Kamis, 25 Juli 2019 waktu Amerika Serikat, Nike mengumumkan inovasi bantalan (cushion system) terbaru mereka bernama Joyride. Teknologi ini dipasang di sol guna meredam beban lalu mentransformasikanya ke dalam energi dorong. Puma telah berinovasi dengan konsep serupa bernama NRGY Beads pada 2017. Meski demikian, Nike mencoba menjual sesuatu yang berbeda.

FItur Joyride adalah sebuah bantalan udara yang diisi dengan bola-bola mini yang terbuat dari plastik TPE (Thermo Plastic Elastomer). Bahan ini terbuat dari plastik TPU (Thermo Plastic Urethane) dan karet yang dilebur dengan persentase tertentu sehingga menghasilkan bola plastik yang empuk. Kemudian, bola-bola tersebut ditempatkan dalam sebuah kantong terbuat dari bantalan udara yang telah diberi tekanan tertentu. Mudahnya, Joyride adalah bantalan udara Zoom yang sudah diisi bola plastik.

Bentuk bantalan semacam ini sejatinya sudah pernah diperkenalkan Puma pada 2017 silam. Merek berlogo Macan Kumbang itu menamai produknya dengan Jamming dengan teknologi bernama NRGY Beads. Nike sempat menuntut Puma karena dianggap memakai bantalan udara yang sudah terdaftar dalam hak paten Amerika Serikat. Nike boleh saja menelan ludahnya sendiri dengan merilis Joyride yang nyatanya mirip dengan Jamming Meski demikian, melalui rilis pers, Nike menjabarkan inovasi yang mereka kembangkan sehingga produknya berbeda dengan milik kompetitor. Namun, tetap saja, mereka bukanlah yang pertama dalam menyusun bantalan udara berisi bola plastik.

NRGY Beads menerapkan bantalan berisi bola plastik tersebut secara spesifik di bagian tumit. Sisi ini merupakan bagian yang memperoleh tekanan terbesar dari kaki. Sementara menurut Nike, setiap bagian telapak kaki menerima beban tubuh berbeda-beda. Oleh karena itu, Joyride memuat bantalan udara berisi bola plastik dari depan hingga tumit dengan ketebalan berbeda-beda.

Melansir Wired, Will Moroski selaku Manajer Produk Nike menjabarkan bahwa perusahaannya punya cara tersendiri dalam mengembangkan Joyride. Menurutnya, setiap ukuran sepatu mengandung jumlah bola plastik berbeda. “Kami memasang 11.000 bola plastik di sepatu pria ukuran US 9 (EUR 42). Sementara untuk ukuran US 6 (EUR 39), terdapat 9.000 bola plastik. Setengahnya kami tempatkan di bagian tumit karena bagian itulah yang menumpu beban terberat,” katanya.

Nike berharap konsep ini akan semakin memenuhi kebutuhan para pemakainya. Seperti yang diungkapkan Kylee Barton yang menjabat sebagai DIrektur Senior Nike Running. “Joyride adalah produk kami yang dibuat sedekat mungkin dengan apa yang dicari konsumen. Setiap ukuran punya spesifikasi berbeda sesuai dengan kebutuhan. Kami juga akan mencoba mengembangkannya dengan ukuran bola plastik yang berbeda,” tutur Barton. Nike menjadwalkan untuk menjualnya secara global pada 15 Agustus 2019 dengan harga £159.95 atau sekitar Rp 2,8 juta.

Puma selaku pencetus model bantalan semacam ini layak waspada. Bila mereka tidak segera membuat gebrakan baru, maka Nike yang terlambat dua tahun bisa menyalip kepopuleran Jamming. Padahal, Puma Clyde Court Disrupt dan Thunder Spectra yang notabene telah menghiasi lapangan NBA semusim terakhir telah memakai bantalan dengan bentuk demikian. Puma bisa saja yang pertama, namun Nike sukses menemukan celah untuk bikin produk baru dari sana. Tidak menutup kemungkinan bantalan Joyride akan menghiasi lapangan kayu NBA jika Nike mengembangkannya ke sepatu basket. (ajb)

Foto: Nike

Populer

Charles Barkley Tak Setuju Jika Pemain NBA Dikirim ke Olimpiade
Orlando Magic Jadi Salah Satu Tim dengan Kondisi Finansial Terbaik Musim Depan
Puma Speedcat, Sepatu Balap Retro yang Kembali Tenar
Sasha Vezenko Kembali ke Olympiacos Karena Tak Nyaman di NBA
Derek Fisher: NBA Modern Sama dengan WWE
Nike Lakukan Tes Pasar untuk Jordan Poole dengan Nike GT Cut 3 PE
Ekspansi NBA Ditunda Sampai Boston Celtics Terjual
ESPN Incar Shams Charania atau Chris Haynes untuk Ganti Adrian Wojnarowski
Kisah JoJo dan RiRi yang Kandas Karena Bukan Pemain All-Star
Sisi Romantis LeBron James Keluar Saat Ulang Tahun Istrinya