musim lalu, statistik usage rate Satoransky ada di angka 14,1 persen sementara Dunn 20,1 persen. Persentase ini bisa menandakan seberapa banyak Sang Pemain menggunakan penguasaan bola untuk penyerangan yang ia lakukan sendiri.
Selain usage rate, hal lain yang menunjukkan bahwa Satoransky adalah fasilitator yang lebih baik dari Dunn adalah statistik assist to turnover ratio. Statistik ini menunjukkan perbandingan asis yang mereka buat sebelum membuat sebuah turnover. Semakin tinggi angka assist to turnover ratio, semakin cekatan Sang Pemain dalam membagi bola atau sebagai fasilitator. Catatan Satoransky di statistik ini adalah 3,3 sementara Dunn 2,7.
Jika nantinya Bulls dalam posisi genting dan mengharuskan garda utama mereka mencetak angka, Satoransky juga sebenarnya tidak cukup buruk. Ia memiliki eFG% 54 persen dan TS% 59 persen sementara Dunn jauh tertinggal dengan eFG% 46 persen serta TS% 48 persen. Menariknya lagi, Dunn tercatat bermain 30,2 menit per gim sementara Satoransky tiga menit lebih sedikit.
Di titik ini, saya rasa Bulls layak masuk menjadi salah satu tim yang memanfaatkan pasar pemain bebas dengan baik. Mereka mendapatkan dua kepingan yang benar-benar mereka butuhkan dengan harga yang tepat dan jangka waktu yang lama serta yang jelas sesuai dengan ruang gaji mereka.
Untuk Luke Kornet, bagi saya Bulls hanya melakukan tindakan preventif untuk lapangan depan mereka. Pasalnya, pemain seperti Markkanen dan Carter masih sering bermasalah dengan kebugaran mereka. Sementara cadangan yang mereka miliki seperti Cristiano Felicio “area kerjanya” masih sangat terbatas. Kornet memiliki akurasi tripoin di angka 36 persen dan cukup efisien dengan eFG% 50 persen. Sementara Felicio secara eFG% memang lebih tinggi dengan 57 persen yang semuanya dari area kunci.
Meski masih jauh dari kata “kuat” untuk playoff, gerakan transaksi yang dilakukan oleh Bulls ini bagi saya sangat menjanjikan. Tim ini bisa sangat mengejutkan di masa mendatang asal skuat mereka benar-benar dipertahankan dan mengerti bahwa harus menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.
Di luar tiga pemain yang datang dari pasar pemain bebas tersebut, Bulls juga memiliki dua nama dari barisan ruki. Coby White adalah talenta yang menarik dan menunjukkan potensi luar biasa selama Summer League lalu. Serupa dengan Tomas Satoransky, Coby bukan tipikal garda atletis. Ia juga mampu “melihat” lapangan lebih luas dari Kris Dunn dengan umpan-umpannya.
Satu nama ruki lainnya adalah Daniel Gafford yang mereka pilih di putaran kedua NBA Draft 2019. Meski terlewatkan cukup jauh, Daniel juga menunjukkan penampilan yang menjanjikan di Summer League lalu. Sedikit banyak, ia mengingatkan saya dengan Rudy Gobert yang terlihat lebih lincah. Kemampuannya membaca strategi menyerang dan membantu pertahanan cukup apik.
Saya sendiri sangat tidak yakin bahwa Bulls bisa melaju ke playoff di musim 2019-2020. Namun, jika tim ini terus dipertahakan untuk waktu 2-4 musim ke depan, Bulls bisa membentuk dinasti baru. Jika mereka ingin mempercepat dinasti itu sendiri, mereka bisa melakukan pertukaran yang melibatkan salah satu dari bakat muda yang mereka punya.
Foto: NBA